Selain mencegah kehamilan, pil KB ternyata juga digunakan untuk mengobati masalah jerawat. Lantas, bagaimana cara kerja pil kontrasepsi ini dalam membersihkan kulit dari jerawat yang membandel?
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Selain mencegah kehamilan, pil KB ternyata juga digunakan untuk mengobati masalah jerawat. Lantas, bagaimana cara kerja pil kontrasepsi ini dalam membersihkan kulit dari jerawat yang membandel?
Jerawat adalah kondisi kulit yang dapat terjadi pada siapa saja. Masalah kulit yang cukup umum ini dapat diatasi dengan berbagai cara, mulai dari bahan alami hingga pengobatan dari dokter.
Salah satu cara menghilangkan jerawat yang cukup populer adalah menggunakan pil kontrasepsi atau pil KB. Padahal, kebanyakan orang percaya pil KB dapat menyebabkan jerawat.
Faktanya, pil KB justru dapat digunakan untuk atasi jerawat dan disebut sebagai terapi hormon yang sering direkomendasikan dokter.
Hal ini mungkin dikarenakan pil kontrasepsi mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi menghambat hormon alami tubuh. Sementara itu, penyebab jerawat adalah penyumbatan pori oleh tiga faktor, termasuk produksi minyak berlebih.
Produksi sebum (minyak) dipicu oleh hormon androgen, yaitu hormon seks seperti testosteron pada wanita. Bila hormon androgen terlalu aktif, produksi sebum pun ikut meningkat dan akhirnya dapat menyumbat pori-pori yang menyebabkan jerawat.
Kandungan hormon di pil KB membantu menurunkan kadar androgen pada wanita. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan produksi minyak dan mencegah jerawat kembali muncul.
Meski begitu, obat jerawat yang satu ini hanya bisa dikonsumsi sesuai dengan instruksi dokter. Selain itu, tidak semua jenis pil kontrasepsi akan berefek sama pada kulit, terutama untuk masalah jerawat.
Kacang Bikin Jerawatan, Mitos atau Fakta?
Sejauh ini pemerintah Amerika Serikat telah menyetujui tiga jenis pil KB untuk mengobati jerawat. Ketiganya pun telah menunjukkan efektivitas yang sama ketika mengatasi jenis jerawat yang sedang.
Meski ketiga pil KB ini mengandung hormon estrogen yang sama, kandungan progesteron di dalamnya berbeda. Berikut ini jenis-jenis pil KB penghilang jerawat yang sering direkomendasikan oleh dokter.
Perlu diingat bahwa satu jenis pil KB mungkin tidak akan memiliki efek yang sama pada setiap orang. Pasalnya, beberapa wanita akan membutuhkan tingkat hormon yang lebih tinggi agar hasilnya lebih efektif.
Sementara itu, ada pula yang membutuhkan dosis yang lebih rendah. Intinya, sesuai dengan kondisi tubuh setiap orang.
Pil KB tidak dapat menghilangkan jerawat dalam semalam. Anda mungkin membutuhkan beberapa bulan perawatan sebelum jerawat benar-benar hilang. Bahkan, jerawat dapat muncul kembali pada saat perawatan jerawat baru dimulai.
Umumnya, metode terapi hormonal ini akan digunakan bersama dengan obat penghilang jerawat lainnya, seperti benzoil peroksida atau asam salisilat.
Sebenarnya, cara menggunakan pil KB untuk mengatasi masalah jerawat hampir sama dengan pengobatan jerawat lainnya. Anda hanya perlu mengikuti instruksi dari dkter dan menghindari pantangannya.
Di bawah ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menghilangkan jerawat dengan pil KB untuk hasil yang lebih maksimal.
Pil KB sebagai pilihan pengobatan jerawat mungkin akan ideal bagi para wanita yang membutuhkan kontrasepsi dan ingin menghilangkan jerawat. Para ahli juga menyebutkan bahwa penggunaan pil KB dapat meringankan rasa sakit yang terjadi ketika menstruasi.
Walaupun terbilang efektif, ada sejumlah risiko yang mengintai penggunanya, meliputi:
Pada beberapa kasus, mengganti jenis pil KB lain akan meredakan efek samping, seperti perdarahan hebat dan sakit kepala. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter bila Anda mengalami gejala yang mengganggu usai menggunakan pil kontrasepsi.
Pil KB untuk mengobati jerawat tidak boleh digunakan sembarangan. Bahkan, ada kelompok yang dianjurkan untuk menghindari pil kontrasepsi sebagai perawatan kulit berjerawat, yakni:
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar