backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Hati-hati, Ini Bahaya yang Bisa Timbul Akibat Kista Ovarium

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Hati-hati, Ini Bahaya yang Bisa Timbul Akibat Kista Ovarium

    Kista ovarium merupakan salah satu penyakit terkait reproduksi wanita yang umum terjadi, terutama yang masih mengalami menstruasi. Kista sebenarnya bukan masalah serius karena dapat hilang dengan sendirinya. Namun, kista bisa berkembang menjadi kondisi yang serius bila tidak segera mendapat penanganan. Lantas, apa saja risiko, komplikasi, atau bahaya dari kista ovarium yang bisa timbul? 

    Apa saja bahaya yang bisa timbul dari kista ovarium?

    operasi kista ovarium

    Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang terbentuk pada ovarium Anda.

    Selama siklus menstruasi normal, biasanya kista ini muncul dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa Anda ketahui karena tidak menimbulkan gejala.

    Namun, pada beberapa kasus, kista ovarium bisa tumbuh dan membesar.

    Bila sudah begini, berbagai masalah kesehatan serius bisa terjadi, meski tak secara langsung mengancam nyawa penderitanya. 

    Lantas, apa saja masalah kesehatan yang mungkin muncul dari kista ovarium? Berikut penjelasan mengenai bahaya dari kista ovarium yang perlu Anda waspadai.

    1. Torsi ovarium

    Kista ovarium yang membesar bisa menyebabkan ovarium bergeser dari posisinya, atau terpelintir (memutar) satu kali atau lebih. Kondisi inilah yang disebut dengan torsi ovarium.

    Torsi ovarium memang merupakan komplikasi yang jarang terjadi.

    Namun, bila sudah terjadi, gejala kista ovarium bisa muncul, seperti nyeri panggul parah secara tiba-tiba dan terkadang disertai dengan mual dan muntah.

    Tak hanya itu, torsi ovarium dapat menurunkan atau bahkan menghentikan aliran darah ke ovarium.

    Pada kondisi ini, operasi kista ovarium seringkali dokter rekomendasikan untuk mengangkat kista dan mengembalikan posisi ovarium agar aliran darah ke ovarium kembali lancar.

    2. Kista pecah

    Kista ovarium bisa lebih bahaya jika sudah membesar dan kemudian pecah. Pada beberapa kasus, pecahnya kista ovarium mungkin tidak menimbulkan gejala apapun.

    Namun, sebagian besar penderitanya merasakan sakit yang tiba-tiba dan tajam di perut atau punggung bagian bawah serta perut yang terasa kembung.

    Selain itu, kista yang pecah juga bisa menyebabkan perdarahan internal hingga keluarnya bercak darah dari vagina yang bukan haid.

    Adapun semakin besar kista ovarium, kemungkinan pecahnya semakin tinggi.

    Biasanya, pecahnya kista ovarium ini juga dipengaruhi oleh aktivitas berat yang memengaruhi panggul, seperti hubungan seksual melalui vagina.

    Tak hanya itu, melansir laman Cedars Sinai, kondisi tersebut juga bisa menimbulkan tekanan darah rendah.

    Biasanya, ini terjadi jika Anda mengalami perdarahan yang parah akibat pecahnya kista ovarium.

    Bila sudah begini, kista ovarium sudah memasuki kategori bahaya dan perlu mendapat penanganan darurat.

    Dalam beberapa kasus, prosedur pembedahan pun mungkin dokter rekomendasikan.

    3. Kista ovarium terinfeksi

    Bagi penderita penyakit radang panggul, sebaiknya waspada terhadap bahaya dari kista ovarium ini.

    Melansir laman Johns Hopkins Medicine, kista ovarium dapat berkembang sebagai respon terhadap infeksi panggul (kista ovarium terinfeksi).

    Jika kista yang terinfeksi ini pecah, hal tersebut dapat memicu sepsis, yaitu respons imun terhadap bakteri berbahaya yang dapat mengancam nyawa.

    Adapun penderita penyakit radang panggul lebih mungkin mengembangkan kista ovarium yang terinfeksi ini.

    Selain tiga bahaya di atas, pada beberapa kasus, kista yang tumbuh di ovarium bisa bersifat kanker (ganas).

    Biasanya, kondisi ini umum dokter temukan pada wanita setelah menopause.

    Selain itu, kista yang tumbuh akibat endometriosis atau sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga berisiko mengembangkan kanker.

    Sebab, kedua kondisi tersebut merupakan faktor risiko terhadap kanker ovarium dan kanker rahim.

    Bagaimana mencegah bahaya dari kista ovarium?

    tes bernstein

    Sebagian besar kista ovarium memang tidak menimbulkan gejala apapun sehingga penderitanya seringkali tidak menyadari jika memiliki kondisi ini.

    Biasanya, penyakit ini dokter temukan saat melakukan pemeriksaan rutin atau ketika gejala sudah muncul.

    Jika begini, bagaimana Anda bisa mencegah bahaya dari kista ovarium? Risiko atau komplikasi dari kista ovarium bisa Anda cegah bila menemukan kista ovarium lebih dini.

    Adapun ini bisa Anda lakukan dengan melakukan pemeriksaan panggul secara rutin ke dokter kandungan meski tidak sedang hamil.

    Selain itu, Anda pun perlu mewaspadai perubahan yang terjadi dalam siklus menstruasi Anda, termasuk gejala haid tidak biasa yang terjadi dalam beberapa siklus.

    Jika kista ditemukan, tanyakan pada dokter mengenai perlu atau tidaknya melakukan perawatan.

    Bila kista berukuran kecil, dokter mungkin hanya akan melakukan pemeriksaan rutin dengan USG untuk memantau apakah kista menghilang atau justru membesar.

    Jika dirasa membutuhkan perawatan, pemberian pil KB mungkin sudah cukup untuk mengatasi kista ini.

    Pil KB dapat mencegah ovulasi sehingga bisa mengurangi pembentukan kista baru yang berulang.

    Namun, pada beberapa kasus, operasi kista ovarium mungkin perlu dokter lakukan untuk mencegah bahaya dari komplikasi.

    Biasanya, operasi akan dokter sarankan jika kista besar atau menimbulkan gejala.

    Selain itu, waspadai pula gejala yang menunjukkan bahwa kista ovarium sudah berbahaya.

    Jika Anda mengalami gejala seperti di bawah ini, Anda harus memeriksakan diri Anda ke dokter segera.

    • Nyeri pada perut atau panggul secara tiba-tiba.
    • Demam (yang mungkin menjadi tanda infeksi).
    • Mual dan muntah (tanda dari torsi ovarium).
    • Pusing dan merasa ingin pingsan.
    • Perdarahan vagina parah yang bukan haid.

    Jika sudah pecah atau mengalami komplikasi lainnya, Anda mungkin membutuhkan perawatan.

    Adapun perawatan yang dokter pilih tergantung pada kondisi masing-masing pasien.

    Dokter mungkin hanya akan memantau kondisi Anda dengan waspada, memberi obat-obatan, atau menyarankan pembedahan.

    Konsultasikan dengan dokter untuk jenis perawatan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan