Mohon sampaikan saran Anda
Tolong beri tahu kami bila ada yang salah
Kami tidak memberi pelayanan kesehatan berupa diagnosis atau perawatan, tapi kami terbuka terhadap saran Anda. Silakan ketik di kotak berikut ini.
Priapismus atau priapism adalah kondisi penis ereksi berkepanjangan selama beberapa jam dan tak terkontrol meski tak ada rangsangan seksual.
Saat ereksi normal, penis akan penuh dengan darah dan akan mengendap hingga terjadinya orgasme. Jika pria mengalami priapismus, maka aliran darah dalam penis terbendung dan tidak dapat mengalir keluar. Akibatnya, pria dapat mengalami ereksi terus menerus yang berlangsung empat jam atau lebih, bahkan tanpa adanya rangsangan seksual.
Dikutip melalui Mayo Clinic, priapismus terbagi menjadi dua tipe yang paling umum terjadi, yakni iskemik dan non-iskemik.
Priapismus iskemik atau aliran darah rendah adalah kondisi yang ditimbulkan oleh darah yang terjebak dalam bilik ereksi pada penis. Hal ini sering terjadi tanpa sebab pada pria yang sehat, tetapi juga memengaruhi pria dengan penyakit anemia sel sabit (sickle cell anemia), leukemia (kanker darah), atau malaria.
Priapismus non-iskemik atau aliran tinggi lebih jarang ditemukan kasusnya apabila dibandingkan dengan aliran rendah. Gangguan yang ditimbulkan pun biasanya tidak menyakitkan. Kondisi ini ditimbulkan oleh pecahnya arteri akibat cedera pada penis atau perineum—daerah antara skrotum dan anus, sehingga mencegah darah di penis mengalir seperti biasanya.
Priapismus adalah penyakit langka dan kasusnya jarang ditemui. Penyakit ini bisa menyerang anak laki-laki berusia 5 hingga 10 tahun, dan pria dewasa berusia 20 hingga 50 tahun.
Pria yang memiliki kondisi khusus, seperti anemia sel sabit (sickle cell anemia) juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami priapismus. Diskusikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Anda bisa mengalami priapismus berulang kali dan berkepanjangan. Ketika kambuh, ereksi dapat berulang terus-menerus dan berlangsung lebih kurang sekitar 4 jam sehingga menyebabkan rasa nyeri pada penis.
Walaupun dalam kebanyakan kasus priapismus akan berakhir setelah beberapa jam, penyakit ini juga bisa kambuh kembali setelah beberapa hari, bulan, atau tahun, sehingga juga dapat diklasifikasikan sebagai kondisi yang berkepanjangan.
Berdasarkan tipenya, kondisi penyakit ini memiliki gejala khusus tersendiri. Berikut ini tanda dan gejala yang dialami jika Anda mengalami priapismus iskemik.
Sementara jika Anda mengalami priapismus non-iskemik, beberapa tanda dan gejala yang mungkin bisa terjadi seperti di bawah ini.
Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.
Anda perlu segera menghubungi dokter spesialis andrologi dan mendapatkan perawatan darurat apabila mengalami ereksi penis berkepanjangan dan menyakitkan selama lebih dari empat jam. Setiap tubuh bertindak berbeda satu sama lain. Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik dalam situasi yang Anda alami.
Hingga saat ini tidak ada penyebab akurat priapismus. Dikutip dari NetDoctor, sekitar 35% kasus yang dilami oleh penderita bersifat idiopatik—tidak diketahui penyebabnya, dan 21% berhubungan dengan terapi obat atau penyalahgunaan alkohol. Selain itu, ada 21% kasus yang terjadi karena trauma dan 8% lainnya akibat gangguan darah.
Namun secara luas, priapismus umumnya terjadi akibat cedera dan kerusakan sistem yang berfungsi untuk mengembalikan kondisi penis “layu” setelah ejakulasi.
Adapun beberapa kerusakan yang dapat menjadi penyebab priapismus, antara lain:
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya penyakit priapismus, antara lain:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Priapismus dapat menyebabkan komplikasi serius apabila tidak ditangani segera. Kondisi yang berlangsung lebih dari empat jam dapat menyebabkan kadar oksigen darah berkurang. Hal ini dapat merusak jaringan di penis, sehingga berisiko disfungsi ereksi dan cacat pada penis.
Pengobatan untuk kondisi priapismus dilakukan berdasarkan tipe yang dialami. Secara umum, priapismus iskemik memerlukan penanganan lebih lanjut ketimbang priapismus non-iskemik.
Kondisi penyakit ini adalah darurat sehingga memerlukan penanganan segera. Dokter akan mengkombinasikan prosedur untuk mengeluarkan darah dari penis dan obat-obatan untuk mengobati priapismus iskemik.
Kondisi ini dapat hilang sendiri tanpa pengobatan dan umumnya tidak berisiko akan kerusakan penis. Anda bisa menempatkan kompres es dan tekanan pada perineum — daerah antara skrotum dan anus — untuk menghentikan ereksi.
Selain itu, minum banyak air dan buang air kecil bisa Anda lakukan ketika penis kaku. Mandi dengan air panas dan berolahraga juga membantu mengurangi frekuensi kekambuhan.
Namun, jika suatu waktu ereksi penis tidak berkurang dalam waktu empat jam, Anda perlu pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera.
Dokter harus segera mendiagnosis untuk menentukan tipe priapismus yang dialami. Untuk menentukan diagnosis yang tepat, beberapa tes yang akan dilakukan, antara lain:
Sejumlah perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi priapismus Anda, antara lain:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Priapism – Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2019). Retrieved 17 February 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/priapism/symptoms-causes/syc-20352005.
Hackett, G. (2014). Priapism. Netdoctor. Retrieved 17 February 2021, from https://www.netdoctor.co.uk/conditions/sexual-health/a12000/priapism/.
Balentine, J., & Davis, C. (2021). Priapism: Treatment, Definition, Causes, Stuttering, Ischemic. MedicineNet. Retrieved 17 February 2021, from https://www.medicinenet.com/priapism_penis_disorder/article.htm.
Ferri, Fred. Ferri’s Netter Patient Advisor. Philadelphia, PA: Saunders / Elsevier, 2012. Download Version.
Porter, Robert. Kaplan Justin. Homeier Barbara. The Merck manual home health handbook. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, 2009. Print. Page 1470