backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Benzodiazepine

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 29/03/2023

Benzodiazepine

Ketika Anda mengidap kecemasan yang cukup parah sehingga mengganggu aktivitas, dokter mungkin akan meresepkan jenis obat yang disebut benzodiazepine.

Namun, pastikan untuk tidak mengonsumsinya sembarangan karena obat ini dapat menimbulkan kecanduan.

Golongan obat: anti-ansietas (anticemas).

Merek dagang obat benzodiazepine: Alprazolam, Diazepam, Stesolid, dan Melidox.

Apa itu benzodiazepine?

Benzodiazepine adalah obat antidepresan yang digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan.

Melansir dari laman American Association of Psychiatric Pharmacists, obat yang juga dikenal sebagai benzo ini bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas gamma-aminobutyric acid (GABA).

Ketika kinerja GABA meningkat, aktivitas sel saraf di dalam otak akan berkurang. Dengan begitu, pasien bisa menjadi lebih tenang.

Selain mengatasi berbagai gangguan kecemasan, benzodiazepin juga kerap diresepkan untuk mengatasi beberapa kondisi berikut.

  • Gangguan tidur seperti insomnia.
  • Depresi akut dan masalah psikologis sejenisnya.
  • Sebagai penenang saat operasi.
  • Mencegah dan mengatasi kejang.
  • Sakau karena alkohol.

Benzodiazepin termasuk golongan obat keras sehingga penggunaannya harus dengan resep dokter dan dalam pengawasan yang ketat.

Obat ini terbagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan dari komposisi utama zat aktif yang menyusunnya.

Beberapa jenis benzodiazepin yang bisa Anda temukan di Indonesia di antaranya:

Dosis benzodiazepine

haloperidol

Saat ini, benzodiazepin tersedia dalam bentuk tablet mudah larut, tablet extended release, serta injeksi.

Mengutip dari buku Benzodiazepines yang diterbitkan oleh Stat Pearls, berikut adalah dosis benzo berdasarkan jenisnya.

Alprazolam

  • Gangguan kecemasan umum: 0,25–0,5 mg, tiga kali sehari. Dosis maksimal per hari adalah 4 mg.
  • Serangan panik: 1–4 mg, satu kali sehari.

Klordiazepoksid

  • Sakau alkohol: 50–100 mg, satu kali sehari. Dosis maksimal per hari adalah 300 mg.
  • Klonazepam

    • Serangan panik: 0,5 mg satu kali sehari.
    • Kejang: 0,5–1 mg per hari, dibagi dalam tiga dosis. Pemberian dosis maksimal per hari adalah 20 mg.

    Klobazam

    • Kejang: 10–20 mg per hari. Dosis maksimal per hari adalah 40 mg.

    Diazepam

    • Sakau alkohol: 10–20 mg per hari.
    • Kejang: 0,5 mg/kg.

    Estazolam

    • Insomnia: 1–2 mg satu kali sehari saat akan tidur.

    Lorazepam

    • Kejang: 0,1 mg/kg setiap 3–5 menit. Dosis maksimal 4 mg dalam sekali pemberian.

    Midazolam

    • Kejang: 10 mg, satu kali sehari.

    Dosis di atas diperuntukkan bagi orang dewasa. Jika Anda ingin menggunakan benzodiazepin untuk anak-anak atau lansia, pastikan untuk membicarakannya kembali dengan dokter.

    Aturan pakai benzodiazepine

    benzodiazepine

    Sebelum mengonsumsi obat golongan benzodiazepin, pastikan untuk memperhatikan beberapa aturan berikut.

    • Kebanyakan jenis benzodiazepin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Tanyakan pada dokter untuk jenis obat yang Anda dapatkan.
    • Penggunaan obat tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba. Jika Anda ingin berhenti, dokter perlu menurunkan dosisnya secara perlahan.
    • Jika Anda lupa minum obat, segera minum begitu Anda ingat. Namun, bila sudah mendekati waktu dosis selanjutnya, lewati dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis obat.
    • Jangan minum alkohol saat mengonsumsi obat benzo.

    Setiap jenis benzodiazepine memiliki aturan pakai yang berbeda. Pastikan Anda menggunakan obat sesuai aturan pakai dan petunjuk dokter.

    Apakah benzodiazepin bisa menyebabkan kecanduan?

    Benzodiazepin tergolong sebagai pengobatan jangka pendek. Penggunaan obat selama lebih dari satu minggu bisa meningkatkan risiko kecanduan.
    Kecanduan juga mungkin terjadi saat Anda menghentikan penggunaan obat secara mendadak.

    Efek samping benzodiazepine

    Seperti obat-obatan lainnya, penggunaan benzodiazepin juga memiliki risiko efek samping.

    Beberapa efek samping ringan yang banyak ditemukan pada pasien antara lain:

    • rasa kantuk,
    • pusing,
    • bingung,
    • lemah otot,
    • sembelit,
    • mual,
    • penglihatan kabur, dan
    • mulut kering.

    Jika efek samping seperti di atas tidak juga membaik atau justru disertai dengan kondisi seperti berikut, segera hubungi dokter.

    • Kesulitan bernapas.
    • Detak jantung melemah.
    • Tekanan darah rendah.
    • Pembesaran payudara pada laki-laki.
    • Tremor.
    • Pingsan.
    • Kulit menguning.
    • Demensia (pada penggunaan jangka panjang).
    • Hilangnya kontrol untuk buang air kecil.

    Setiap orang mungkin mengalami efek samping yang berbeda, termasuk yang tidak tertulis di atas.

    Jika Anda merasa tidak nyaman atau mengalami gejala tertentu usai mengonsumsi benzodiazepin, hubungi dokter.

    Peringatan dan perhatian saat pakai benzodiazepin

    phenylpropanolamine

    Pastikan untuk selalu membicarakan kondisi kesehatan Anda dengan dokter sebelum menerima benzodiazepin.

    Beberapa kondisi kesehatan berikut mungkin membuat Anda tidak boleh atau harus melakukan penyesuaian saat minum obat ini.

    • Masalah pada saluran pernapasan.
    • Sleep apnea.
    • Riwayat penyakit hati dan jantung.
    • Glaukoma.
    • Otot lemah atau myasthenia gravis.
    • Penyakit ginjal.
    • Obesitas.
    • Ketergantungan obat-obatan atau alkohol.
    • Kejang.
    • Gangguan kepribadian.

    Selain itu, Anda sebaiknya juga tidak mengonsumsi benzodiazepin bila mengalami reaksi alergi pada bahan penyusunnya.

    Simpanlah obat di tempat kering yang tidak terkena sinar matahari langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Jika obat sudah kedaluwarsa atau tidak lagi digunakan, jangan buang sembarangan. Mintalah petunjuk pada dokter atau apoteker tentang cara membuang obat yang benar.

    Apakah benzodiazepin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Aturan mengonsumsi obat batuk untuk ibu menyusui

    Benzodiazepin tidak dianjurkan sebagai obat untuk ibu hamil. Obat ini diketahui dapat meningkatkan kematian janin sebesar 10% jika digunakan untuk mengatasi kejang pada ibu hamil.

    Beberapa jenis benzodiazepin, seperti diazepam dan chlordiazepoxide, bahkan dapat meningkatkan risiko kelainan bawaan pada janin.

    Sama halnya dengan ibu hamil, ibu menyusui juga tidak dianjurkan menggunakan obat antidepresan ini.

    Pasalnya, benzo dikhawatirkan menyebabkan tekanan darah rendah pada ibu yang nantinya dapat berpengaruh pada ASI yang diberikan.

    Selain itu, sampaikan pada dokter jika Anda merencanakan kehamilan atau hamil di tengah-tengah pengobatan dengan benzodiazepin.

    Interaksi benzodiazepin dengan obat lain

    Penggunaan beberapa jenis obat secara bersamaan dikhawatirkan dapat mengurangi kinerja obat atau meningkatkan risiko efek sampingnya.

    Oleh karena itu, sampaikan pada dokter tentang obat apa saja yang sedang Anda gunakan, termasuk obat tanpa resep dan obat herbal.

    Berikut adalah beberapa obat yang pemakaiannya perlu Anda pertimbangkan saat menggunakan benzodiazepine.

    • Opioid seperti kodein, methadoneoxycodone, dan morfin.
    • Obat insomnia.
    • Monoamine oxidase inhibitor (MAOI) seperti phenelzine dan isocarboxazid.
    • Barbiturat seperti burobarbital dan pentobarbital.
    • Antibiotik seperti fluoroquinolone.
    • Obat antidepresan lainnya.

    Dokter mungkin mengganti atau mengurangi resep benzo jika Anda menggunakannya bersama obat-obatan di atas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

    Farmasi · None


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 29/03/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan