Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Papula adalah salah satu jenis jerawat yang muncul di bawah permukaan kulit, seperti jerawat kistik dan nodul.
Bentuk jerawat papula dapat dirasakan sebagai benjolan padat yang menimbulkan rasa nyeri. Selain itu, kulit di sekitar benjolan akan tampak memerah, tetapi tidak memiliki titik nanah pada puncaknya.
Jerawat papula akan muncul ketika komedo hitam (blackhead) atau komedo putih (whitehead) tidak ditangani hingga memicu iritasi yang parah. Akibatnya, kulit di sekitar komedo pun ikut rusak.
Kerusakan kulit ini nantinya menyebabkan peradangan pada kulit yang memicu pertumbuhan jerawat papula.
Oleh sebab itu, jerawat ini sering disebut sebagai jerawat inflamasi (peradangan). Apabila dibiarkan, penyakit kulit ini dapat berkembang menjadi pustula (jerawat bernanah).
Papula adalah jerawat yang dapat menyerang siapa saja, terutama pada anak remaja yang tengah mengalami pubertas. Meski begitu, kondisi ini juga dapat terjadi pada orang dewasa akibat beberapa faktor tertentu.
Untuk mengurangi risiko masalah kulit ini, usahakan untuk selalu menghindari faktor risiko dan selalu menjaga kesehatan kulit.
Umumnya, papula ditandai dengan benjolan merah yang meradang di kulit.
Namun, ada tanda lainnya yang perlu Anda amati terkait kondisi ini, misalnya:
Kemungkinan ada tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan. Jika gejala tersebut membuat Anda khawatir, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kulit.
Papula dapat diobati di rumah dengan obat alami jerawat, seperti obat jerawat tanpa resep dokter atau cara alami lainnya.
Jika tidak menunjukkan kemajuan selama beberapa minggu, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Tidak hanya itu, ketika Anda mendapati jerawat ini semakin membengkak dan disertai dengan nyeri, ada kemungkinan ini adalah nodul.
Jerawat nodul adalah jenis jerawat yang lebih serius karena ada kerusakan pada dinding folikel (pori-pori).
Jerawat nodul biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh dan berpotensi meninggalkan bekas luka yang sulit dihilangkan.
Tidak jauh berbeda dengan penyebab jerawat lainnya, papula muncul akibat penyumbatan pori-pori karena minyak berlebih dan sel kulit mati.
Kulit manusia memiliki kelenjar sebasea yang menghasilkan sebum (minyak) untuk menjaga kelembapan kulit.
Namun, beberapa faktor dapat memicu peningkatan aktivitas kelenjar sebasceous, sehingga produksi sebum pun menjadi berlebihan.
Sementara itu, kulit juga terus mengganti sel-sel penyusunnya. Sel yang telah tua dan rusak akan tergantikan dengan sel baru yang sehat.
Sayangnya, sel mati yang seharusnya terbuang justru menumpuk di lapisan kulit terluar.
Sebum yang berlebih dan sel kulit mati yang menebal ini nantinya menutup pori-pori.
Jika terlalu banyak, sel-sel di sekitar akan mengalami tekanan. Tekanan yang terlalu besar dapat menyebabkan pori kulit di sekitarnya robek.
Akibatnya, isi jerawat yang juga mengandung bakteri P. acnes menyebabkan infeksi di sekitar robekan pori. Kemudian, benjolan merah yang meradang atau jerawat papula pun terbentuk.
Selain perubahan hormon, ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami jerawat papula, yakni:
Sama seperti bentuk jerawat lainnya, diagnosis papula adalah pemeriksaan fisik. Artinya, dokter akan memeriksa kulit Anda secara langsung.
Kemudian, ia akan menawarkan berbagai pilihan perawatan untuk menghilangkan jerawat ini.
Apabila kondisinya cukup parah, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan kombinasi agar pengobatan bekerja lebih efektif dan pemulihan lebih cepat.
Salah satu kebiasaan perlu dihentikan karena dapat memperburuk kondisi kulit adalah memencet jerawat atau dipecahkan secara paksa. Pasalnya, kebiasaan ini justru berisiko menyebarkan bakteri dan menyebabkan bekas luka ketika sembuh.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengobati papula. Namun, semuanya akan disesuaikan berdasarkan tingkat keparahan jerawat.
Berikut ini beberapa pengobatan jerawat yang biasanya direkomendasikan dokter.
Obat jerawat jenis ini adalah salah satu pengobatan yang dinilai ampuh mengatasi papula.
Obat ini tersedia dalam bentuk krim, salep, dan gel. Selain itu, obat topikal biasanya langsung dioleskan pada kulit secara merawat.
Pada tahap awal pengobatan, Anda mungkin akan diberikan dosis yang lebih rendah untuk mencegah iritasi.
Berikut beberapa kandungan yang biasa ada di obat topikal jerawat.
Jika benzoil peroksida atau asam salisilat tidak efektif dalam beberapa minggu, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.
Penggunaan antibiotik dalam perawatan jerawat bertujuan untuk membunuh bakteri dan mengurangi peradangan di kulit.
Meski begitu, antibiotik untuk jerawat tidak dapat bekerja sendiri. Obat ini memerlukan kombinasi dari obat lain agar efektif, seperti benzoil peroksida atau retinoid.
Antibiotik seperti tetrasiklin dan erythromycin biasanya tersedia dalam dua varian, yaitu topikal atau oral.
Terbentuknya jerawat papula karena kelebihan produksi sebum disebabkan oleh kadar hormon yang tidak seimbang.
Untuk mengatasinya, pengobatan difokuskan untuk menstabilkan hormon dengan pil KB, yang merupakan kombinasi estrogen dan progestin.
Bisa juga dengan menggunakan terapi hormon dengan obat antiandrogen. Pil KB untuk jerawat dapat mengurangi aktivitas kelenjar sebaceous dalam menghasilkan sebum.
Selain mendapatkan perawatan dari dokter, berbagai pengobatan rumahan untuk jerawat bisa dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan, yaitu sebagai berikut.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar