Pernah mendengar mengenai toxoplasmosis atau biasa disebut dengan tokso? Ini adalah penyakit yang terjadi karena infeksi parasit Toxoplasma gondii (T. gondii). Penyakit ini umumnya ringan dan seringkali tak menimbulkan gejala. Namun, jika infeksi toxoplasma terjadi pada ibu hamil, ini bisa membahayakan kehamilan dan janin dalam kandungannya. Lantas, bagaimana jika ibu hamil terkena toksoplasma?
Bagaimana ibu hamil bisa terinfeksi toksoplasma?
Sama seperti orang pada umumnya, ibu hamil bisa terinfeksi parasit toksoplasma melalui berbagai cara.
Salah satu yang paling berperan dalam penyebaran parasit ini adalah kucing.
Kucing dapat terinfeksi parasit tokso dari tikus, burung, atau hewan kecil lain yang dimakannya.
Jika kucing terinfeksi, kotorannya akan mengandung jutaan parasit toksoplasma sekitar tiga minggu setelah terinfeksi.
Nah, biasanya, ibu terkena toksoplasmosis jika tak sengaja menyentuh mulut setelah berkebun saat hamil tanpa sarung tangan atau membersihkan kotoran kucing peliharaannya.
Oleh karena itu, memelihara hewan saat hamil bisa berisiko menimbulkan penyakit infeksi ini jika ibu tidak berhati-hati.
Meski demikian, kotoran kucing bukanlah satu-satunya penyebab penyakit tokso selama kehamilan.
Parasit toksoplasma juga bisa ditemukan di makanan, yang kemudian menularkan pada ibu hamil jika ia menyentuh atau mengonsumsinya.
Makanan ini termasuk beberapa yang juga bisa menjadi penyebab toxoplasma pada ibu hamil:
- daging mentah atau setengah matang,
- telur mentah,
- daging yang diawetkan,
- susu yang tidak dipasteurisasi, atau
- buah-buahan dan sayuran yang belum dicuci.
Bagaimana mengetahui jika ibu hamil terinfeksi toksoplasma?
Tanpa pemeriksaan medis, ibu hamil mungkin tidak akan tahu jika telah terinfeksi parasit tokso.
Sebab, toxoplasma seringkali tidak menimbulkan gejala apapun, tak terkecuali pada ibu hamil.
Meski demikian, gejala mungkin saja muncul pada ibu hamil yang terkena toxoplasma. Gejala ini bisa berupa:
- pembengkakan kelenjar getah bening,
- nyeri otot,
- kelelahan,
- sakit kepala,
- demam tinggi,
- sakit tenggorokan,
- atau ruam.
Terkadang, dokter mencurigai adanya toksoplasmosis ketika ditemukan kelainan janin saat USG kandungan rutin.
Meski demikian, sebagian besar janin yang terinfeksi parasit tokso tetap tampak normal.
Namun, bila Anda berpikir bahwa Anda berisiko terhadap toksoplasmosis atau khawatir telah terinfeksi toksoplasma saat hamil, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikannya.
Dokter Anda mungkin akan merekomendasikan tes darah untuk memeriksa kemungkinan adanya antibodi toksoplasma di tubuh Anda.
Bila positif, Anda mungkin pernah terinfeksi parasit ini sebelum kehamilan atau baru saja terkena penyakit infeksi ini saat hamil.
Untuk memastikannya, Anda mungkin perlu menjalani beberapa kali tes darah.
Jika Anda positif terinfeksi saat hamil, pemeriksaan amniosentesis mungkin saja perlu Anda lakukan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tahu apakah bayi Anda juga terinfeksi parasit ini.
Bahaya infeksi toxoplasma pada ibu hamil
Toksoplasmosis atau toxoplasma pada ibu hamil bisa membahayakan janin dalam kandungan.
Sebab, infeksi parasit ini bisa menular dari ibu ke bayi dalam kandungan selama kehamilan.
Namun, bagaimana penularan penyakit Toxoplasma gondii dari ibu kepada bayinya?
Ibu yang positif terkena toksoplasma tepat sebelum hamil atau saat kehamilan bisa menularkan ke bayinya melalui plasenta.
Adapun hal ini dapat memengaruhi perkembangan janin Anda selama dalam kandungan.
Tak hanya itu, infeksi toksoplasma selama kehamilan juga meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir mati (stillbirth), atau masalah lainnya.
Bayi yang terinfeksi tokso selama dalam kandungan pun lebih mungkin mengalami masalah pada otak, mata, jantung, ginjal, darah, hati, atau limpa setelah lahir.
Masalah-masalah yang dialami bayi bisa berupa:
- infeksi mata,
- pembesaran hati dan limpa,
- penyakit kuning, dan
- pneumonia.
Jika tak segera mendapat pengobatan, bayi baru lahir dengan toksoplasmosis lebih mungkin mengalami masalah lain pada masa perkembangannya nanti, seperti:
- gangguan pendengaran,
- kejang,
- cerebral palsy,
- masalah penglihatan, seperti kebutaan, hingga
- retardasi mental.
Meski demikian, risiko dan tingkat keparahan dari masalah-masalah di atas tergantung dari kapan ibu hamil terinfeksi toxoplasma.
Pregnancy Birth & Baby menyebutkan bahwa bayi yang terinfeksi pada akhir masa kehamilan cenderung tidak mengalami masalah kesehatan yang serius.
Namun, pada masa ini, risiko janin Anda tertular lebih besar.
Sebaliknya, risiko penularan dari ibu ke janin lebih kecil jika infeksi terjadi pada trimester pertama kehamilan.
Namun, jika tertular, masalah kesehatan yang bisa timbul pada bayi bisa lebih serius dan besar.
Apa saja pengobatan toxoplasmosis saat hamil?
Menemukan infeksi toksoplasma sejak dini pada ibu hamil dapat menurunkan risiko janin ikut tertular.
Sebab, begitu ditemukan, dokter akan memberikan obat antibiotik untuk ibu hamil yang dapat membantu mencegah janin terinfeksi.
Meski demikian, pemberian obat antibiotik ini tidak selalu berhasil.
Bayi yang lahir dengan toksoplasmosis seringkali tetap mengalami masalah kesehatan jangka panjang, meski telah mendapat pengobatan sejak dalam kandungan dan segera setelah lahir.
Ini karena antibiotik yang dokter berikan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang telah terjadi, meski tingkat keparahannya mungkin berkurang.