Anda mungkin berpikir bahwa hot flashes hanya akan dialami oleh wanita yang memasuki masa menopause. Namun, tahukah Anda bahwa pria juga bisa merasakan hal yang sama? Lantas, apa penyebab hot flashes pada pria? Yuk, cari tahu melalui ulasan berikut ini!
Apa itu hot flashes?
Hot flashes adalah timbulnya sensasi panas dan gerah yang berasal dari dalam tubuh. Sensasi ini biasanya dirasakan di wajah, leher, dan dada.
Panas akibat hot flashes berasal dari dalam tubuh. Ini berbeda dengan sensasi yang dirasakan saat Anda kegerahan atau kepanasan setelah beraktivitas di bawah terik matahari.
Kondisi ini biasa terjadi pada wanita menopause, tetapi beberapa pria juga bisa mengalaminya.
Hot flashes pada wanita berhubungan dengan penurunan hormon estrogen, sedangkan kondisi yang terjadi pada pria terkait dengan gangguan hormon testosteron atau kondisi medis tertentu.
Ciri-ciri hot flashes pada pria
Ciri utama hot flashes adalah sensasi panas atau kegerahan yang muncul bukan karena faktor cuaca panas dan setelah bergerak terlalu aktif.
Beberapa tanda dan gejala lain dari hot flashes pada pria adalah sebagai berikut.
- Sensasi panas mendadak, terutama di wajah, leher, dan dada.
- Keringat berlebihan yang bisa terjadi bahkan di ruangan bersuhu dingin.
- Kulit memerah, terutama di area wajah dan leher.
- Detak jantung meningkat dan dada terasa berdebar (palpitasi).
- Rasa dingin dan menggigil setelah berkeringat yang membuat tubuh tidak nyaman.
- Gangguan tidur, terutama saat sensasi panas muncul pada malam hari.
Penyebab hot flashes pada pria
Hot flashes pada wanita disebabkan oleh perubahan hormon setelah memasuki usia lanjut. Lain halnya dengan penyebab hot flashes pada pria yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Berikut ini adalah beberapa penyebab utama dari sensasi panas atau gerah yang pria alami.
1. Andropause
Salah satu penyebab utama hot flashes pada pria adalah andropause. Menopause pada pria ini biasanya terjadi pada usia 40–55 tahun.
Anda mungkin menganggap bahwa hot flashes sebagai keringatan biasa. Ini tidak salah karena kondisi ini memang ditandai dengan banyak berkeringat, terlebih pada malam hari.
Keringatan yang wajar bisa segera hilang setelah Anda mendinginkan tubuh dengan kipas atau AC. Namun, keringatan yang menjadi gejala hot flashes tidak mudah hilang.
Kondisi tersebut juga bisa disertai dengan insomnia, penurunan berat badan, hingga kebotakan. Semua kondisi ini merupakan ciri-ciri andropause pada pria.
2. Pengobatan kanker prostat
Hot flashes pada pria juga bisa disebabkan oleh efek samping pengobatan kanker prostat yang disebut terapi deprivasi androgen atau androgen deprivation therapy (ADT).
Terapi ini bekerja dengan menghambat produksi testosteron yang memicu pertumbuhan sel-sel kanker dalam prostat.
Meski cukup ampuh memblokir sel-sel kanker, hot flashes adalah salah satu efek samping yang harus Anda hadapi setelah menjalani perawatan ini.
Penelitian dalam Asian Journal of Andrology (2012) menyebutkan bahwa lebih dari 80% pasien kanker prostat yang menjalani ADT mengalami efek samping hot flashes.