Menderita infeksi pada sistem saraf, terutama pusat, dapat mengancam nyawa bila tak segera mendapat penanganan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali gejala, penyebab, dan pengobatan infeksi saraf agar bisa mengantisipasinya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Menderita infeksi pada sistem saraf, terutama pusat, dapat mengancam nyawa bila tak segera mendapat penanganan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali gejala, penyebab, dan pengobatan infeksi saraf agar bisa mengantisipasinya.
Infeksi saraf adalah bentuk penyakit infeksi yang menyerang sistem saraf. Sistem saraf itu sendiri terdiri dari sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, serta saraf tepi atau perifer.
Disebut penyakit infeksi karena kondisi medis ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.
Sebagaimana kebanyakan penyakit infeksi lainnya, infeksi pada sistem saraf pusat juga merangsang respons imun tubuh.
Ini menyebabkan sel darah putih pindah ke area infeksi untuk menyerang bakteri, virus, atau jamur yang menjadi penyebabnya.
Adapun ini menimbulkan kelebihan cairan dan plasma di area tersebut sehingga terjadi peradangan dan pembengkakan.
Bila terjadi di otak, kondisi ini bisa menekan otak. Jika tak segera mendapat penanganan, gangguan saraf jangka panjang atau bahkan kematian bisa terjadi.
Penyakit infeksi saraf umum terjadi pada sistem saraf pusat, seperti otak dan sumsum tulang belakang. Berikut adalah jenis penyakit saraf tersebut.
Selain tiga jenis yang umum tersebut, beberapa penyakit infeksi di jaringan lainnya juga bisa menyerang saraf dan otak. Ini meliputi penyakit Lyme, tuberkulosis (TB), sifilis, dan AIDS.
Tanda dan gejala penyakit ini bisa berbeda pada tiap orang. Perbedaan ini tergantung pada usia penderita, jenis infeksi yang menyerang, dan tingkat keparahannya.
Gejala dari ensefalitis yang umum, yaitu:
Pada kondisi parah, ensefalitis bisa menyebabkan kebingungan, agitasi, halusinasi, kejang, masalah dengan bicara dan pendengaran, atau bahkan hilang sensasi dan koma.
Adapun gejala dari meningitis yang umum, yaitu:
Pada bayi, gejala ensefalitis dan meningitis sering kali menimbulkan tonjolan di bagian lunak di atas kepala bayi (fontanel).
Adapun abses otak sering kali menimbulkan gejala sakit kepala, muntah, mengantuk, atau bahkan koma.
Seperti penjelasan sebelumnya, penyebab penyakit ini adalah infeksi virus, bakteri, atau jamur yang menyerang sistem saraf.
Virus, jamur, dan bakteri tersebut masuk ke otak dan sumsum tulang belakang melalui darah, sel saraf, atau tulang yang patah.
Begitu masuk ke area tersebut, mikroorganisme ini berkembang, kemudian tubuh meresponsnya dengan memicu peradangan dan pembengkakan.
Selain yang langsung berkembang di otak dan sumsum tulang belakang, ada pula infeksi saraf yang terjadi di bagian tubuh lain, tetapi memengaruhi sistem saraf.
Mayo Clinic menyebut, pada kondisi ini, kekebalan tubuh tidak hanya menyerang sel penyebab infeksi, tetapi juga secara keliru menyerang sel-sel sehat di otak. Pada kondisi ini, gejala biasanya muncul beberapa minggu setelah infeksi awal.
Adapun jenis virus yang umum bisa menyerang sistem saraf, yaitu herpes simplex virus (HSV), enterovirus, Epstein-Barr Virus (EBV), varicella zoster virus, atau virus lainnya. Beberapa virus ini bisa menginfeksi manusia lewat gigitan nyamuk.
Sementara bakteri yang bisa menyebabkan penyakit ini, yaitu Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, atau Listeria monocytogenes.
Bakteri-bakteri ini umum menyebar melalui batuk, bersin, berciuman, atau berbagi peralatan.
Dokter akan mendiagnosis infeksi pada sistem saraf, termasuk pusat, dengan mencari tanda-tanda atau gejala dari penyakit ini.
Selain itu, dokter juga akan melakukan berbagai tes pemeriksaan berikut untuk memastikan diagnosisnya.
Beberapa tes pemeriksaan lain pun mungkin akan dokter butuhkan, seperti elektroensefalografi (EEG) untuk mengetahui apakah ada kondisi medis lain yang mungkin menyebabkan gejala.
Konsultasikan dengan dokter untuk jenis pemeriksaan yang tepat.
Pengobatan untuk infeksi di sistem saraf pusat tergantung pada jenis infeksi, lokasi terjadinya infeksi, serta kondisi pasien secara menyeluruh.
Riley Children’s Health menyebut, infeksi akibat bakteri atau jamur umumnya perlu mendapat obat antibiotik, cairan infus, obat antikejang untuk mengatasi kejang, serta steroid untuk mengobati pembengkakan otak.
Sementara infeksi yang terjadi akibat virus umumnya membutuhkan obat antivirus. Meski demikian, obat antivirus mungkin tidak efektif pada beberapa jenis virus.
Selain obat antivirus, Anda pun perlu beristirahat yang cukup serta minum banyak cairan.
Anda pun mungkin perlu mengonsumsi beberapa obat lainnya yang dapat membantu meredakan gejala, seperti obat antiinflamasi atau obat antikejang.
Beberapa cara berikut bisa membantu mencegah penyakit infeksi yang menyerang sistem saraf.
Jika ada gejala yang tidak biasa dan tak kunjung membaik, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar