backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Mengulas Seputar Ooforektomi, Prosedur Operasi Pengangkatan Indung Telur (Ovarium) Wanita

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2020

    Mengulas Seputar Ooforektomi, Prosedur Operasi Pengangkatan Indung Telur (Ovarium) Wanita

    Selain operasi angkat rahim (histerektomi), pernahkah Anda mendengar mengenai operasi pengangkatan indung telur (ooforektomi)? Ooforektomi adalah sebuah prosedur operasi yang bertujuan untuk mencegah atau bahkan mengobati kondisi medis tertentu. Supaya tidak salah kaprah, mari simak informasi lengkap seputar ooforektomi.

    Ooforektomi, prosedur angkat ovum wanita

    histerektomi angkat rahim

    Indung telur atau yang lebih akrab dikenal sebagai ovarium, merupakan organ kewanitaan yang terdiri dua buah, kanan dan kiri. Kedua ovarium wanita terletak di sisi kanan dan kiri rongga panggul yang bersinggungan dengan rahim bagian atas.

    Normalnya, ovarium bertugas untuk menghasilkan sel telur (ovum), serta hormon seks wanita (estrogen dan progesteron). Sayangnya, beberapa masalah medis pada organ penting yang satu ini kadang mau tidak mau membuatnya harus diangkat melalui prosedur operasi.

    Ooforektomi adalah prosedur operasi yang bertujuan untuk mengangkat ovarium, entah hanya satu atau keduanya. Jika pengangkatan indung telur hanya satu, disebut sebagai ooforektomi unilateral. Sementara kalau keduanya diangkat, maka disebut sebagai ooforektomi bilateral.

    Ooforektomi juga kadang dikenal sebagai operasi ovariektomi. Tujuan utama operasi ooforektomi adalah untuk mencegah maupun mengobati kondisi medis tertentu, seperti endometriosis dan kanker ovarium. Terkadang, operasi pengangkatan indung telur bisa dilakukan sendri.

    Artinya, operasi hanya bertujuan untuk mengangkat indung telur yang bermasalah saja. Namun dalam beberapa kasus, ooforektomi bisa menjadi bagian dari histerektomi (operasi angkat rahim) dengan melibatkan beberapa organ atau jaringan di sekitarnya.

    Siapa saja yang butuh operasi ooforektomi?

    setelah operasi angkat rahim

    Ooforektomi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Prosedur operasi pengangkatan indung telur ini hanya dianjurkan dokter bagi beberapa orang sebagai jalan keluar untuk mengobati kondisi medis tertentu.

    Beberapa kondisi yang membutuhkan operasi ooforektomi adalah sebagai berikut:

    • Abses tubo ovarium, adanya kantung berisi nanah pada tuba fallopi dan ovarium
    • Kanker ovarium
    • Endometriosis
    • Tumor atau kista ovarium jinak yang tidak menyebabkan kanker
    • Torsi ovarium (ovarium terpelintir)
    • Menurunkan risiko kehamilan ektopik (di luar kandungan)

    Di samping itu, ooforektomi juga bermanfaat untuk menurunkan risiko kanker ovarium dan payudara pada wanita yang berisiko tinggi. Dalam hal ini, operasi pengangkatan indung telur nantinya dapat mengurangi produksi hormon estrogen yang diduga memicu pertumbuhan kanker tersebut.

    Perlu diperhatikan, ooforektomi yang ditujukan untuk menurunkan risiko kanker ovarium umumnya dilakukan bersamaan dengan pengangkatan tuba fallopi terdekat (salpingectomy). Jika digabung seperti ini, jenis operasi pengangkatan indung telur ini bernama salpingo ooforektomi.

    Bukan hanya itu. Ooforektomi adalah salah satu pengobatan yang bisa dilakukan pada wanita dengan gen BRCA 1 dan BRCA 2. Pasalnya, kedua gen tersebut dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker tertentu di dalam tubuh.

    Prosedur pengangkatan indung telur yang bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit tertentu di kemudian hari adalah ooforektomi elektif atau profilaksis.

    Adakah risiko yang mungkin terjadi dari ooforektomi?

    cara mengatasi cemas dan takut sebelum operasi

    Ooforektomi sebenarnya adalah prosedur operasi yang relatif aman. Akan tetapi, setiap prosedur medis tidak luput dari risiko dan komplikasi di baliknya. Itu sebabnya, selalu diskusikan sebelum melakukan prosedur medis apa pun, termasuk ooforektomi, dengan dokter Anda.

    Risiko ooforektomi biasanya meliputi:

    • Infeksi
    • Perdarahan
    • Masalah pada organ di sekitar ovarium
    • Tumor pecah, sehingga berisiko menyebarkan sel-sel yang berpotensi mengakibatkan kanker
    • Kesulitan untuk hamil, khususnya bila kedua ovarium diangkat

    Selain itu, jika saat melakukan operasi ooforektomi ini Anda belum mengalami menopause, kemungkinan terjadinya menopause biasanya menjadi lebih cepat. Ini karena ketika satu atau kedua ovarium di angkat, otomatis akan terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh.

    Jika Anda mengalami keluhan setelah menjalani operasi pengangkatan indung telur, jangan tunda untuk segera mengonsultasikannya pada dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan