backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Priapismus, Ketika Ereksi Terjadi Terus-menerus

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 24/08/2022

Priapismus, Ketika Ereksi Terjadi Terus-menerus

Priapismus adalah kondisi penis ereksi berkepanjangan selama beberapa jam dan tak terkontrol meski tak ada rangsangan seksual. Pada kondisi ini, penis sebagai organ reproduksi mengalami disfungsi atau tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Apa itu priapismus?

Saat ereksi normal, darah akan mengalir deras menuju penis hingga pria mencapai orgasme.

Namun, pada pria yang mengalami priapismus atau priapism, aliran darah menuju penis tak terbendung dan darah tidak dapat mengalir kembali ke jantung.

Akibatnya, pria dapat mengalami ereksi terus-menerus yang berlangsung selama empat jam atau lebih, bahkan tanpa adanya rangsangan seksual.

Priapismus termasuk penyakit langka dan kasusnya jarang ditemui.

Penyakit ini bisa menyerang anak laki-laki berusia 5 hingga 10 tahun, dan pria dewasa berusia 20 hingga 50 tahun.

Berikut beberapa tipe kondisi pria yang berisiko mengalami priapism.

1. Priapismus iskemik

Priapismus iskemik atau low-flow priapism adalah kondisi yang ditimbulkan oleh darah yang terjebak dalam bilik ereksi pada penis.

Hal ini sering terjadi tanpa sebab pada pria yang sehat, dan sangat rentan menyerang pria dengan penyakit anemia sel sabit (sickle cell anemia).

Beberapa kondisi pria yang mengalami priasismus dimulai dengan terjadinya ereksi secara mendadak dan menyakitkan.

Durasi ereksi yang awalnya hanya sebentar dapat berlanjut menjadi lebih sering dan lama.

2. Priapismus non-iskemik

Priapismus non-iskemik atau high-flow priapism lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan priapismus iskemik.

Kondisi ini pun biasanya tidak menyebabkan ereksi yang menyakitkan. 

Kondisi ini ditimbulkan oleh pecahnya arteri akibat cedera pada penis atau perineum—daerah antara skrotum dan anus.

Akibatnya, sirkulasi darah di penis tidak berlangsung dengan normal.

3. Priapismus akibat pengobatan

Beberapa jenis obat dapat memiliki efek samping terhadap aliran darah pada penis.

Di bawah ini adalah obat-obatan yang bisa menyebabkan ereksi berkepanjangan.

  • Obat untuk mengobati disfungsi ereksi, seperti alprostadil, prostaglandin E1, dan phentolamine.
  • Obat untuk depresi atau antidepresan, seperti sertraline dan fluoxetine.
  • Alpha blocker atau obat untuk hipertensi, seperti prazosin dan terazosin.
  • Obat untuk gangguan kecemasan seperti hydroxyzine dan clozapine.
  • Obat untuk mengencerkan darah, seperti warfarin dan heparin.
  • Obat untuk menangani ADHD, seperti atomoxetine.

Tanda dan gejala priapismus

priapismus

Ketika kambuh, ereksi dapat berulang terus-menerus dan berlangsung sekitar 4 jam atau lebih. Akibatnya, kondisi ini dapat menyebabkan penis terasa sakit.

Dalam kebanyakan kasus, priapismus akan berakhir setelah beberapa jam.

Namun, masalah ereksi ini juga bisa kambuh kembali setelah beberapa hari, bulan, atau tahun. Jadi, priapismus dapat diklasifikasikan sebagai kondisi yang berkepanjangan atau kronis. 

Berdasarkan tipenya, kondisi penyakit ini memiliki gejala tersendiri. Berikut tanda dan gejala yang dialami jika Anda mengalami priapismus iskemik.

  • Ereksi penis yang berlangsung lebih dari empat jam dan tidak terkait dengan rangsangan atau gairah seksual.
  • Batang penis terasa kaku, tapi ujung atau kepala penis terasa lunak.
  • Timbul rasa nyeri penis yang berkepanjangan.

Sementara jika Anda mengalami priapismus non-iskemik, beberapa tanda dan gejala yang mungkin bisa terjadi seperti di bawah ini.

  • Ereksi penis yang berlangsung lebih dari empat jam dan tidak terkait dengan rangsangan atau gairah seksual.
  • Batang penis terlihat tegak, tapi tidak sepenuhnya kaku.
  • Sensasi nyeri yang ditimbulkan tidak terlalu menyakitkan.

Kapan sebaiknya harus periksa ke dokter?

Anda perlu segera mendapatkan perawatan darurat jika mengalami ereksi penis berkepanjangan dan menyakitkan selama lebih dari empat jam. 

Dokter spesialis andrologi mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan tes darah dan melihat gejala yang muncul. 

Setiap orang merespons dengan cara yang berbeda. Untuk itu, Anda perlu berdiskusi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik sesuai kondisi Anda.

Penyebab priapismus

priapismus

Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab pasti dari priapismus.

Namun secara luas, priapismus umumnya terjadi akibat cedera dan kerusakan sistem yang berfungsi membuat penis “layu” kembali setelah ejakulasi. 

Di bawah ini adalah beberapa kerusakan yang dapat menjadi penyebab priapismus.

  • Kelainan darah, terutama penyakit anemia sel sabit (sickle cell anemia), myeloma, talasemia, dan leukemia.
  • Trauma atau cedera penis, baik tidak sengaja maupun cedera pasca-operasi.
  • Kerusakan sistem saraf, seperti cedera tulang, terutama tulang belakang.

Namun, kerusakan sistem saraf ini jarang terjadi akibat multiple sclerosis atau diabetes. Kerusakan saraf yang dialami bisa berhubungan dengan stimulasi berlebih. 

Faktor risiko 

Dikutip dari laman American Society of Hematology, sekitar 23% kasus ditemukan pada orang dewasa dan 67% pada kasus anak.

Berikut ini adalah faktor risiko yang meningkatkan terjadinya penyakit priapism.

  • Mengalami gangguan metabolisme.
  • Memiliki gangguan neurogenik.
  • Mengidap kanker yang berpengaruh pada penis.
  • Mendapatkan gigitan atau sengatan dari hewan beracun seperti laba-laba, kalajengking, dan lainnya.
  • Penyakit yang menyebabkan kelainan peredaran darah dalam pembuluh darah.
  • Mengonsumsi obat-obatan terlarang yang adiktif.
  • Minum terlalu banyak alkohol atau produk yang mengandung steroid androgen—zat untuk meningkatkan massa otot.

Diagnosis

Dokter harus segera mendiagnosis untuk menentukan pengobatan sesuai jenis priapismus yang dialami.

Untuk menentukan diagnosis yang tepat, dokter bisa melakukan beberapa tes berikut. 

  • Riwayat dan pemeriksaan medis untuk mengetahui gejala yang dialami pasien.
  • Tes darah lengkap untuk mengukur jumlah sel darah merah dan trombosit, sekaligus mengetahui kondisi anemia sel sabit, kelainan darah lain, atau kanker.
  • Analisis gas darah (AGD) untuk mengukur jumlah gas karbon dioksida dalam darah dari pembuluh arteri untuk memastikan jenis priapismus
  • Ultrasound Doppler untuk mengukur aliran darah dalam penis yang dapat mendeteksi cedera atau kelainan penis lainnya.
  • Tes toksikologi yaitu analisis urine untuk memeriksa obat-obatan yang bisa menyebabkan priapismus.

Pengobatan priapismus

kulit penis kering

Priapismus dapat menyebabkan komplikasi serius apabila tidak ditangani dengan segera.

Kondisi yang berlangsung lebih dari empat jam dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah berkurang. 

Hal ini dapat merusak jaringan di penis sehingga berisiko menyebabkan disfungsi ereksi dan cacat pada penis.

Secara umum, priapismus iskemik memerlukan penanganan lebih lanjut ketimbang priapismus non-iskemik.

Pengobatan priapismus iskemik

Kondisi ini tergolong darurat sehingga memerlukan penanganan segera.

Dokter akan mengombinasikan prosedur untuk mengeluarkan darah dari penis dan obat-obatan untuk mengobati priapismus iskemik.

  • Dokter dapat menyuntikkan phenylephrine pada jaringan spongiosa penis untuk merangsang pembuluh darah terbuka dan meningkatkan aliran darah keluar penis.
  • Selain itu, dokter bisa mendorong darah keluar dari penis dengan menggunakan obat bius dan jarum kecil untuk menghentikan ereksi.
  • Jika perawatan tidak berhasil, dokter mungkin melakukan prosedur operasi untuk memperbaiki sirkulasi darah di penis.

Pengobatan priapismus non-iskemik

Kondisi ini dapat hilang sendiri tanpa pengobatan dan umumnya tidak berisiko serius pada penis.

Anda bisa melakukan cara kompres dingin seperti pada kondisi cedera dengan memberi tekanan pada selangkangan. 

Selain itu, minum banyak air dan buang air kecil bisa Anda lakukan ketika penis terasa kaku.

Mandi dengan air panas dan berolahraga juga membantu mengurangi frekuensi kambuhnya ereksi berkepanjangan. 

Namun, jika ereksi penis tidak berkurang dalam waktu empat jam, Anda perlu segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Perawatan di rumah

Sejumlah perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi priapismus, antara lain:

  • Merawat kondisi medis yang Anda alami, khususnya jika mengalami anemia sel sabit atau kelainan darah lainnya.
  • Mengubah atau menghentikan penggunaan obat dan alkohol yang dapat memicu kondisi ini.
  • Selalu buang air kecil ketika kantung kemih penuh untuk mencegah penumpukan urine.
  • Menghindari dehidrasi dengan rutin minum air putih.
  • Mencegah seks berkepanjangan.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 24/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan