5. Infeksi saluran kemih (ISK)
Estrogen memainkan peran yang cukup besar pada sistem kandung kemih.
Fungsi hormon tersebut adalah mempertahankan elastisitas jaringan dan memperkuat sel-sel dinding kandung kemih untuk mencegah bakteri keluar.
Jadi, ketika hormon estrogen berkurang, Anda mungkin dapat mengalami gejala kencing tertentu, termasuk risiko yang lebih tinggi dari ISK.
6. Penyakit jantung dan pembuluh darah
Ketika kadar estrogen menurun, risiko mengidap penyakit jantung akan semakin meningkat. Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada wanita maupun pria.
Ini juga termasuk satu dari beragam penyakit yang mungkin timbul setelah seorang wanita menopause.
Jadi, penting untuk mendapatkan latihan rutin, makan makanan yang sehat, dan menjaga berat badan normal.
7. Atrofi vagina
Tanpa hormon estrogen di dalam tubuh, Anda dapat mengalami penipisan, pengeringan, dan radang pada dinding vagina, atau disebut sebagai atrofi vagina.
Ya, atrofi vagina merupakan penyakit yang juga mungkin timbul setelah menopause.
Gejala yang terjadi termasuk vagina terasa panas, gatal, seks terasa menyakitkan, dan buang air kecil terasa menyakitkan.
8. Inkontinensia urine

Seiring dengan bertambahnya usia, otot-otot tubuh Anda tidak lagi sekuat ketika Anda masih muda. Salah satu otot yang melemah adalah di bagian vagina dan kandung kemih.
Ketika jaringan vagina dan uretra kehilangan elastisitas, Anda mungkin sering mengalami dorongan kuat untuk buang air kecil secara tiba-tiba.
Hal itu biasanya diikuti dengan keluarnya urine tanpa kendali (inkontinensia urine) dan keluarnya urine saat batuk, tertawa, maupun mengangkat sesuatu (stres inkontonensia).
9. Pelvic organ prolapse
Masih terkait dengan penurunan kemampuan otot pemicu penyakit yang timbul setelah menopause pada wanita.
Pelvic organ prolapse dapat muncul akibat otot dan ligamen yang menyokong organ-organ di sekitar panggul melemah.
Kondisi ini mengakibatkan organ-organ mencuat keluar dari posisi rahim dan membuat rahim, kandung kemih, serta dubur menurun dari posisi awalnya.
10. Penyakit gusi
Karena kadar estrogen menurun pascamenopause, wanita cenderung kehilangan kepadatan tulang, termasuk pada gigi.
Hal ini berisiko tinggi menimbulkan penyakit gusi yang parah, bahkan menyebabkan gigi Anda copot jika tidak diobati.
Menurut penelitian, kadar estrogen yang lebih rendah dapat menyebabkan perubahan inflamasi pada tubuh yang dapat menyebabkan radang gusi, suatu keadaan awal penyakit gusi.
11. Mata kering
Tidak hanya hormon estrogen yang menjadi penyebab utama dari penyakit yang timbul setelah menopause, tetapi penurunan hormon testosteron juga demikian.
Meski sering kali disebut sebagai hormon pria, wanita juga memiliki hormon ini walaupun dalam jumlah sedikit.
Hormon testoteron berperan dalam mengatur kelenjar meibom yang berfungsi untuk menghasilkan cairan di mata dan mencegahnya kering.
Penurunan hormon testosteron dapat membuat mata Anda menjadi lebih sering kering.
12. Gangguan mental
Pada sebagian wanita, gangguan mental menjadi satu dari beberapa penyakit yang timbul setelah menopause.
Perubahan hormon dapat menyebabkan gangguan mental, seperti perubahan suasana hati, gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan demensia.
Salah satu sebabnya bisa karena fungsi otak wanita mengalami perubahan setelah menopause.
Gangguan mental tersebut dapat dipicu oleh stres yang sedang dialami, seperti merasa sedih karena masa subur yang telah berakhir maupun perubahan gairah seksual.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar