Pernahkah berpikir memasang tato di alat kelamin Anda? Jika iya, Anda perlu mengetahui risikonya dahulu, terutama jika Anda baru pertama kali bikin tato. Berikut ini beberapa risiko yang bisa timbul dari memasang tato di area kelamin.
Apa itu tato kelamin?
Tato kelamin adalah jenis tato yang dibuat di area genital atau sekitar alat kelamin.
Proses pembuatan tato ini sebenarnya sama seperti membuat tato pada bagian tubuh lainnya.
Seorang ahli tato akan menggunakan mesin khusus untuk menyuntikkan tinta ke lapisan kulit di area organ intim.
Mesin tersebut menusukkan jarum yang sangat kecil untuk menggambar pola atau desain tato yang diinginkan.
Karena dilakukan di area yang sensitif, proses pembuatan tato ini tentunya memerlukan keahlian khusus dari ahli tato yang berpengalaman.
Perawatan setelah tato pun juga perlu diperhatikan untuk menghindari efek samping tato.
Berbagai risiko pakai tato di alat kelamin
Ada banyak alasan mengapa seseorang memutuskan untuk membuat tato di kemaluan, mulai dari bentuk ekspresi diri, estetika tubuh, atau sekadar keinginan pribadi.
Memasang tato di area kelamin umumnya aman jika dilakukan oleh seniman tato profesional dan menggunakan alat yang steril.
Namun sebelumnya, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu berbagai bahaya memasang tato di area kelamin berikut ini.
1. Lebih sakit dari tato di bagian tubuh yang lain
Pembuatan tato bisa berlangsung selama berjam-jam tergantung pada besar dan tingkat kesulitan tato yang Anda inginkan.
Tato kelamin mungkin dibuat di area bundel saraf di klitoris dan penis yang berfungsi untuk mengalirkan darah dan membantu reproduksi.
Akibatnya, kemungkinan sakit yang Anda rasakan akan lebih parah daripada memasang tato di bagian tubuh yang lain.
2. Infeksi
Peralatan dan jarum tato yang tidak steril dapat menyebabkan penyakit menular, seperti HIV, hepatitis, dan infeksi kulit akibat Staphylococcus aureus.
Sebenarnya, proses tato, di bagian tubuh mana pun, yang melibatkan jarum menusuk kulit dan menyuntikkan tinta ke dalam tubuh memang berisiko infeksi.
Namun, risiko infeksi pada kelamin lebih tinggi jika kondisi kelamin tidak sehat dan menggunakan peralatan tato yang kotor.
3. Iritasi kulit
Area kelamin merupakan bagian tubuh yang sensitif dan sering kali mengalami gesekan, baik dari penggunaan pakaian dalam yang ketat atau berhubungan intim.
Gesekan yang terjadi di area ini dapat memicu iritasi pada kulit kelamin, terutama jika terdapat luka baru seperti tato yang masih dalam proses penyembuhan.
Artinya, tato bisa meningkatkan risiko peradangan kulit kelamin sekaligus memperlambat regenerasi jaringan kulit baru pada bagian yang ditato.
4. Kerusakan pada kulit
Tato pada alat kelamin dapat menyebabkan jaringan parut alias bekas luka pada area kulit yang ditato.
Kulit penis dan vagina jauh lebih rapuh dan lebih rentan terhadap munculnya jaringan parut daripada bagian kulitnya.
Selain itu, tato di area alat kelamin mungkin membentuk granuloma, yaitu munculnya benjolan pada kulit di sekitar tinta tato sebagai respons terhadap peradangan.
5. Ereksi permanen
Mengutip studi kasus dalam British Journal of Medical Practitioners, menato bagian penis bisa menyebabkan perdarahan berkepanjangan dan priapismus.
Priapismus merupakan kondisi dimana penis tetap dalam keadaan ereksi untuk waktu yang tanpa tanpa adanya rangsangan seksual.
Kondisi ini diduga terjadi karena jarum tato yang digunakan menembus terlalu dalam. Akibatnya, terbentuk fistula arteriovenosa, yakni hubungan yang tidak normal antara pembuluh darah arteri dan vena.
Aliran darah pun menjadi tidak terkendali dan menyebabkan ereksi yang berlangsung secara terus-menerus.
6. Reaksi alergi
Beberapa orang mungkin dapat mengalami reaksi alergi saat prosedur tato pada vagina atau penis dilakukan. Namun, alergi bisa juga muncul beberapa tahun setelahnya.
Gejala alergi akibat tato dapat berupa ruam merah, gatal, dan pembengkakan pada area kulit yang ditato.
Reaksi alergi ini umumnya muncul karena tinta yang digunakan, khususnya tinta berwarna.
Mengutip Mayo Clinic, tinta berwarna merah biasanya lebih mungkin untuk memicu reaksi alergi dibandingkan dengan tinta tato lainnya.
7. Menyamarkan tanda-tanda masalah kulit
Melakukan tato di bagian tubuh manapun, termasuk di area kelamin juga dapat berisiko menutupi tanda-tanda masalah kulit.
Tato biasanya menggunakan tinta berwarna yang permanen sehingga dapat menutupi dan menyamarkan ruam, bercak kemerahan, atau perubahan warna kulit.
Beberapa jenis kanker kulit, seperti melanoma sering kali muncul dengan gejala seperti ruam atau tahi lalat dengan pola warna yang tidak biasa.
Jika area ini tertutup tinta tato, diagnosis dini bisa terhambat.
8. Komplikasi MRI
Situs The United States Food and Drug Administration menyebutkan adanya orang-orang yang mengalami pembengkakan atau rasa terbakar di area tato ketika melakukan pencitraan resonansi magnetik (MRI).
Ada juga laporan tentang pigmen tato yang mengganggu kualitas gambar MRI.
Meskipun begitu, Anda tidak perlu terlalu khawatir akan komplikasi atau risiko ini.
Anda dapat memberitahu petugas kesehatan tentang tato di bagian organ intim yang Anda miliki sebelum menjalani pemeriksaan MRI.
Ingatlah untuk mempertimbangkan keputusan Anda dengan matang sebelum membuat tato di bagian organ intim.
Pastikan peralatan tato yang digunakan bersih dan steril serta dilakukan oleh tattoo artist profesional.
Jika merasa nyeri, keluar darah, kemerahan lebih lama dari proses pascatato, segera hubungi dokter.
Kesimpulan
- Tato kelamin merupakan jenis tato yang dipasang pada area genital atau kelamin. Pemasangan tato ini umumnya tidak berbahaya, tetapi dapat menimbulkan sejumlah risiko.
- Beberapa risiko tato kelamin antara lain rasa sakit yang parah melebihi tato di area tubuh lain, infeksi, iritasi kulit, kerusakan pada kulit, ereksi permanen, reaksi alergi, serta komplikasi MRI.
[embed-health-tool-ovulation]