Wanita yang telah menopause berisiko lebih tinggi menderita penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, multiple sclerosis, dan psoriasis meningkat pasca menopause.
Penjelasan tersebut menurut sebuah studi dalam jurnal Frontiers in Endocrinology.
Hal ini diduga karena wanita mengalami beberapa kali perubahan pada sistem endokrin, yaitu saat pubertas, hamil dan menyusui, lalu menopause.
3. Nyeri sendi

Menurut The Menopause Charity, sendi yang kaku dan pegal akan terjadi seiring dengan penuaan, tapi keluhan ini cenderung dialami oleh wanita setelah menopause.
Inflamasi yang disebabkan oleh perubahan hormon bisa menjadi penyebabnya.
Estrogen memiliki efek anti-inflamasi sehingga ketika tubuh kekurangan estrogen, ada respons inflamasi yang lebih besar.
Hubungan antara estrogen dan inflamasi telah dinyatakan dalam studi sehingga terapi penggantian hormon akan dapat meringankan nyeri sendi.
Jadi, wajar jika Anda kerap mengeluhkan nyeri sendi setelah menopause karena termasuk salah satu penyakit yang bisa timbul.
4. Hepatitis C
Melansir dari World Journal of Gastroenterology, wanita yang lebih rentan terjangkit hepatitis C persisten (yang berlangsung selama 6 bulan atau lebih) merupakan wanita pasca menopause.
Para ahli menduga bahwa estrogen dapat melindungi tubuh dari kerusakan hati yang dapat menyebabkan masuknya virus kronis.
Oleh sebab itu, wanita yang kehilangan estrogen akan kehilangan perlindungan tersebut sehingga virus dapat melakukan lebih banyak kerusakan pada tubuh.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar