backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

6 Jenis Hormon Reproduksi Wanita dan Fungsinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

6 Jenis Hormon Reproduksi Wanita dan Fungsinya

Hormon memegang peran penting dalam setiap fungsi tubuh, termasuk sistem reproduksi wanita. Peran hormon dalam proses reproduksi wanita meliputi menstruasi, hubungan intim, ovulasi, kehamilan, melahirkan, hingga menyusui.

Untuk mengontrol fungsi-fungsi tersebut, setiap wanita memiliki beberapa jenis hormon. Setiap jenis hormon ini mempunyai fungsinya masing-masing.

Apa itu hormon reproduksi wanita?

hormon testosteron pada wanita

Hormon reproduksi pada wanita atau perempuan merupakan bahan kimia yang berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon reproduksi ini diproduksi oleh kelenjar adrenal dan gonad.

Pada wanita, gonad berarti ovarium yang juga berperan dalam membuat sel telur. Ovarium mulai memproduksi hormon reproduksi sejak awal masa pubertas atau remaja.

Saat awal pubertas, kelenjar pituitari (hipofisis) di bagian otak mulai membuat hormon yang merangsang ovarium untuk menghasilkan hormon reproduksi.

Menjelang akhir pubertas, anak perempuan akan melepaskan sel telur sebagai bagian dari periode bulanan atau disebut dengan siklus menstruasi. Pada masa ini, seorang gadis berkembang menjadi wanita dewasa secara seksual.

Selain pada menstruasi, hormon reproduksi wanita juga berperan dalam fungsi tubuh wanita lainnya, termasuk perkembangan seksual, hasrat seksual, kehamilan, melahirkan, hingga menyusui.

Apa saja jenis dan fungsi hormon reproduksi pada wanita?

gejala wanita ke dokter

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, wanita memiliki beberapa hormon yang berperan dalam sistem reproduksinya.

Berikut adalah berbagai jenis hormon terkait reproduksi pada wanita dengan fungsi yang berbeda-beda.

1. Estrogen

Estrogen adalah satu dari dua hormon utama pada wanita yang diproduksi di ovarium. Namun, kelenjar adrenal dan sel-sel lemak pun memproduksi hormon ini meski dalam jumlah kecil.

Pada masa kehamilan, plasenta juga memproduksi hormon ini untuk membantu menjaga kesehatan ibu hamil.

Hormon estrogen berperan penting dalam membentuk fisik seorang gadis pada masa pubertas, seperti pertumbuhan payudara, serta memulai dan mengontrol siklus menstruasi.

Selain itu, hormon reproduksi ini punya sejumlah fungsi penting pada wanita dalam melancarkan proses persalinan, membantu menjaga kadar kolesterol, serta memelihara kesehatan tulang, otak, jantung, kulit, dan jaringan lainnya.

Kadar estrogen berubah-ubah sepanjang bulan. Tingkat estrogen yang rendah biasanya terjadi pada wanita menopause, tetapi kondisi medis lainnya juga bisa menimbulkan kondisi ini.

Sementara kelebihan kadar estrogen biasanya terjadi karena ada masalah pada menstruasi, kelebihan berat badan, atau kondisi medis lainnya.

2. Progesteron

Progesteron adalah jenis hormon utama wanita lainnya. Sama seperti estrogen, progesteron diproduksi oleh kelenjar adrenal dan ovarium, tepatnya di korpus luteum.

Saat hamil, plasenta juga memproduksi hormon ini. Hormon progesteron berperan dalam siklus menstruasi dan proses pembuahan.

Pada pembuahan, hormon ini membantu mempersiapkan endometrium (dinding rahim) untuk menerima dan mengembangkan sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.

Ketika kehamilan terjadi, progesteron juga bekerja untuk menjaga kehamilan serta mendorong kelenjar penghasil susu untuk memproduksi ASI.

Hormone Health Network menyebutkan bahwa wanita yang memiliki kadar progesteron rendah akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau sulit untuk hamil.

Adapun wanita dengan kadar progesteron rendah dan berhasil hamil berisiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran prematur.

3. Luteinizing hormone (LH)

Luteinizing hormone (LH) adalah hormon yang diproduksi dan dilepaskan oleh kelenjar hipofisis.

Hormon ini berperan dalam mengontrol fungsi gonad yang meliputi ovarium pada wanita atau testis pada pria.

Pada wanita, hormon LH membantu mengontrol siklus menstruasi. Hormon ini juga berperan dalam ovulasi, yaitu memicu pelepasan sel telur dari ovarium.

Jika terjadi pembuahan, hormon LH akan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan progesteron guna mempertahankan kehamilan.

Seseorang yang memiliki kadar hormon LH berlebih umumnya terkait dengan kondisi infertilitas.

Pada wanita, kadar LH yang terlalu tinggi sering terkait dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Namun, kondisi genetik tertentu, seperti sindrom Turner atau sindrom Klinefelter, juga bisa menyebabkan kadar LH yang tinggi.

Artikel terkait

4. Follicle-stimulating hormone (FSH)

Hormon yang berperan dalam sistem reproduksi wanita lainnya adalah follicle-stimulating hormone (FSH). Hormon LH dan FSH sama-sama diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.

Mirip dengan LH, fungsi hormon FSH pada wanita adalah membantu mengontrol siklus menstruasi dan berperan dalam proses ovulasi.

Hormon ini merangsang perkembangan folikel ovarium yang matang dan mengontrol produksi sel telur pada wanita.

Kadar hormon FSH berubah sepanjang siklus menstruasi. Tingkat tertinggi dari hormon ini terjadi tepat sebelum ovulasi atau ketika sel telur dilepaskan.

5. Testosteron

Testosteron mungkin identik dengan hormon pada pria. Namun nyatanya, ovarium dan kelenjar adrenal wanita pun memproduksi hormon testosteron meski dalam jumlah kecil.

Seperti yang dimiliki pria,hormon testosteron pada wanita pun memiliki fungsi penting dalam reproduksi wanita.

Fungsi ini terkait mengontrol naik dan turunnya hasrat seksual serta menjaga ovarium agar berfungsi sebagaimana mestinya.

Tak hanya itu, testosteron juga memainkan peran penting pada kesehatan tulang wanita.

6. Oksitosin

Jenis hormon pada wanita lainnya adalah oksitosin. Hormon ini diproduksi oleh bagian otak hipotalamus dan kelenjar hipofisis.

Pada wanita, hormon oksitosin berperan penting dalam proses persalinan. Hormon ini merangsang otot-otot rahim untuk berkontraksi sebagai tanda mulainya persalinan.

Setelah bayi lahir, oksitosin berperan dalam proses laktasi. Pada proses laktasi, hormon oksitosin berperan dalam memproduksi ASI dan mengalirkan ASI ke payudara.

Saat bayi mengisap payudara ibu, hormon oksitosin menyebabkan ASI keluar sehingga bayi dapat menyusu dengan mudah.

Begitu bayi berhenti menyusu, produksi hormon oksitosin berhenti dan kemudian dilepas kembali pada waktu menyusu berikutnya.

Kesimpulan

  • Seperti namanya, hormon reproduksi adalah bahan kimia yang berperan penting dalam sistem reproduksi.
  • Pada wanita atau perempuan, hormon reproduksi berperan dalam siklus menstruasi, perkembangan seksual, hasrat seksual, kehamilan, melahirkan, hingga menyusui.
  • Hormon reproduksi pada wanita terdiri dari estrogen, progesteron, luteinizing hormone (LH), follicle-stimulating hormone (FSH), testosteron, dan oksitosin.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan