backup og meta

Anak Sering Kencing, Mungkinkah Tanda Kandung Kemih Overaktif?

Anak Sering Kencing, Mungkinkah Tanda Kandung Kemih Overaktif?

Ngompol rasanya lumrah dialami oleh setiap anak sampai usia tertentu. Biasanya, masalah ini tidak berlangsung lama karena kebiasaan anak yang sering kencing akan berhenti dengan sendirinya, setidaknya sampai anak memasuki usia sekolah.

Namun, jangan anggap remeh jika kebiasaan tersebut tidak berkurang atau sampai mengganggu kegiatan sehari-hari. Ada kemungkinan memiliki penyakit pada kandung kemih si anak. Apa saja tanda, penyebab, dan cara mengatasinya?

Bisakah kandung kemih overaktif terjadi pada anak?

latihan menggunakan toilet

Overactive bladder alias kandung kemih overaktif adalah kondisi ketika fungsi kandung kemih yang seharusnya menyimpan urine justru mengalami masalah. Kandung kemih overaktif bisa dialami oleh siapa saja pada usia berapa pun, termasuk anak-anak.

Seseorang yang mengalami kandung kemih overaktif biasanya kesulitan mengontrol keinginan buang air kecil. Alhasil, anak akan sering buang air kecil atau mengeluarkan urine secara tiba-tiba (inkontinensia urine).

Penting diketahui bahwa kandung kemih overaktif berbeda dengan kebiasaan ngompol yang sering dialami anak-anak. Pasalnya, kebiasaan ngompol biasanya dialami oleh anak-anak yang usianya masih cukup kecil.

Seiring perkembangannya, anak dapat merasakan dan mengatur sendiri kapan harus buang air kecil. Ngompol juga lebih sering terjadi di malam hari dalam waktu tidur yang lebih panjang, meskipun ada pula anak yang mengalaminya pada siang hari.

Hal tersebut jelas tidak sama dengan kandung kemih overaktif yang bisa terjadi pada anak. Apabila masalahnya adalah kandung kemih overaktif, anak akan sering kencing pada siang, sore, maupun malam hari karena kesulitan mengontrolnya.

Si kecil juga akan merasakan dorongan yang cukup kuat untuk buang air kecil secara tiba-tiba. Bahkan, mereka mungkin saja mendadak ingin buang air kecil walaupun kandung kemihnya belum penuh oleh urine.

Apa penyebab anak sering kencing?

Ada berbagai penyebab sering buang air kecil pada anak-anak. Setiap anak mungkin mengalami kondisi yang berbeda, tapi berikut adalah penyebab yang paling umum.

  • Mengalami alergi. Makanan penyebab alergi bisa menyebabkan kandung kemih terlalu aktif.
  • Mengalami kegelisahan yang berlebih. Situasi yang membuat anak takut, cemas, dan gelisah, dapat memicu kerja kandung kemih secara berlebihan.
  • Banyak mengonsumsi kafein. Kafein dari teh, kopi, dan soda dapat memicu peningkatan cairan tubuh sehingga anak sering ingin buang air kecil.
  • Kelainan struktur kandung kemih. Adanya kelainan pada struktur kandung kemih bisa membuat fungsinya terlalu aktif.

Ada pula beberapa kondisi lain yang kurang umum, tapi tidak boleh diabaikan karena turut serta membuat anak sering kencing. Berikut di antaranya.

  • Kerusakan saraf kandung kemih yang membuat anak mengalami kesulitan dalam mengenali keinginan untuk buang air kecil.
  • Tidak mengosongkan seluruh kandung kemih saat buang air kecil.
  • Mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea.

Pada sejumlah kasus, Kandung kemih overaktif pada anak juga bisa disebabkan oleh kurangnya produksi hormon antidiuretik (ADH). Padahal, hormon antidiuretik penting untuk memperlambat produksi urine, terutama di malam hari.

Jika tubuh tidak menghasilkan hormon ADH dalam jumlah normal, produksi urine akan terus mengalami peningkatan. Akibatnya, kandung kemih anak menjadi lebih cepat penuh dan mereka kesulitan menahan rasa ingin buang air kecil.

Apa saja gejala yang dialami anak ketika sering kencing?

anak masih ngompol

Gejala kandung kemih overaktif pada anak agak sulit dikenali karena mungkin terlihat mirip dengan ngompol. Akan tetapi, Anda dapat mengenali ciri utamanya, yakni anak sering kencing.

Selain itu, berikut gejala lain yang perlu dikenali orangtua:

  • Sering buang air kecil, tapi urine yang keluar sedikit (anuria) atau bahkan tidak keluar sama sekali.
  • Sering mengompol di siang hari pada anak yang berusia di atas 3 tahun, serta malam hari pada anak usia di atas 4 tahun.
  • Cukup sering mengalami infeksi saluran kemih.
  • Frekuensi buang air kecil meningkat.
  • Tidur terganggu dan tidak nyenyak.

Cara mengatasi sering buang air kecil pada anak

toilet training anak perempuan

Pertama-tama, dokter akan memberikan penanganan non-medis berupa latihan kontrol kandung kemih. Di sini, anak belajar mengatur jadwal buang air kecil agar lebih teratur dan berjarak, misalnya setiap 2 jam sekali dan terus ditambahkan seiring waktu.

Selain latihan kandung kemih, ada pengobatan lainnya yang disebut double voiding. Akan akan berlatih buang air kecil sebanyak dua atau tiga kali setiap ke kamar mandi guna memastikan kandung kemihnya benar-benar sudah kosong.

Pelatihan biofeedback juga dapat diterapkan sebagai terapi untuk mengatasi kandung kemih overaktif pada anak. Dengan bantuan seorang terapis, anak akan dibantu belajar bagaimana caranya memusatkan perhatian pada otot-otot kandung kemih.

Selanjutnya, anak juga berlatih mengendurkan kandung kemih ketika buang air kecil. Jika masih tetap sering kencing, dokter mungkin akan memberikan perawatan berupa obat-obatan serta melatih anak memperkuat otot kandung kemihnya.

Obat-obatan untuk mengatasi kandung kemih overaktif pada anak biasanya ditujukan untuk mengurangi frekuensi buang air kecil. Selama menjalani berbagai perawatan di atas, orangtua juga perlu menerapkan hal-hal berikut kepada anak.

  • Menghindari makanan dan minuman berkafein agar kerja kandung kemih tidak terlalu aktif.
  • Menghindari terlalu banyak minum sebelum tidur.
  • Membiasakan anak buang air kecil sesuai jadwal, misalnya setiap 2 jam sekali.
  • Membiasakan anak untuk menerapkan kebiasaan buang air kecil sehat, seperti mengendurkan otot kandung kemih sepenuhnya dan kencing hingga tuntas.

Tidak hanya orang dewasa, anak pun bisa memiliki kandung kemih overaktif. Kondisi ini memang merepotkan bagi anak maupun orangtua, tapi ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya.

Sebagai orangtua, peran Anda adalah memantau kebiasaan buang air kecil si buah hati, termasuk frekuensinya dan apakah ia buang air kecil hingga tuntas. Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi bila terdapat hal yang belum Anda pahami.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

6 Signs Your Child May Have Bladder Dysfunction. (2016). Retrieved 1 September 2020, from https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/700childrens/2016/06/6-signs-your-child-may-have-bladder-dysfunction

Bladder Care For Children. (2020). Retrieved 1 September 2020, from https://www.bladderandbowel.org/bladder/bladder-resources/bladder-care-for-children/

Bladder Control in Children. (2020). Retrieved 1 September 2020, from https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/bladder-control-in-children

Ramsay, S., & Bolduc, S. (2017). Overactive bladder in children. Canadian Urological Association Journal, 11(1-2S), 74. doi: 10.5489/cuaj.4337

Versi Terbaru

26/11/2020

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Mengenal Sistem Urinaria pada Manusia

Cara Hidup Sehat dengan Satu Ginjal


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 26/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan