Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Anuria adalah sebuah kondisi ketika tubuh tidak dapat mengeluarkan urine. Artinya, organ yang memproduksi urine, yaitu ginjal, berhenti berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi akibat adanya gangguan pada ginjal.
Ginjal berfungsi mengeluarkan limbah dan cairan berlebih dari tubuh dalam bentuk urine. Organ berbentuk kacang ini juga membantu mengatur tekanan darah, keseimbangan garam, elektrolit, dan asam-basa dalam tubuh.
Normalnya, setiap orang mengeluarkan urine sekitar 800-2000 mililiter per hari. Pada kasus anuria, angka tersebut berkurang hingga menjadi 0-100 mililiter per hari akibat penumpukan zat beracun.
Sebelum mengalami kondisi ini, Anda biasanya akan melewati kondisi yang disebut oliguria. Oliguria adalah kondisi ketika jumlah urine berkurang, tetapi tidak separah anuria. Sementara itu, anuria merupakan pertanda gangguan akut atau kronis pada ginjal.
Anuria dapat terjadi pada siapa saja. Namun, dibandingkan dengan oliguria, kondisi ini lebih jarang terjadi. Pasalnya, tahapan pertama kondisi ini adalah oliguria dan ketika tidak ditangani dengan tepat, anuria pun terjadi.
Pada dasarnya, tidak bisa buang air kecil alias anuria adalah gejala itu sendiri. Oleh sebab itu, gejala lainnya akan mengikuti apa penyebab kondisi ini pada tubuh.
Berikut ini beberapa tanda dan gejala penyakit ginjal yang mungkin terjadi pada penderita anuria.
Jika Anda mengalami beberapa gejala yang disebutkan dan disertai dengan kondisi ini, segera periksakan diri ke dokter. Hal ini bertujuan agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat untuk mengurangi risiko dan komplikasi.
Penyebab anuria adalah masalah yang berkaitan dengan organ ginjal. Anuria juga dapat disebabkan oleh masalah pada jantung. Namun, tidak begitu banyak pasien yang melaporkan kasus ini.
Fungsi ginjal yang menurun bisa diakibatkan oleh berbagai hal yang kemudian menimbulkan anuria atau tidak dapat kencing. Berikut ini beberapa penyebab anuria yang perlu Anda waspadai:
Tekanan darah yang turun secara tiba-tiba mungkin terjadi akibat beberapa hal, seperti:
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan cedera ginjal akut dan anuria yang membuat Anda kesulitan buang air kecil.
Kadar glukosa (gula darah) yang terlalu tinggi pada penyandang diabetes dapat menyebabkan diabetes ketoasidosis. Kondisi ini juga dapat merusak pembuluh darah yang berada di ginjal yang berisiko terhadap gagal ginjal akut.
Batu ginjal dapat menimbulkan penyumbatan di ginjal atau ureter (saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih). Kondisi ini membuat urine akhirnya tidak bisa keluar (anuria).
Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, ginjal rusak dan Anda tidak bisa kencing.
Adanya tumor dapat menghambat fungsi ginjal dan menyumbat saluran kemih, sehingga terjadilah penyakit anuria.
Jika ginjal berhenti berfungsi (gagal ginjal), darah tidak akan tersaring dengan baik dan tidak menghasilkan urine.
Apabila anuria tidak segera diobati, Anda mungkin berisiko mengalami komplikasi yang dapat membahayakan jiwa. Anuria yang tidak ditangani dapat menyebabkan cedera ginjal akut dan kondisi yang paling parah adalah kerusakan ginjal permanen.
Pengobatan kondisi ini sebenarnya bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika sudah kerusakan ginjal sudah mencapai tahap akhir, Anda akan dianjurkan untuk menjalani dialisis dan transplantasi ginjal.
Dialisis dilakukan untuk mengeluarkan cairan yang sudah tidak dibutuhkan tubuh dan mengatur cairan yang seharusnya dilakukan oleh ginjal. Sementara itu, cara lain untuk mengobati susah kencing (anuria) di antaranya:
Cairan intravena biasanya diberikan pada penderita anuria yang disebabkan oleh dehidrasi parah dan hipotensi.
Ureteric stent adalah alat pengganti saluran ureter, yaitu saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Alat ini berbentuk tabung kecil atau pipa yang menghubungkan ginjal langsung ke kandung kemih.
Cara ini biasanya diberikan pada orang yang tidak bisa kencing akibat adanya obstruksi ureter.
Bagi penderita kondisi ini yang disebabkan oleh batu ginjal mungkin akan dianjurkan untuk menjalani pengobatan batu ginjal. Hal ini dilakukan untuk memecah batu ginjal hingga menjadi pecahan kecil agar tidak menyumbat saluran kemih.
Cara ini biasanya juga dilakukan oleh orang yang memiliki tumor dan mengalami kesulitan saat buang air kecil.
Jika Anda punya hipertensi atau diabetes, penting untuk tetap mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter. Menerapkan gaya hidup sehat termasuk diet, olahraga, dan manajemen stres yang baik juga sangat penting.
Dengan membaiknya kondisi hipertensi dan diabetes, anuria dapat teratasi dan kondisi berkemih menjadi kembali normal.
Transplantasi ginjal adalah upaya terakhir jika pengobatan anuria berdasarkan penyebabnya tidak berhasil. Metode ini biasanya dilakukan oleh pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir.
Anuria adalah kondisi yang harus ditangani secara medis. Karenanya, Anda perlu mendapatkan diagnosis yang tepat dari dokter. Mendiagnosis anuria dan penyebab utamanya dimulai dengan menanyakan riwayat medis pasien secara menyeluruh
Setelah itu, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan beberapa pemeriksaan ginjal, yakni:
Selain menjalani pengobatan dari dokter, penderita anuria juga perlu mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Hal ini dilakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan.
Berikut ini pola hidup yang mungkin perlu dilakukan oleh pasien dengan kondisi ini yang hampir serupa dengan pantangan makanan sakit ginjal.
Anuria adalah kondisi yang berkaitan dengan sejumlah masalah pada ginjal. Oleh sebab itu, Anda tidak dapat mendiagnosis diri sendiri.
Intinya, semakin cepat penyebab anuria terdeteksi, Anda mungkin dapat menghindari risiko komplikasi. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, tanyakan kepada dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat bagi Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar