Dehidrasi adalah kondisi tubuh yang kekurangan cairan. Hal ini mengganggu cara kerja tubuh, bahkan mengancam jiwa. Agar bisa cepat mengatasinya, Anda harus mengetahui tanda dehidrasi yang ternyata bisa lebih dari sekadar rasa haus.
Tanda dehidrasi yang muncul
Beberapa kondisi yang menyebabkan dehidrasi, antara lain demam, paparan suhu tinggi, berkeringat dalam jumlah yang tinggi, muntah-muntah, dan diare.
Bila Anda mengalami kondisi-kondisi seperti di atas, Anda akan lebih rentan mengalami dehidrasi yang bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Inilah beberapa tanda dehidrasi yang harus Anda amati.
1. Bau mulut
Melansir riset terbitan Journal of Pharmacy & BioAllied Sciences, saat tubuh kekurangan air, produksi liur pun berkurang.
Air liur berfungsi untuk membersihkan mulut dari sisa makanan dan antibakteri. Bila kadar liur menurun, sisa kotoran yang tertinggal pun bisa menimbulkan bau tak sedap.
Itulah mengapa bau mulut bisa menjadi tanda dehidrasi. Untuk itu, jangan lupa minum air putih agar napas segar sepanjang hari.
2. Kram otot
Saat dehidrasi, kadar elektrolit atau garam mineral pada tubuh menurun. Hal ini bisa menganggu sejumlah fungsi jaringan, termasuk otot.
Elektrolit berperan penting dalam proses kontraksi otot selama tubuh bergerak, terutama saat berolahraga.
Jika tidak tubuh mendapatkan cukup cairan saat berolahraga, tanda dehidrasi berupa kram otot bisa muncul.
3. Menginginkan makanan manis
Dehidrasi bisa memicu hasrat ingin mengonsumsi makanan manis. Hal ini berkaitan dengan proses pemecahan glikogen sebagai cadangan energi.
Air berguna untuk menjaga fungsi organ, salah satunya liver. Organ tubuh yang satu ini berfungsi menyimpan cadangan gula, yakni glikogen.
Saat tubuh kekurangan cairan, liver kesulitan melepas glikogen. Akibatnya, otak memberikan sinyal agar tubuh mendapatkan asupan gula dari makanan.
4. Lelah
Ketika tubuh kekurangan air, tubuh tidak sepenuhnya berada dalam kondisi prima. Dehidrasi bisa memengaruhi proses peredaran darah.
Akibat dehidrasi, volume darah pun berkurang sehingga tekanan darah pun menjadi rendah.
Tekanan darah yang menurun mengakibatkan Anda mudah mengantuk, lelah, pusing, atau kebingungan.
5. Kulit kering
Kulit kering bisa menjadi tanda dehidrasi. Kekurangan asupan cairan bisa memengaruhi tampilan kulit, umumnya kulit menjadi kering.
Menurut riset dari jurnal Nutrients, tambahan asupan air putih bisa meningkatkan hidrasi lapisan kulit terluar (stratum korneum) sehingga lebih lembap dan elastis.
Meski demikian, kekuatan riset ini masih lemah sehingga butuh pembuktian lebih lanjut. Terlepas dari itu, memenuhi asupan cairan tetap efektif mencegah dehidrasi
6. Sembelit
Tanda dehidrasi yang bisa Anda jumpai selanjutnya adalah sulit buang air besar atau sembelit.
Makanan berserat memang berperan penting agar BAB lancar. Namun, asupan air pun tak kalah penting.
Rupanya, bila usus besar kekurangan cairan, hal ini akan membuat feses semakin keras dan sulit keluar. Jadi, Anda pun harus mengejan lebih kuat.
7. Urine berwarna kuning pekat
Perubahan warna urine menjadi tanda dehidrasi yang paling mudah Anda amati. Saat asupan cairan mencukupi, urine terlihat terang bahkan hampir bening.
Sementara, dehidrasi membuat warna urine lebih pekat dan gelap karena kadar air pada urine berkurang.
Oleh karena itu, zat-zat yang terkandung pada urine menjadi lebih pekat dan warna urine tampak lebih gelap.
8. Pusing
Saat tubuh kekurangan cairan, volume darah berkurang. Hal ini mampu menurunkan tekanan darah dan membuat otak kekurangan darah.
Akibatnya, Anda akan merasakan tanda dehidrasi berupa pusing.
9. Jantung berdebar
Lagi-lagi, tanda dehidrasi ini muncul akibat ketidakseimbangan elektrolit.
Selain menjaga kondisi otot, elektrolit berguna untuk menjaga detak jantung agar tetap stabil.
Kekurangan kadar elektrolit saat dehidrasi menyebabkan detak jantung tidak normal. Jadi, Anda bisa merasakan jantung berdebar.
10. Kejang
Memang, dehidrasi menyebabkan kadar elektrolit tidak seimbang. Elektrolit bekerja mengirimkan sinyal elektrik ke setiap sel.
Bila jumlah elektrolit dalam tubuh tidak optimal, sinyal elektrik ini menjadi kacau. Hal ini ternyata memicu otot berkontraksi yang tidak disengaja dan kejang.
Kondisi ini juga bisa membuat Anda kehilangan kesadaran.