3. Stres

Menurut survei terbaru dari American Psyochological Association, menyebutkan bahwa stres termasuk isu kesehatan yang sering terjadi di kalangan wanita.
Bahkan dalam kasus yang lebih parah, stres dapat berkembang menjadi depresi.
National Center for Health Statistics menuturkan bahwa wanita berisiko dua kali lebih besar untuk mengalami depresi daripada pria.
Alasannya karena kondisi biologis tubuh perempuan yang membuatnya lebih rentan terkena depresi, dituturkan oleh Deboral Serani, PsyD, seorang penulis buku Depression in Later Life.
Faktor perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi setiap bulannya, setelah melahirkan, serta sebelum dan usai menopause yang berperan dalam meningkatkan stres dan depresi pada wanita.
4. Kesehatan reproduksi

Perbedaan anatomi, bentuk, serta organ yang ada dalam reproduksi jadi salah satu alasan mengapa masalah kesehatan wanita sering jadi perbincangan.
Misalnya, tidak sedikit wanita yang mengeluhkan beberapa gejala saat tamu bulanannya datang, darah haid yang lebih sedikit daripada biasanya, hingga jadwal haid yang berubah-ubah.
Mengutip dari laman WHO, masalah reproduksi dan kesehatan seksual mengambil sepertiga tempat dari seluruh isu kesehatan wanita di usia 15-44 tahun. Seks yang tidak aman menempati faktor risiko utama terhadap penyakit menular seksual pada wanita.
Selain itu, kodrat wanita untuk mengandung dan melahirkan juga membuatnya rentan terserang masalah kesehatan. Baik di area reproduksi, atau hingga menyebar ke bagian tubuh lainnya.
5. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun adalah gangguan kesehatan dimana sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya memerangi infeksi, justru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.
Akibatnya, muncul lah berbagai penyakit yang cukup serius. Lupus, multiple sclerosis, rematik, dan psoriasis, merupakan beberapa jenis penyakit autoimun.
Menurut American Autoimmune Related Disease Association, kurang lebih 75 persen penyakit autoimun menyerang kaum hawa.
Belum dapat dipastikan apa yang memicu terjadinya penyakit autoimun, tapi faktor genetik, hormon, serta pengaruh lingkungan dipercaya sebagai penyebab utamanya.
Atas dasar inilah, Diane Helentjaris, MD, seorang dokter keluarga di Amerika Serikat sekaligus pernah menjabat sebagai pemimpin American Medical Women’s Association, menyarankan setiap wanita untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
Tujuannya untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan secepatnya bila ternyata berisiko mengalami kondisi serius.