Kortisol memiliki berbagai efek terhadap sel. Sebab, hampir setiap sel memiliki reseptor kortisol yang akan bereaksi sesuai dengan fungsinya ketika dirangsang.
Apa fungsi kortisol dalam tubuh?
Kortisol berperan dalam mengendalikan metabolisme, yaitu seluruh proses kimiawi yang terjadi pada tubuh manusia. Karena itu, kortisol adalah hormon yang bertugas menjalankan hal-hal berikut ini:
- Mengatur kadar gula darah
- Melawan peradangan dalam tubuh
- Memengaruhi pembentukan ingatan
- Mengendalikan keseimbangan garam dan air dalam tubuh
- Menyesuaikan tekanan darah dengan kondisi tubuh
- Membantu perkembangan janin pada ibu hamil
Produksi kortisol dikendalikan oleh tiga organ dalam tubuh: hipotalamus di otak, kelenjar pituitari, dan kelenjar adrenal. Normalnya, kortisol memang ada dalam tubuh dengan kadar yang wajar. Bila kadar kortisol dalam darah menurun, ketiga organ tersebut akan bekerja sama untuk memicu produksi kortisol.
Faktor lainnya seperti stres atau aktivitas fisik yang Anda lakukan juga memengaruhi proses produksi kortisol. Ketika Anda stres atau sedang olahraga, produksi hormon kortisol akan meningkat. Hal ini terjadi supaya tubuh Anda mampu merespon atau beradaptasi terhadap faktor-faktor pemicu yang disebutkan tadi.
Misalnya ketika Anda sedang berolahraga, Anda tentu membutuhkan energi dalam jumlah besar. Nah, kortisol harus menjalankan fungsinya sebagai pengatur gula darah agar gula bisa diolah menjadi sumber energi. Dengan begitu, tubuh Anda pun mampu beradaptasi terhadap kebutuhan energi yang meningkat dan Anda bisa lancar berolahraga.
Apa yang terjadi bila tubuh kelebihan dan kekurangan jumlah kortisol?
Terlalu banyak atau terlalu sedikit jumlah kortisol bisa menyebabkan masalah bagi kesehatan Anda. Terlalu banyak kortisol disebabkan oleh tumor yang menghasilkan hormon adrenokortikotropik, atau Anda sedang minum obat-obatan jenis tertentu. Gejala kelebihan jumlah kortisol adalah: