backup og meta

Apa Manfaat dan Bahaya Sering Ereksi pada Pria?

ManfaatBahaya

Pria umumnya mengalami ereksi pada pagi hari karena testosteron berada pada kadar tertingginya saat bangun tidur. Penis juga bisa ereksi karena rangsangan baik berupa masturbasi, sentuhan, atau ciuman. Namun, adakah manfaat sering ereksi dan bahaya yang mungkin ditimbulkan?

Apa Manfaat dan Bahaya Sering Ereksi pada Pria?

Manfaat sering ereksi

Ereksi adalah kondisi ketika penis membesar dan mengeras karena darah yang mengalir deras setelah mendapatkan rangsangan seksual.

Rangsangan ini dapat berasal dari sentuhan pada titik sensitif pria ataupun fantasi seksual yang membangkitkan gairah. Ereksi penis juga bisa terjadi akibat aktivitas hormon pria. 

Namun, apakah mengalami ereksi akan memberikan manfaat? Nyatanya, manfaat sering ereksi terkait dengan gairah dan kepuasan seksual yang dirasakan. Berikut di antaranya.

1. Meningkatkan suasana hati

Tidak hanya testosteron, ternyata ada hormon lain yang ikut berperan saat gairah seks muncul. Salah satunya adalah endorfin yang berfungsi meningkatkan suasana hati atau mood.

Hormon yang diproduksi oleh sistem saraf pusat ini mampu menimbulkan rasa senang, euforia, atau rasa puas yang membuncah.

Perasaan positif ini umumnya muncul saat dan selepas mengalami orgasme, yakni puncak dari kepuasan seksual. 

2. Menandakan kondisi kesehatan

Ketika ereksi, darah akan mengalir kuat mengisi bagian penis yang disebut corpora cavernosa

Dalam proses ereksi normal, aliran darah ini akan menimbulkan tekanan sehingga penis yang ereksi akan membesar dan terasa keras. 

Ereksi dapat bertahan sampai terjadi ejakulasi dan darah akan mengalir kembali keluar penis.

Akan tetapi, beberapa gangguan medis, seperti diabetes, penyakit jantung kronis, dan kekurangan gizi, bisa menyebabkan disfungsi ereksi.

Pada kondisi ini, ereksi penis bisa tidak keras atau ejakulasi akan berlangsung lebih cepat dari yang diinginkan.

3. Memperkirakan stamina seksual

Manfaat sering ereksi yang berikutnya adalah memperkirakan stamina seksual. Penis yang normal bisa mengalami ereksi selama tidur sebanyak 3–5 kali. 

Penelitian lama dalam Journal of Sexual Medicine (2005) menyebutkan bahwa rata-rata ereksi pria dalam keadaan normal berlangsung sekitar 5,4 menit.

Studi ini dilakukan dengan melakukan survei kepada 500 pasangan dari 5 negara.

Responden pria diminta menghitung durasi ereksi saat berhubungan dari awal penetrasi hingga sukses berejakulasi dengan menggunakan stopwatch.

4. Membantu menurunkan risiko kanker

Manfaat ini terkait dengan frekuensi pria melakukan ejakulasi atau masturbasi. Pria yang sering ejakulasi mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat.

Studi dalam jurnal European Urology (2016) menemukan bahwa pria berusia 40–49 tahun yang lebih sering ejakulasi memiliki risiko lebih rendah untuk terkena kanker prostat. 

Pria dengan risiko paling rendah mengalami ejakulasi minimal 21 kali per bulan. Namun, peneliti tetap tidak yakin apakah manfaat sering ereksi tersebut berlaku pada pria di bawah 40 tahun.

Bahaya terlalu sering ereksi

apakah ereksi berbahaya

Meskipun bisa memiliki manfaat, tetap ada bahaya yang mungkin ditimbulkan dari sering ereksi. 

1. Fraktur penis

Fraktur penis adalah sebuah kondisi terjadinya cedera penis akibat robekan corpora cavernosa. Penis robek relatif jarang terjadi, tetapi kasus ini tergolong sebagai kondisi darurat. 

Bahaya dari sering ereksi ini muncul akibat penis bengkos secara tiba-tiba ketika ereksi dan merobek lapisan pelindung testis atau tunica albuginea sehingga batang penis patah. 

2. Priapismus

Priapismus adalah kondisi ereksi berkepanjangan selama hampir atau lebih dari empat jam. Ini terjadi ketika darah terjebak di dalam penis dan tidak bisa mengalir kembali keluar penis. 

Priapismus dapat menimbulkan rasa sakit pada penis yang kuat. Ereksi yang berkepanjangan dapat merusak penis dan menyebabkan pria sulit mengalami atau mempertahankan ereksi.

3. Ereksi di waktu yang tidak tepat

Terkadang, Anda mungkin mengalami ereksi spontan tanpa mengetahui penyebab pastinya. Ini juga bisa muncul dalam keadaan yang tidak tepat, seperti saat berada di ruangan umum. 

Meskipun kondisi ini wajar dan normal, bahaya dari sering ereksi ini mungkin bisa menimbulkan rasa cemas. Sebagai contoh, Anda takut dianggap mesum bila tengah ereksi di ruang publik.

Untuk mengatasi ereksi spontan, cobalah untuk bersikap tenang dan mengalihkan pikiran ke hal lain hingga penis kembali ke kondisi lemas seperti sedia kala.

Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang kesehatan penis, pastikan untuk konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik sesuai kondisi Anda.

Kesimpulan

  • Ereksi normal terjadi akibat aliran darah yang deras ke penis. Kondisi ini bisa dipicu oleh rangsangan fisik, fantasi seksual, hingga aktivitas hormon.
  • Sering ereksi bisa membawa manfaat seperti meningkatkan mood, menandakan kondisi kesehatan, memperkirakan stamina seksual, dan menurunkan risiko kanker prostat.
  • Meski begitu, terlalu sering ereksi bisa menimbulkan bahaya berupa fraktur penis, ereksi berkepanjangan (priapismus), dan ereksi spontan di situasi yang tidak tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Erection. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved August 8, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/10036-erection

Can erections happen when you’re not sexually aroused? (n.d.). Go Ask Alice! Columbia University. Retrieved August 8, 2025, from https://goaskalice.columbia.edu/answered-questions/can-erections-happen-when-youre-not-sexually-aroused

Can excessive orgasming deplete endorphins? (2025). Go Ask Alice! Columbia University. Retrieved August 8, 2025, from https://goaskalice.columbia.edu/answered-questions/can-excessive-orgasming-deplete-endorphins

Priapism (painful erections). (2017). NHS. Retrieved August 8, 2025, from https://www.nhs.uk/symptoms/priapism-painful-erections/

Panchatsharam, P.K., Durland, J., & Zito, P.M. (2023). Physiology, Erection. StatPearls Publishing. Retrieved August 8, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513278/

Diaz, K.C., Leslie, S.W., & Cronovich, H.A. (2024). Penile Fracture. StatPearls Publishing. Retrieved August 8, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551618/

Rider, J. R., Wilson, K. M., Sinnott, J. A., Kelly, R. S., Mucci, L. A., & Giovannucci, E. L. (2016). Ejaculation Frequency and Risk of Prostate Cancer: Updated Results with an Additional Decade of Follow-up. European urology, 70(6), 974–982. https://doi.org/10.1016/j.eururo.2016.03.027

Waldinger, M. D., Quinn, P., Dilleen, M., Mundayat, R., Schweitzer, D. H., & Boolell, M. (2005). A multinational population survey of intravaginal ejaculation latency time. The journal of sexual medicine, 2(4), 492–497. https://doi.org/10.1111/j.1743-6109.2005.00070.x

Versi Terbaru

21/08/2025

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Memahami Proses Ereksi Penis dan Gangguan yang Berkaitan

4 Jenis Makanan yang Bisa Bikin Pria Sulit Ereksi


Ditinjau oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes. · Magister Kesehatan · None · Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Diperbarui 21/08/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan