Ejakulasi adalah pelepasan sperma dan cairan semen melalui penis. Idealnya, seorang pria memerlukan proses dari rangsangan seksual hingga mengalami ejakulasi.
Dikutip dari Mayo Clinic, ejakulasi dini merupakan kondisi ketika seorang pria berejakulasi lebih cepat dari yang diinginkan saat berhubungan seksual.
Keluarnya air mani dapat terjadi sebelum berhubungan seksual, misalnya saat baru memulai foreplay.
Ada pula pria yang mengalaminya ketika baru melakukan penetrasi ke vagina atau beberapa saat setelah penetrasi dilakukan.
Persamaan dari ketiganya adalah hilangnya kontrol terhadap orgasme.
Kehilangan kontrol terhadap ejakulasi seharusnya tidak menjadi masalah jika hanya sesekali terjadi.
Seperti pria yang sudah lama tidak mengalami ejakulasi, sangat mungkin mengalami orgasme lebih cepat.
Keluhan ini baru menjadi masalah jika terjadi setiap kali berhubungan seksual. Gangguan saat ejakulasi juga bukanlah sesuatu yang membahayakan kesehatan pria.
Namun, ejakulasi dini yang terjadi terus menerus bisa menjadi masalah bagi para pria dan menimbulkan rasa kecewa pada pasangan.
Hal ini karena lambat laun, kondisi ini dapat menjadi pemicu masalah kesuburan.
Berdasarkan saat terjadinya, ejakulasi dini terbagi menjadi dua kategori berikut:
Masalah ejakulasi yang muncul begitu Anda mulai aktif berhubungan seksual.
Kondisi ini dapat terjadi dalam frekuensi yang cukup sering atau bahkan setiap kali Anda melakukan hubungan intim.
Berbeda dengan gangguan primer, kondisi ini merupakan hal yang baru. Sebelumnya, Anda tidak pernah mengalami gangguan apa pun.
Di antara banyaknya masalah kesuburan pada pria, ejakulasi dini merupakan salah satu keluhan yang paling umum dan bisa dialami segala usia.
Terutama bagi Anda yang rentan mengalami stres, disfungsi ereksi, serta memiliki faktor lain yang seringkali luput dari perhatian.
Jumlah pria yang mengalaminya bervariasi, tapi setidaknya 1 dari 3 orang pria pernah memiliki keluhan yang sama dan menghadapi kesulitan saat mengatasinya.
Dapat dikatakan bahwa ejakulasi dini bukan penyebab langsung dari masalah kesuburan pada pria.
Walaupun, kondisi ini bisa menimbulkan masalah bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan.
Rasa gelisah, malu, hingga frustasi ini bisa mengganggu kualitas hubungan sehingga memengaruhi kesuburan secara tidak langsung.
Namun, sebaiknya Anda dan pasangan tidak khawatir berlebihan karena kondisi ejakulasi dini masih bisa membuat wanita hamil.
Hal ini karena yang terpenting adalah penetrasi tetap terjadi di dalam vagina dan tidak menggunakan alat pengaman.
Air mani pada umumnya mengandung 100 hingga 200 juta sperma aktif dalam 2 hingga 5 ml cairan yang keluar.
Gejala atau ciri-ciri utama dari ejakulasi dini adalah ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi lebih dari satu menit setelah penetrasi.
Akan tetapi, kondisi ini juga dapat terjadi pada situasi seksual apapun, termasuk masturbasi.
Secara normal, waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh pria untuk ejakulasi akan memakan waktu sekitar 4-5 menit.
Akan tetapi, sebagian besar pakar kesehatan mengartikan salah satu ciri-ciri ejakulasi dini biasanya hanya dalam hitungan 30-60 detik atau kurang dari dua menit setelah penetrasi.
Ejakulasi dini juga ditandai dengan orgasme yang terjadi bahkan setelah rangsangan seks yang minim.
Pria yang bermasalah dengan ejakulasi sangat mungkin mengalami penurunan gairah seksual. Akibatnya, Anda juga akan kerap merasa bersalah, malu, bahkan frustrasi.
Namun, ejakulasi yang terjadi lebih cepat tidak secara otomatis menandakan bahwa Anda mengalami ejakulasi dini.
Perhatikan terlebih dulu apakah kondisi tersebut hanya terjadi sesekali atau berulang.
Jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter mengenai ciri-ciri, tanda, atau masalah lainnya yang berkaitan dengan kondisi ini.
Berkonsultasilah dengan dokter ketika selalu mengalami masalah ejakulasi setiap kali berhubungan seksual.
Hampir semua pria malu untuk mengutarakan masalah kesehatan seksual.
Akan tetapi, akan lebih baik untuk mendiskusikan hal ini dengan tenaga medis yang memahami keluhan Anda.
Apalagi, ejakulasi dini adalah kondisi yang dapat ditangani.
Penyebab ejakulasi dini sebenarnya belum diketahui secara pasti. Dahulu, pemicunya diduga hanya berasal dari faktor psikologis penderita.
Kini, banyak ahli yang sepakat bahwa ejakulasi yang terjadi di luar kendali adalah dampak dari masalah psikologis dan biologis sekaligus.
Faktor-faktor psikologis yang dapat menyebabkan gangguan ejakulasi di antaranya adalah:
Sementara itu, faktor biologis yang dapat memicu kondisi ini di antaranya:
Sama seperti kondisi kesehatan lainnya, masalah ejakulasi awal juga memiliki sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan gangguan kesehatan.
Ejakulasi dini lebih banyak terjadi pada pria yang mengalami disfungsi ereksi atau disebut juga sebagai impotensi.
Saat menerima rangsangan seksual, tubuh meresponsnya dengan ereksi pada penis.
Rasa cemas akan ketidakmampuan mempertahankan ereksi pun dapat membuat Anda ingin segera menyelesaikan hubungan seksual, baik secara sengaja ataupun tidak.
Beberapa penyakit kronis berkaitan erat dengan gangguan pada ereksi dan ejakulasi. Keduanya dipengaruhi oleh sistem saraf dan peredaran darah menuju penis.
Apabila tidak ditangani, maka organ reproduksi yang mengalami dampaknya. Jenis-jenis penyakit kronis yang bisa menjadi penyebab ejakulasi dini seperti:
Diagnosis terhadap masalah ejakulasi ditentukan berdasarkan gejala yang Anda alami.
Oleh karena itu, dokter perlu mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan gambaran mengenai gangguan ejakulasi dan kaitannya dengan kehidupan seksual.
Pertanyaan yang diajukan oleh dokter biasanya meliputi:
Jika riwayat seksual dianggap belum cukup untuk menggambarkan faktor-faktor penyebabnya, maka dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya.
Pemeriksaan penunjang mencakup pemeriksaan saraf, prostat, urine, tes level hormon, dan aspek lainnya.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Sebagian besar kasus orgasme dini disebabkan oleh faktor psikologis dan dapat ditangani dengan baik.
Pilihan penanganan yang digunakan dilakukan melalui pengobatan medis atau terapi psikologi.
Berikut adalah metode untuk mengobati ejakulasi dini yang bisa dilakukan dengan obat tertentu:
Krim anastesi dan semprotan yang menimbulkan sensasi kebas seperti lidocaine atau prilocaine terkadang digunakan untuk obat ejakulasi dini.
Produk-produk ini digunakan pada penis sesaat sebelum berhubungan seksual untuk mengurangi sensasi dan membantu menunda ejakulasi.
Meskipun anestesi topikal terbilang efektif, metode ini juga berpotensi menimbulkan sejumlah efek samping.
Sebagai contoh, beberapa pria mengeluhkan kehilangan sensitivitas sementara dan penurunan gairah seksual.
Terdapat berbagai jenis obat-obatan untuk mengatasi ejakulasi dini.
Obat-obatan tersebut umumnya termasuk dalam golongan antidepresan, analgesik, dan inhibitor phosphodiesterase-5.
Beberapa jenis obat dari golongan serotonin reuptake inhibitors (SSRI) juga dapat digunakan, tentunya dengan resep dokter.
Dokter biasanya tidak akan merekomendasikan penggunaan obat sebelum benar-benar yakin bahwa penyebabnya berasal dari faktor psikologis.
Metode ini baru disarankan bila terdapat kondisi berikut:
Penggunaan obat-obatan berpotensi menimbulkan efek samping sehingga Anda harus banyak berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan metode ini.
Efek samping yang sering dihadapi oleh pasien mulai dari mual, gangguan penglihatan sementara, pusing, diare, sakit kepala, mulut kering, hingga penurunan libido.
Tanpa harus selalu menggunakan obat, ejakulasi dini yang dialami ada kemungkinan hilang ketika Anda mulai aktif berhubungan seksual.
Pada kasus yang telah berlangsung lama, dokter dapat menyarankan terapi khusus untuk pasangan.
Berikut adalah teknik psikologis dan perilaku yang umum digunakan sebagai cara mengatasi ejakulasi dini:
Teknik perilaku untuk mengatasi masalah ejakulasi terdiri dari langkah-langkah sederhana seperti masturbasi satu atau dua jam sebelum berhubungan seksual.
Dokter mungkin akan menyarankan untuk berhenti berhubungan seksual selama sementara dan menggunakan mainan seksual sebagai alternatif.
Metode ini cukup efektif sebagai cara mengatasi 60-90% kasus orgasme dini.
Namun, diperlukan kerja sama yang baik antara Anda dan pasangan untuk mendapatkan hasil optimal.
Dapat kembali sewaktu-waktu, jadi Anda mungkin perlu menerapkannya kembali saat diperlukan.
Teknik berhenti-remas
Dokter dapat menginstruksikan Anda dan pasangan untuk menggunakan metode yang dikenal sebagai teknik berhenti dan remas. Cara kerja metode ini yaitu:
Setelah beberapa sesi latihan, kondisi Anda mungkin akan membaik dan tidak lagi memerlukan teknik ini. Anda juga bisa melihat penjelasan dari video di bawah ini:
Berkonsultasi dengan terapis mengenai hubungan dan pengalaman seksual juga bisa dilakukan sebagai cara mengatasi ejakulasi dini.
Hal ini bermanfaat agar Anda dapat mengatasi stres dan mengurangi kecemasan saat berhubungan seksual.
Ejakulasi dini dapat dikurangi dengan kebiasaan dan gaya hidup sebagai berikut:
Anda juga dapat melakukan teknik penguatan otot dasar panggul untuk mengembalikan kontrol terhadap ejakulasi. Cara ini bermanfaat untuk memperpanjang waktu sebelum Anda mengalami orgasme.
Teknik penguatan otot dasar panggul terdiri dari empat langkah berikut:
Ejakulasi dini adalah masalah umum yang bisa ditangani melalui terapi, obat-obatan, serta perbaikan gaya hidup.
Bila masalah ejakulasi masih berlanjut atau Anda memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusinya.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar