backup og meta

Bahaya High Heels pada Kaki Berdasarkan Tinggi Hak Sepatu

Bahaya High Heels pada Kaki Berdasarkan Tinggi Hak Sepatu

High heels merupakan salah satu jenis sepatu yang banyak dipilih wanita karena dapat menunjang penampilan. Sayangnya, penggunaan high heels tinggi yang terlalu lama bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda.

Lantas, bagaimana kondisi tubuh wanita saat memakai high heels dan apa yang seharusnya dilakukan?

Kondisi tubuh saat menggunakan high heels tinggi

Saat Anda menggunakan sepatu high heels, beban tubuh akan bertumpu ke bagian depan. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan kaki Anda, tetapi juga bagian tubuh lainnya.

Ini merupakan perubahan yang terjadi pada tubuh saat Anda memakai sepatu hak tinggi.

  • Tubuh terdorong ke depan sampai membuat gaya berjalan Anda berubah.
  • Pinggang terdorong ke depan sehingga pinggul dan tulang belakang tidak sejajar. Jika dibiarkan, lengkung tubuh Anda bisa berubah.
  • Mengurangi kemampuan kaki untuk menahan guncangan, sebab lutut dan sendi pinggul lebih kendur. Jika dibiarkan, ini bisa menyebabkan radang sendi.
  • Tekanan tubuh hanya bertumpu pada mata kaki dan jari kaki, berbeda dengan sepatu flat yang menyebarkan beban tubuh secara menyeluruh ke telapak kaki.

Bahaya high heels berdasarkan tinggi hak sepatu

bunion, benjolan di kaki akibat keseringan pakai high heels

Melansir dari laman Sutter Health, secara garis besar penggunaan sepatu high heels akan membuat otot betis dan tendon Anda memendek sampai menjadi kaku.

Otot yang kaku tersebut tidak hanya membuat kaki Anda sakit. Lutut, pinggul, dan punggung Anda mungkin juga akan terasa nyeri.

Namun, beda tinggi sepatu high heels akan memberikan efek samping yang berbeda.

Berikut ini merupakan perbedaan bahaya sepatu high heels berdasarkan ketinggian haknya.

1. Flat (<3 cm)

Sepatu bersol rata (flat shoes) cenderung lebih nyaman dipakai, terlihat stylish, dan umumnya terasa ringan saat digunakan.

Namun, sepatu jenis ini tidak memberikan efek lengkungan yang lebih pada telapak kaki. Alhasil, Anda perlu lebih sering membenarkan posisi kaki supaya sepatu tidak mudah lepas.

2. Sedang (4–5 cm)

Sepatu high heels dengan tinggi 4–5 cm memberikan efek kaki terlihat lebih panjang, membentuk otot betis, dan masih cukup mudah digunakan saat berjalan.

Akan tetapi, sepatu jenis ini kurang cocok dikenakan untuk pesta karena tidak terlalu memberikan kesan glamor. Selain itu, penggunanya bisa mengalami mata ikan dan sakit punggung.

3. Tinggi (5–10 cm)

Sepatu high heels dengan tinggi 5–10 cm ampuh untuk membentuk otot betis, membuat kaki terlihat lebih panjang, serta membuat tubuh terlihat lebih ramping.

Sayangnya, saat terlalu lama dipakai, sepatu ini membuat kaki terasa sakit sampai kesusahan untuk berjalan. Penggunaan jangka panjang juga bisa menyebabkan bunion atau tonjolan pada tulang jari.

4. Sangat tinggi (>10 cm)

Selain memberikan efek serupa dengan penggunaan high heels 5–10 cm, sepatu ini terkadang juga membuat bokong terlihat lebih menonjol.

Kekurangannya, sepatu high heels dengan tinggi lebih dari 10 cm memberikan tekanan pada kaki sebanyak tujuh kali lipat berat badan.

Selain mengakibatkan berbagai penyakit kaki dan punggung, sepatu ini juga akan membuat Anda sulit berjalan.

Tahukah Anda?

Satu dari sepuluh wanita menggunakan sepatu hak tinggi setidaknya 3 hari dalam seminggu. Adapun sepertiga dari mereka melaporkan pernah terjatuh saat menggunakan sepatu tersebut. Angka ini menunjukkan bahwa sepatu hak tinggi merupakan salah satu faktor terbesar yang menyebabkan masalah pada kaki wanita. Bahkan sepertiga dari jumlah wanita tersebut mengalami masalah permanen yang berkepanjangan.

Tips mengurangi efek buruk penggunaan sepatu high heels yang tinggi

Dengan efek samping yang ada, bukan berarti Anda harus berhenti menggunakan sepatu hak tinggi sama sekali. Hanya saja, Anda harus lebih berhati-hati dalam memilih sepatu berhak tinggi.

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan beberapa tips berikut agar lebih nyaman saat memakai high heels.

1. Pilih sepatu dengan tinggi hak maksimal 3 cm

Seperti yang dijelaskan di atas, jenis sepatu dengan tinggi hak kurang dari 3 cm tidak membahayakan tubuh Anda.

Selain itu, pilihlah sepatu dengan dasar hak yang luas dan sol yang empuk. Hak yang luas akan membuat beban tubuh tersalurkan lebih merata pada telapak kaki.

Sepatu jenis stiletto atau sepatu yang haknya lebih dari 7 cm bisa memperpendek otot pada tungkai bawah dan membuat Anda kesakitan nantinya.

2. Pastikan ukuran sepatu sudah tepat

Pastikan ukuran sepatu Anda sudah tepat supaya kaki Anda tidak merosot ke depan. Pasalnya, ini akan memberikan tekanan yang lebih pada jari-jari kaki.

Jika tidak ada ukuran sepatu yang sesuai, lebih baik memilih sepatu yang sedikit kebesaran dibanding terlalu kecil.

Pilihlah sepatu dengan bagian depan yang luas supaya jari-jari kaki Anda dapat digerakkan. 

3. Gunakan sepatu pada waktu yang tepat

Pakailah sepatu hak tinggi ketika Anda tidak terlalu banyak berjalan atau berdiri. Selain itu, hindari pula pemakaian sepatu hak tinggi selama seharian penuh.

Usahakan untuk menyediakan sepatu ganti. Dengan begitu, Anda bisa berganti alas kaki saat kaki mulai terasa pegal atau sakit karena high heels.

4. Rendam kaki dengan air garam

Merendam kaki usai menggunakan sepatu high heels yang tinggi dapat meregangkan otot-otot kaki Anda yang kaku.

Rendam kaki Anda dengan air hangat yang sudah dicampur garam selama kurang lebih 10–20 menit.

5. Lakukan peregangan

Anda dapat mengurangi bahaya penggunaan high heels dengan melakukan peregangan kaki di rumah.

Berikut merupakan cara melakukan peregangan pada kaki yang dapat Anda coba.

  • Letakkan kedua tangan ke dinding untuk menumpu beban.
  • Angkat kaki kanan ke belakang, lalu tekan tumit kaki kiri ke lantai. Anda mungkin perlu sedikit berlutut.
  • Pertahankan posisi tersebut selama 12 menit.
  • Begitu selesai, lakukan hal serupa dengan kaki Anda yang satunya.

Lakukan cara tersebut setidaknya dua kali sehari, tepatnya sebelum dan sesudah memakai sepatu hak tinggi.

Jika Anda memiliki masalah kesehatan yang cukup mengganggu akibat penggunaan high heels, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

The real harm in high heels. (2021, January 22). American Osteopathic Association. Retrieved 13 February 2024, from https://www.osteopathic.org/osteopathic-health/about-your-health/health-conditions-library/womens-health/Pages/high-heels.aspx.

The impact of wearing high heels. (2021, September 7). Sutter Health | Doctors and Hospitals | Northern California. Retrieved 13 February 2024, from https://www.sutterhealth.org/ask-an-expert/answers/the-impact-of-wearing-high-heels.

Park, K., Kim, Y., Chung, Y., & Hwang, S. (2016). Effects of the height of shoe heels on muscle activation of cervical and lumbar spine in healthy women. Journal of Physical Therapy Science28(3), 956-959. Retrieved 13 February 2024, from https://doi.org/10.1589/jpts.28.956.

Are high heels bad for your health? (2019, November 8). Hackensack Meridian Health. Retrieved 13 February 2024, from https://www.hackensackmeridianhealth.org/en/HealthU/2019/11/08/are-high-heels-bad-for-your-health#.Y5a3hnZBxPY.

What Happen to Your Body When Use High Heels. (n.d). Retrieved 13 February 2024, from http://www.womenshealthmag.com/health/high-heels diakses pada 27 Juli 2018

The Real Harm in High Heels. (n.d). Retrieved 13 February 2024, from http://www.osteopathic.org/osteopathic-health/about-your-health/health-conditions-library/womens-health/Pages/high-heels.aspx

Versi Terbaru

26/06/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

5 Langkah Mencuci Sepatu agar Kebersihannya Selalu Terjaga

Tips Mengatasi Plus Cegah Kaki Lecet karena Sepatu Baru


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 26/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan