Setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan dalam mengingat beberapa hal dan seperti memiliki pikiran yang kosong atau bingung. Nah, fenomena mendadak lupa, bingung, dan linglung ini dikenal dengan istilah brain fog atau pikiran berkabut.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan dalam mengingat beberapa hal dan seperti memiliki pikiran yang kosong atau bingung. Nah, fenomena mendadak lupa, bingung, dan linglung ini dikenal dengan istilah brain fog atau pikiran berkabut.
Meski brain fog adalah sesuatu yang umum dan dapat dialami oleh siapa saja, hal ini bisa terkait dengan masalah kesehatan lainnya. Ketahui lebih lanjut mengenai istilah tersebut melalui penjelasan berikut.
Brain fog adalah istilah untuk menggambarkan serangkaian gejala yang sering terkait dengan fungsi kognitif otak.
Gejala ini termasuk lupa dan kehilangan memori jangka pendek, sulit berkonsentrasi, kesulitan dalam berpikir dan memecahkan masalah, pikiran terasa kabur atau kosong, kebingungan atau linglung, dan masalah kognitif lainnya.
Brain fog itu sendiri bukanlah istilah medis yang baku.
Meski begitu, kondisi ini sering membuat penderitanya sulit untuk menjaga pikiran tetap lurus dan jernih, sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaannya dalam beberapa waktu.
Penderitanya pun sering merasa tidak termotivasi untuk melakukan berbagai hal.
Bila ini terjadi terus menerus, ia sering kali merasa kelelahan, frustasi, cemas, atau tertekan karena kondisinya.
Brain fog umumnya terjadi sementara akibat kondisi medis tertentu yang Anda alami.
Ini tidak terkait dengan kerusakan struktur otak, seperti yang dialami penderita demensia atau penyakit Alzheimer.
Melansir laman Oregon Health & Science University (OHSU), demensia dan penyakit Alzheimer memengaruhi lebih dari memori.
Mereka mengubah kemampuan Anda untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Para peneliti tidak mengetahui secara pasti apa penyebab seseorang memiliki pikiran yang kosong dan bingung.
Meski begitu, beberapa faktor di bawah ini diketahui dapat menyebabkan kondisi tersebut pada seseorang.
Stres dapat meningkatkan hormon kortisol secara berlebihan.
Adapun peningkatan kadar kortisol sering memengaruhi memori, fungsi kognitif, serta membuat otak menjadi lelah, sehingga lebih mungkin menyebabkan pikiran kosong dan bingung.
Tidur memberikan waktu bagi otak untuk beristirahat dan memperbaiki ingatan.
Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan otak menjadi lebih lelah dan pembentukan ingatan dapat terganggu.
Aktivitas fisik dan olahraga terbukti dapat membantu melindungi serta meningkatkan kemampuan berpikir dan memori Anda.
Sebaliknya, kurang olahraga sering memengaruhi suasana hati, kualitas tidur, hingga stres, yang semuanya sering menyebabkan gangguan kognitif.
Beberapa jenis nutrisi memiliki peran dalam membantu melindungi fungsi kognitif otak.
Bila kekurangan jenis nutrisi tersebut, brain fog mungkin dapat terjadi pada Anda, misalnya kekurangan vitamin B12, vitamin D, asam lemak omega-3, zat besi, atau yodium.
Gula merupakan sumber energi utama untuk otak.
Namun, jika kadar gula dalam tubuh berlebih, aliran darah ke otak menjadi terganggu dan bisa menyebabkan masalah kognitif, termasuk ingatan dan kemampuan berpikir.
Kafein pada kopi dapat membantu Anda untuk lebih waspada dan berkonsentrasi.
Bagi Anda yang sudah terbiasa mengonsumsi kopi, berhenti mengonsumsi kafein secara tiba-tiba dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti gangguan konsentrasi dan masalah kognitif lainnya.
Tubuh manusia mengandung sekitar 60% air. Adapun seluruh sel tubuh, termasuk sel otak, bergantung pada air untuk menjalankan fungsinya.
Nah, bila kadar air berkurang dan terjadi dehidrasi, fungsi otak bisa terganggu dan menimbulkan gejala yang terkait dengan brain fog.
Beberapa obat, seperti benzodiazepin, beta blocker, atau pereda nyeri, dapat menyebabkan brain fog pada sebagian orang.
Jika Anda mengalaminya setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mengurangi dosis atau mengganti obat.
Perubahan hormon, seperti karena kehamilan, menopause, atau sindrom Cushing, sering menimbulkan masalah konsentrasi dan memori.
Umumnya, masalah ini akan terselesaikan dengan sendirinya saat kadar hormon Anda sudah kembali seimbang.
Brian fog juga bisa terjadi setelah Anda menderita penyakit infeksi, termasuk COVID-19. Pada penderita COVID-19, gejala-gejala ini sering termasuk ke dalam Long COVID-19.
Ini bisa terjadi karena sel-sel yang melawan infeksi berakhir di tempat yang tidak biasa, seperti otak.
Gangguan tiroid, baik kelebihan tiroid (hipertiroidisme) maupun kekurangan tiroid (hipotiroidisme), dapat menimbulkan berbagai masalah kognitif, seperti sulit berkonsentrasi atau masalah memori.
Selain penyebab-penyebab di atas, pikiran yang kosong dan bingung juga bisa terjadi karena kondisi medis lainnya, seperti:
Umumnya, mengatasi pikiran kosong dan bingung tergantung pada kondisi yang menyebabkannya.
Namun, tips berikut bisa Anda lakukan untuk mengatasi brain frog.
Bila gejala yang Anda alami cukup mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar