Meski hot flashes bisa dialami oleh pria, kondisi ini menjadi salah satu tanda umum menopause pada wanita. Hot flashes atau hot flushes adalah perasaan panas pada tubuh. Walau umumnya bisa sembuh sendiri, tetapi sebenarnya ada cara mengatasi hot flashes yang bisa Anda lakukan, mulai dari metode rumahan sederhana hingga pengobatan medis.
Ketahui selengkapnya cara mengatasi hot flashes di bawah ini.
Cara mengatasi hot flashes pada menopause di rumah
Hot flashes kerap datang tiba-tiba pada wanita yang sedang menopause. Saat hot flashes muncul, Anda akan merasakan kulit menjadi hangat, berkeringat, dan jari-jari kesemutan.
Penyebab hot flashes sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan perubahan hormon reproduksi wanita yang sedang menopause.
Untuk mengatasi hot flashes, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan. Berikut di antaranya.
1. Hindari pemicu hot flashes
Cara utama mengatasi hot flashes yakni dengan menghindari pemicunya. Hot flashes dapat datang secara tiba-tiba dan mungkin Anda tidak menyadari pemicunya.
Namun, sebagian orang mungkin telah mengetahui beberapa pemicunya, seperti makanan, minuman, suasana hati, atau peristiwa tertentu.
Batasi konsumsi kopi dan teh juga bisa Anda lakukan bila itu termasuk pemicu hot flashes Anda.
Untuk itu, mulai sekarang cobalah untuk catat kapan hot flashes terjadi dan apa pemicunya. Dengan begitu, Anda mulai bisa melihat polanya dan mencari tahu cara mengatasinya.
2. Makan makanan yang tinggi fitoestrogen
Selama perimenopause dan menopause, kadar estrogen akan mulai turun. Hal inilah yang dapat memicu hot flashes.
Untuk mengatasinya, Anda bisa makan makanan mengandung fitoestrogen atau zat yang meniru hormon estrogen.
Diperkirakan bahwa dengan meningkatkan konsumsi makanan ini, Anda dapat ‘mengganti’ sebagian estrogen yang menurun, sehingga bisa mengurangi gejala.
Beberapa makanan tinggi fitoestrogen meliputi brokoli, kubis, wijen, dan kacang edamame. Sebagai makanan tinggi fitoestrogen, kedelai pun dapat meringankan gejala menopause ini.
3. Rutin berolahraga
Olahraga saat menopause secara teratur diyakini dapat mengurangi gejala kepanasan ini.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang rutin berolahraga cenderung mengalami hot flashes yang lebih ringan dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik selama periode ini.
Tidak perlu yang berat. Olahraga, seperti berjalan kaki, berenang, menari, dan bersepeda merupakan pilihan yang tepat untuk Anda.
4. Melakukan akupunktur
Akupunktur telah terbukti dapat menjadi pilihan cara mengatasi hot flashes pada menopause.
Banyak orang melakukan akupunktur untuk mengatasi masalah kesehatan lainnya, seperti sakit punggung, nyeri osteoarthritis, dan sakit kepala.
Menurut sebuah studi terbaru, sekitar 11% wanita melaporkan bahwa akupunktur ampuh dalam meredakan hot flashes.
Meskipun tidak semua merasakan hasil yang sama, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba cara ini.
5. Meditasi
Meditasi merupakan latihan atau terapi yang mengandalkan keseimbangan pikiran dan tubuh.
Beberapa wanita yang telah menopause mengaku terbantu dengan melakukan meditasi dalam mengatasi hot flashes.
Caranya, bernapaslah secara perlahan, tarik napas dalam-dalam, dan keluarkan (6—8 kali tarikan per menit).
Cobalah untuk melakukan hal ini selama 15 menit setiap pagi dan sore hari atau setiap Anda mulai merasakan hot flashes.
6. Jaga suhu ruangan
Penurunan suhu ruangan dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas hot flashes, terutama pada malam hari (night sweats).
Sebaiknya, jaga suhu kamar Anda pada malam hari, jangan sampai membuat Anda semakin kepanasan.
Sesuaikan pakaian Anda, sebaiknya pakai pakaian yang terbuat dari bahan katun.
7. Mengompres dengan es
Anda juga bisa mencoba cara mengatasi hot flashes dengan menggunakan kompres es.
Caranya, letakkan kompres es tersebut di kepala Anda saat berkeringat pada malam hari.
Hal ini mungkin bisa membantu meredakan serangan panas pada tubuh. Jika tidak, cobalah usap wajah Anda dengan air dingin atau mandi air hangat.
8. Mengonsumsi suplemen black cohosh
Suplemen herbal yang diracik dari dedaunan tanaman, kulit kayu, buah, bunga, dan akar-akaran telah digunakan oleh sebagian wanita yang sedang menopause untuk meredakan hot flashes.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa mengonsumsi black cohosh saat menopause membantu mengurangi hot flashes serta memperbaiki mood dan pola tidur bagi wanita pada masa ini.
Meskipun demikian, bukti ilmiah tentang efektivitasnya bervariasi. Sebaiknya konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan karena ada risiko efek samping, seperti masalah hati.
9. Obat nonresep
Anda mungkin bisa mengonsumsi suplemen vitamin B kompleks atau suplemen vitamin E untuk mengatasi gejala ini.
Beberapa wanita juga melaporkan pengurangan frekuensi hot flashes dengan penggunaan vitamin E. Namun, dosis harus diperhatikan untuk menghindari efek samping.
Selain itu, obat nonresep seperti ibuprofen bisa Anda konsumsi sebagai cara mengatasi hot flashes pada menopause. Hal ini mungkin dapat membantu Anda.
10. Obat resep
Berbeda dengan obat nonresep, obat resep harus dengan persetujuan dokter. Untuk itu, sebelum mengonsumsi obat ini, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter Anda.
Jangan sampai obat tersebut mengganggu penggunaan obat Anda yang lain atau malah bisa menyebabkan kondisi Anda memburuk.
Beberapa obat yang bisa mengurangi hot flashes, di antaranya sebagai berikut.
- Obat depresi dosis rendah, seperti fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), atau venlafaxine (Effexor).
- Obat tekanan darah clonidine.
- Gabapentin untuk nyeri saraf.
- Brisdelle.
- Duavee.
11. Terapi penggantian hormon
Bila diperlukan, hormone replacement therapy atau HRT bisa digunakan untuk mengobati hot flashes dalam waktu yang singkat, yaitu kurang dari 5 tahun.
Terapi hormon untuk menopause ini dapat mencegah hot flashes pada wanita. Selain itu, HRT dapat meringankan gejala menopause lainnya, seperti vagina kering dan gangguan suasana hati (mood swing).
Bagi beberapa wanita menopause yang mengalami hot flashes hingga memengaruhi kualitas hidupnya, terapi ini mungkin sangat membantu.
Suplemen estrogen dapat menggantikan estrogen yang hilang, sehingga mengurangi keparahan hot flashes dan keringat pada malam hari.
Kesimpulan
[embed-health-tool-ovulation]