Apa penyebab penis tak bisa ereksi?
Salah satu gangguan ereksi yang paling banyak dikeluhkan adalah disfungsi ereksi atau impotensi.
Impotensi adalah kondisi di mana pria tidak mampu untuk mengalami atau mempertahankan ereksi.
Penyebab impotensi dapat berasal dari masalah fisik, psikologis, atau malah keduanya.
Walaupun umumnya impotensi terjadi saat pria memasuki usia tua, Anda yang berumur di bawah 40 tahun atau lebih muda juga berisiko.
Ketidakmampuan ereksi juga bisa terjadi meskipun tidak berkaitan dengan impotensi.
Ada kalanya Anda telah terangsang secara seksual, tapi penis tak juga menegang.
Ada beberapa faktor yang dapat mengganggu kemampuan ereksi, di antaranya sebagai berikut.
- Kecemasan: cemas dan stres dapat mengganggu kerja hormon testoteron dan saraf tidak dalam menghantarkan sinyal yang membuat penis menegang.
- Malu atau kurang percaya diri: merasa malu dengan ukuran penis atau bahkan performa seksual bisa membuat penis tidak merespons rangsangan sekual dengan baik.
- Permasalahan dalam hubungan: konflik dalam hubungan bisa mengurangi keintiman dalam bercinta, sehingga tidak tercipta rangsangan seksual yang kuat untuk menghasilkan ereksi penis.
Tips untuk melancarkan ereksi
Apabila hendak mencegah masalah disfungsi ereksi, ada beberapa langkah mudah yang dapat Anda lakukan seperti berikut ini.
1. Menjaga asupan makanan
Kondisi tubuh yang sehat secara umum dipengaruhi oleh asupan makanan yang Anda konsumsi.
Zat gizi dari makanan sehat dan seimbang dapat menjaga kondisi tubuh dan mental, serta menurunkan risiko terjadi masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan diabetes.
2. Menjaga berat badan ideal
Obesitas atau kegemukan umumnya berkaitan dengan masalah kesehatan yang meningkatkan risiko impotensi.
Untuk mengurangi berat badan, Anda perlu menjalani diet aman dan sesuai dengan kondisi tubuh.
Pastikan terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menjalani diet.
3. Berolahraga
Selain menjaga asupan makanan, melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga dapat meningkatkan kondisi tubuh Anda.
Tidak perlu langsung melakukan olahraga berat, cukup sesuaikan dengan kondisi tubuh. Mulailah dengan berjalan kaki atau jogging selama 30 menit setiap harinya.
4. Batasi minum alkohol
Minum alkohol berlebihan nyatanya langsung memberi dampak pada performa pria di atas ranjang.
Dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin konsumsi alkohol akan berdampak pada susah untuk ereksi atau impotensi.
5. Berhenti merokok
Jika Anda merupakan perokok berat, sebaiknya segera berhenti merokok. Hal yang sama juga berlaku pada perokok pasif.
Kandungan yang terdapat pada rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
Selanjutnya, ini akan berdampak pada timbulnya disfungsi ereksi pada pria.
6. Tidur dan istirahat yang cukup
Selain memastikan tubuh mendapatkan cukup aktivitas fisik, tidur dan beristirahat cukup juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Gangguan tidur juga menjadi faktor gaya hidup yang buruk dan dapat meningkatkan risiko impotensi.
7. Memperhatikan kadar kolesterol dan tekanan darah
Umumnya pria mengabaikan kondisi kesehatan yang dialami, termasuk jarang memperhatikan kadar kolesterol tubuh dan tekanan darah yang dimilikinya.
Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi (hipertensi) menjadi faktor fisik timbulnya masalah disfungsi ereksi.
8. Memperhatikan konsumsi obat
Penggunaan obat-obatan tertentu yang diresepkan dokter juga berpotensi menyebabkan disfungsi seksual, seperti obat diuretik dan antihipertensi.
Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menentukan anjuran minum atau pengobatan alternatif yang dapat diberikan.
9. Memperhatikan kesehatan mental
Masalah kesehatan mental, seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan dapat berpengaruh pada kondisi fisik, salah satunya impotensi.
Untuk memperbaiki kondisi hati dan menghilangkan stres, Anda bisa melakukan yoga atau meditasi untuk menyegarkan pikiran.
10. Konsultasi dengan psikolog
Apabila berbagai cara menghilangkan stres tidak memberikan efek, Anda bisa melakukan konseling dengan psikolog atau psikiater.
Dokter dan psikolog akan memberikan perawatan, seperti pemberian obat antidepresan atau terapi kognitif dan perilaku (Cognitive Behavioral Therapy).
Mencegah gejala disfungsi seksual dan masalah kesehatan seks lainnya, tentu akan bermanfaat bagi Anda dan pasangan.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, segera konsultasikan dengan dokter untuk solusi masalah Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar