Apakah Anda sering tersandung atau bahkan hingga terjatuh? Hati-hati bisa jadi ini merupakan gejala dari amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan Anda kehilangan kontrol otot, sehingga otot bisa bergerak sendiri. Untuk memahami lebih lanjut, ketahui gejala lain, penyebab, dan cara mengatasinya di bawah ini.
Apa itu ALS?
ALS atau amyotrophic lateral sclerosis adalah gangguan sistem saraf yang menyerang sel-sel saraf pada otak dan tulang belakang, sehingga penderita kehilangan kontrol terhadap otot-otot lurik (otot yang digerakkan berdasarkan kemauan sendiri).
Kondisi yang juga sering disebut dengan penyakit Lou Gehrig ini terjadi saat sel-sel saraf tertentu (neuron), di dalam otak dan sumsum tulang belakang, mati secara perlahan.
Seiring berjalannya waktu, otot menjadi lemah dan tidak berfungsi, sehingga terjadi kelemahan otot, kecacatan, dan pada tingkatan yang sudah parah dapat menyebabkan kematian.
Meski begitu, ALS tidak menyebabkan gangguan pada kemampuan intelektual, penglihatan, dan indera pendengar, penciuman, maupun perasa dari penderita.
Ada dua jenis tipe penyakit ALS, yaitu sebagai berikut.
- Neuron motor atas: Sel saraf di otak.
- Neuron motorik bawah: Sel saraf di sumsum tulang belakang.
Neuron motor ini mengendalikan semua gerakan refleks atau spontan di otot lengan, kaki, dan wajah Anda.
Selain itu, neuron motor juga berfungsi memberikan perintah kepada otot-otot Anda untuk berkontraksi sehingga Anda bisa berjalan, berlari, mengangkat benda ringan di sekitar, mengunyah dan menelan makanan, hingga bernapas.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Tanda dan gejala ALS
Gejala atau pertanda dari sklerosis lateral amiotrofik (ALS) bisa berbeda-beda untuk masing-masing individu, tergantung pada neuron yang terdampak.
Oleh sebab itu, gejala dari kondisi ini sangatlah bervariasi, seperti berikut ini.
- Kesulitan berjalan atau melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.
- Sering tersandung atau terjatuh.
- Adanya kelemahan pada kaki, telapak kaki, dan mata kaki.
- Adanya kelemahan pada area tangan.
- Gangguan bicara dan gangguan menelan.
- Kram otot dan muncul kedutan di lengan, bahu, dan lidah.
- Menangis, tertawa, dan menguap di luar kendali.
- Perubahan sikap.
Biasanya, gejala awal dari ALS muncul pada tangan dan kaki, baru menyebar ke area tubuh lainnya.
Apalagi, saat penyakit berkembang dan sel saraf mengalami kerusakan, otot pun ikut melemah. Hal ini tentu memengaruhi berbagai fungsi tubuh yang tidak bisa bekerja secara normal.
Biasanya, ALS tidak menyebabkan rasa sakit. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa sakit akan muncul jika kondisi sudah menjadi semakin parah.
Kapan harus pergi ke dokter?
Anda perlu menghubungi dokter jika Anda mengalami gejala dari penyakit ALS seperti berikut ini.
- Kesulitan berjalan atau melakukan aktivitas harian.
- Kaki atau pergelangan kaki melemah atau lumpuh.
- Menurunnya fungsi tangan.
- Kesulitan menelan atau berbicara.
- Kram otot dan lengan, bahu, dan lidah berkedut.
- Kesulitan mendongakkan kepala atau menjaga postur tubuh.
Penyebab ALS
Penyebab utama dari ALS masih belum dapat dipastikan. Sering kali, dokter dan para ahli tidak dapat menemukan kondisi yang berpotensi menjadi penyebab ALS pada penderitanya.
Mulai dari kebiasaan sehari-hari, pola makan, hingga gaya hidup, tidak ada yang menunjukkan adanya indikasi yang menyebabkan ALS.
Hanya saja, pasien-pasien tersebut biasanya juga tidak memiliki riwayat kesehatan yang jelas.
Di sisi lain, sebagian kecil dari penderita ALS memiliki riwayat kesehatan keluarga yang jelas menunjukkan bahwa ada banyak anggota keluarganya yang pernah atau sedang mengalami ALS.
Itu tandanya, kondisi ini juga bisa dianggap sebagai penyakit keturunan bagi sebagian pasien.
Meski begitu, penyebab utama, khususnya pada pasien yang tidak memiliki riwayat kesehatan keluarga dengan ALS, masih belum dapat ditemukan.
Faktor risiko ALS
Risiko seseorang mengalami ALS akan meningkat bila seseorang memiliki faktor-faktor berikut ini.
- Riwayat ALS dalam keluarga. Sebanyak 5% sampai 10% orang dengan penyakit ini punya anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa. Pada keluarga dengan penyakit ALS, anak mereka memiliki kemungkinan 50:50 untuk mengembangkan penyakit tersebut.
- Usia lanjut. Risiko penyakit ALS meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini paling umum terjadi pada usia 40 hingga 60 tahun.
- Jenis kelamin laki-laki. Pada kelompok usia <65 tahun, pria lebih berisiko mengalami ALS dibandingkan wanita. Kecenderungan ini menghilang setelah usia 70 tahun.
- Kondisi genetik. Terdapat variasi genetik yang membuat orang lebih rentan terhadap penyakit ini.
Faktor lingkungan, seperti yang disebutkan di bawah ini, mungkin dapat memicu penyakit Lou Gehrig.
- Merokok. Merokok adalah satu-satunya faktor lingkungan yang kemungkinan dapat meningkatkan risiko penyakit ALS. Risiko ini paling besar terjadi pada wanita, terutama setelah menopause.
- Paparan racun. Beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan terhadap timbal atau zat lain di tempat kerja atau rumah mungkin terkait dengan penyakit ini.
- Pelayanan militer. Studi menunjukkan bahwa orang yang bertugas di militer memiliki risiko mengalami penyakit ALS yang lebih tinggi.