backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kolitis Ulseratif (Ulcerative Colitis)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 1 jam lalu

Kolitis Ulseratif (Ulcerative Colitis)

Ada berbagai macam penyakit yang menyerang usus dan rektum, salah satunya adalah kolitis ulseratif (ulcerative colitis). Simak lebih lengkapnya mengenai gejala, penyebab, dan cara mengobatinya di sini.

Apa itu kolitis ulseratif (ulcerative colitis)?

Kolitis ulseratif adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada dinding saluran usus. Penyakit ini termasuk salah satu jenis yang lebih spesifik dari radang usus besar (kolitis) dan inflammatory bowel disease (IBD).

Kolitis ulseratif itu sendiri memiliki beberapa jenis.

  • Proktitis ulseratif. Peradangan terjadi di rektum, dan kemungkinan akan menyebabkan perdarahan dubur. Proktitis ulseratif adalah jenis yang paling umum, ringan, dan sedikit risiko komplikasinya.
  • Proctosigmoiditis. Peradangan terjadi di rektum dan kolon sigmoid (ujung bawah kolon). Anda umumnya akan merasa susah buang air besar meskipun ada dorongan untuk melakukannya (perut terasa mulas). Kondisi ini disebut tenesmus.
  • Kolitis sisi kiri. Peradangan terjadi di sisi kiri usus besar (rektum, kolon sigmoid, dan kolon desendens). Peradangan ini dikenal juga sebagai kolitis terbatas atau distal.
  • Pancolitis. Peradangan terjadi di seluruh bagian usus.
  • Iritasi dan peradangan di dinding usus dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi makan ke seluruh tubuh. Peradangan kadang juga bisa menyebabkan perdarahan sampai mengeluarkan nanah dan lendir.

    Ulcerative colitis dapat menyebabkan organ usus besar Anda membengkak dan menimbulkan komplikasi perforasi kecil. Perforasi adalah perlubangan jaringan di usus yang memungkinkan feses bocor ke dalam perut Anda.

    Seberapa umum penyakit ini?

    Pria dan wanita sama-sama berpeluang mengalami gangguan pencernaan ini. Orang dengan usia 15 – 35 tahun merupakan yang paling sering terkena.

    Kolitis ulseratif merupakan penyakit turun-temurun alias dipengaruhi oleh warisan genetik. Kebanyakan orang mengidap penyakit ini seumur hidup mereka.

    Tanda dan gejala kolitis ulseratif

    sakit perut setelah bab

    Ulcerative colitis termasuk penyakit kambuhan. Saat kambuh, gejala ulcerative colitis dapat bervariasi dari ringan sampai berat dan sering.

    Kekambuhan gejala yang terasa parah dan berlangsung selama beberapa hari atau minggu disebut flare-up. Sehabis masa flare-up, kondisi tubuh biasanya masuk ke tahap remisi di mana peradangan pada usus besar mulai mereda perlahan. 

    Gejala kolitis ulseratif antara lain:

    • sakit perut dan diare,
    • feses yang keluar berlendir dan berdarah,
    • kelelahan,
    • turunnya berat badan,
    • anoreksia, hingga
    • demam.

    Gejala lain juga dapat dipengaruhi oleh peradangan pada usus besar, termasuk nyeri sendi pada lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Gejala kolitis ulseratif juga dapat memengaruhi mata. 

    Jika Anda menderita kolitis ulseratif dalam waktu yang lama, Anda mungkin mengalami gejala pada area lain dari tubuh Anda seperti ruam kulit, nyeri sendi, hingga sariawan.

    Saat orang dengan kondisi ini buang air besar (BAB), kemungkinan rasa sakit di bagian kiri perut akan sedikit mereda. Selain itu, masih terdapat beberapa ciri dan gejala yang tidak disebutkan di atas.

    Apabila Anda memiliki keluhan yang sama, segera konsultasikan dengan dokter.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Anda harus menghubungi dokter apabila menemukan gejala di bawah ini.

    • Demam atau meriang.
    • Bertambahnya frekuensi buang air besar, atau pendarahan.
    • Perut kembung, nyeri pada perut, atau mulai muntah-muntah.

    Penyebab kolitis ulseratif

    Penyebab pasti dari penyakit ini masih belum dapat dipastikan. Namun, kebanyakan dokter menduga diet ketat dan stres merupakan dua kondisi yang dapat memperburuk kolitis ulseratif.

    Penyebab lain yang diduga menimbulkan kondisi ini yaitu disfungsi pada sistem imun tubuh, yaitu ketika sistem kekelan tubuh seharusnya memerangi virus dan bakteri, justru menyerang sel-sel sistem pencernaan itu sendiri.

    Faktor genetik juga ikut memegang peran penting dalam meningkatkan risiko ulcerative colitis. Meski begitu, banyak juga pasien yang tidak memiliki riwayat kolitis ulseratif dalam keluarganya.

    Faktor risiko ulcerative colitis

    Di bawah ini beberapa faktor berisiko yang dapat memengaruhi kemungkinan Anda terkena ulcerative colitis.

    • Usia. Kondisi ini dapat terjadi pada umur berapa pun, tapi biasanya muncul sebelum usia 30. Ada pula beberapa orang yang baru terkena penyakit ini pada usia 60.
    • Ras. Kondisi ini dapat terjadi pada golongan ras mana saja. Meski demikian, orang berkulit putih (ras kaukasian) memiliki risiko infeksi pencernaan yang lebih tinggi daripada orang Asia.
    • Riwayat keluarga. Anda berisiko lebih tinggi terkena ulcerative colitis apabila ada anggota keluarga seperti orangtua, saudara kandung, atau anak, yang juga memiliki penyakit tersebut.
    • Menggunakan isotretinoin. Obat isotretinoin (Amnesteem, Claravis, Sotret; dulunya disebut accutane) yang digunakan untuk mengatasi jerawat dan bekas jerawat dapat meningkatkan faktor risiko ulcerative colitis

    Komplikasi ulcerative colitis

    Kondisi penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi baik di dalam sistem pencernaan maupun di luar sistem pencernaan. Berikut ini beberapa risiko komplikasi yang dapat terjadi.

    • Perforasi usus. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan hebat dan nyeri perut. 
    • Anal fissure (fisura ani). Fisura ani merupakan robekan yang terjadi pada lapisan saluran anus. 
    • Toxic Megacolon. Komplikasi ini dapat menyebabkan pembesaran usus parah. 
    • Kanker usus besar. Setelah menderita radang usus besar selama sekitar 8 – 10 tahun, risiko terkena kanker usus pun dapat meningkat, sehingga penting untuk menjadwalkan skrining secara berkala. 
    • Penyakit mata. Beberapa kondisi kesehatan mata, termasuk uveitis, glaukoma, keratopati, episkleritis, dan mata kering, berhubungan dengan kondisi serta pengobatan kolitis ulseratif.
    • Radang sendi. Ulcerative colitis dapat menyebabkan komplikasi berupa arthritis, radang sendi perifer, radang sendi aksial, dan rheumatoid arthritis
    • Masalah kulit. Kolitis ulseratif dapat menyebabkan kondisi erythema nodosum dan pyoderma gangrenosum.
    • Bisul pada mulut. Kondisi ini juga disebut stomatitis aphthous. Ini adalah adalah luka pada lapisan mulut yang dapat terjadi bersamaan dengan kolitis ulseratif.
    • Gejala lain saat menstruasi. Beberapa wanita dengan kondisi kolitis ulseratif menemukan bahwa gejala sindrom prahaid (PMS) menjelang menstruasi menyebabkan mereka mengalami diare.

    Diagnosis kolitis ulseratif

    Sebelum mendiagnosis dan mengobati gejala, dokter akan memeriksa fisik, lalu menanyakan riwayat medis keluarga Anda.

    Dokter umumnya juga akan mengambil sampel darah dan urine untuk mengecek perdarahan dan infeksi. 

    Kondisi ulcerative colitis dapat didiagnosis dengan beberapa pemeriksaan di bawah ini.

    • Kolonoskopi. Kolonoskopi yaitu prosedur untuk melihat kondisi keseluruhan di dalam usus besar. Hasil kolonoskopi dapat membantu dokter dalam membuat diagnosis kolitis ulseratif.
    • Tes pencitraan. Tes pencitraan lain seperti X-ray, barium enema, seri gastrointestinal atas, sigmoidoskopi, atau endoskopi saluran cerna bagian atas juga dilakukan untuk menghasilkan gambaran kondisi usus.
    • Tes darah. Tes darah juga dapat mengetahui jika kolitis ulseratif menyebabkan kondisi lain seperti anemia serta memantau perkembangan penyakit.
    • Tes feses. Orang dengan kondisi radang usus umumnya cenderung lebih rentan terhadap infeksi bakteri, sehingga tes feses dapat dilakukan untuk deteksi infeksi bakteri.

    Apakah ulcerative colitis dapat disembuhkan?

    Kondisi ini tidak dapat sepenuhnya disembuhkan, tapi melakukan pengobatan dapat meredakan gejala dan mencegah kekambuhannya.

    Pengobatan kolitis ulseratif

    Tujuan pengobatan dari ulcerative colitis yakni mengurangi gejala, mengontrol peradangan, dan mencegah komplikasi.

    Di bawah ini beberapa obat yang kemungkinan akan diberikan dokter sesuai kondisi dan diagnosisnya.

    1. Obat radang

    Obat anti-inflamasi yaitu obat yang seringkali digunakan sebagai pengobatan kolitis ulseratif langkah pertama. Contohnya, obat 5-aminosalicylates atau kortikosteroid.

    Obat Prednison dan hidrokortison umumnya akan diresepkan bagi Anda yang punya keparahan kolitis ulseratif sedang hingga berat, dan tubuh tidak merespons pengobatan lain. 

    2. Obat penekan kekebalan tubuh (Immune system supressor)

    lebih bagus obat sirup atau tablet

    Ulcerative colitis dapat diobati dengan obat penekan sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan ini mengendalikan peradangan dengan menekan respons sistem kekebalan tubuh. 

    Obat-obat ini sering diberikan dalam kombinasi, seperti Azathioprine, siklosporin, Infliximab, Adalimumab, dan Golimumab, serta Vedolizumab.

    3. Antibiotik

    Obat antibiotik dapat diresepkan jika dicurigai adanya infeksi pada usus besar.

    Meski begitu, orang dengan kolitis ulseratif kadang-kadang tidak akan diresepkan obat antibiotik jika tidak ada gejala infeksi bakteri. Ini karena obat antibiotik dapat menyebabkan diare.

    Perawatan rumahan ulcerative colitis

    Di bawah ini bentuk-bentuk dari gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menghadapi ulcerative colitis.

    • Konsumsi obat-obatan sebagaimana diinstruksikan oleh dokter.
    • Tanyakan dokter apakah Anda bisa meminum beragam vitamin, suplemen mineral, dan tablet mineral zat besi.
    • Usahakan untuk melakukan aktivitas fisik normal.
    • Temui dokter secara berkala. Pemeriksaan kolonoskopi penting untuk mengawasi secara periodik perkembangan penyakit dan mencegahnya agar tidak memburuk hingga menjadi kanker usus.

    Itulah informasi seputar ulcerative colitis, mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya.

    Apabila Anda memiliki pertanyaan, segara konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi medis terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 1 jam lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan