Pengertian
Apa itu anemia?
Anemia adalah salah satu penyakit gangguan darah yang ditandai dengan kurangnya jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia. Itu sebabnya, kondisi ini disebut juga sebagai penyakit kurang darah (tidak sama dengan darah rendah).
Kurang darah juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah tidak mengandung cukup hemoglobin. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah pada darah.
Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan asupan zat besi dari makanan, hemoglobin akan terganggu.
Dikutip dari Mayo Clinic, jumlah darah merah (eritrosit) normal pada laki-laki berjumlah 4,32 – 5,72 juta sel/mcL dan perempuan sebanyak 3,90 – 5,02 juta sel/mcL.
Sementara itu, kadar hemoglobin normal untuk laki-laki adalah 13,2 – 16,6 gram/dL dan 11,6 – 15,0 gram/dL untuk perempuan. Apabila, kurang dari itu, Anda juga bisa disebut kurang darah.
Meski begitu, angka normal hemoglobin dapat berbeda-beda tergantung alat pemeriksaan yang digunakan oleh laboratorium tersebut.
Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan cukup darah yang mengandung banyak oksigen. Akibatnya, Anda mungkin merasa cepat lelah atau lemah. Anda juga mungkin mengalami gejala lain, seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
Seberapa umum kondisi ini?
Kondisi ini sangat umum terjadi dan dapat memengaruhi lebih dari 1,6 miliar orang di dunia. Wanita dan orang-orang dengan penyakit kronis, seperti kanker, memiliki risiko tertinggi terkena kondisi ini.
Kondisi kekurangan darah yang parah atau berlangsung lama dapat merusak jantung, otak, dan organ lain dalam tubuh Anda. Tak jarang kondisi ini dapat menyebabkan kematian apabila sudah parah.
Gejala
Apa saja tanda dan gejala anemia?
Anemia pada taraf ringan mungkin tidak memunculkan gejala yang begitu berarti.
Namun, umumnya, gejala anemia adalah:
- Merasa mudah marah
- Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya
- Sakit kepala
- Sulit berkonsentrasi atau berpikir
Namun, kondisi ini bisa semakin parah apabila tidak kunjung ditangani. Jika semakin memburuk, gejala kurang darah yang muncul bisa lebih berat, seperti:
- Warna putih pada bagian dalam kelopak mata bawah
- Kuku jari kaki dan tangan rapuh
- Punya keinginan makan makanan tidak bernutrisi yang disebut sebagai pica (seperti makan es batu atau tanah)
- Merasa pusing saat berdiri
- Warna kulit pucat
- Sesak napas
Kapan saya harus ke dokter?
Apabila merasa mudah lelah tanpa aktivitas berat atau bahkan tanpa alasan tertentu, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter. Terutama jika Anda mengalami gejala-gejala di atas. Meski begitu, Anda belum tentu anemia sekalipun mengalami gejala di atas.
Rasa lelah umumnya bisa jadi karena kadar hemoglobin rendah. Ini merupakan tanda awal Anda mungkin kekurangan zat besi atau penyebab lain.
Anda bisa saja tak menyadari kadar Hb rendah. Hal ini umumnya diketahui ketika seseorang hendak melakukan donor darah tapi tak memenuhi kualifikasi karena kadarnya yang rendah.
Periksakanlah ke dokter untuk penanganan dasar lebih lanjut.
Penyebab
Apa penyebab anemia?
Penyebab anemia adalah kurangnya produksi sel darah merah.
Ada banyak organ tubuh yang ikut bertanggung jawab untuk membantu membuat sel darah merah. Namun, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan di sumsum tulang. Sumsum adalah jaringan lunak di tengah tulang yang membantu membentuk semua sel darah.
Sel-sel darah merah yang masih muda umumnya dapat bertahan antara 90 – 120 hari. Secara alami, tubuh kemudian akan mengganti sel-sel darah tua dan sudah rusak.
Proses ini semua diatur oleh hormon erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal. Hormon ini akan memberikan sinyal kepada sumsum tulang Anda untuk membuat lebih banyak sel darah merah.
Pada kebanyakan kasus, anemia disebabkan oleh kadar hemoglobin yang tidak mencukupi.
Jenis-Jenis
Jenis anemia berdasarkan penyebab
Saat ini. ada lebih dari 400 jenis anemia yang telah teridentifikasi. Anemia akibat kekurangan zat besi, alias defisiensi besi adalah yang paling umum terjadi di seluruh dunia.
Berikut ini adalah pembagian jenis-jenis anemia.
1. Akibat kurang produksi sel darah merah
- Anemia defisiensi zat besi, terjadi karena kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi telah menurun.
- Anemia kekurangan vitamin B-12 dan folat
- Anemia karena penyakit kronis, seperti penyakit ginjal, leukemia atau kanker darah lainnya, lupus, HIV, dan rheumatoid arthritis.
- Anemia akibat efek samping kemoterapi, menyebabkan produksi sel darah merah dalam tubuh berhenti sementara.
- Anemia aplastik adalah kondisi kekurangan darah merah akibat kegagalan fungsi sumsum tulang.
2. Akibat kehilangan darah merah
- Anemia akibat kehilangan darah akut, bisa terjadi karena pembedahan, trauma, atau perdarahan akut dari luka
- Anemia kehilangan darah kronis, dapat terjadi karena menstruasi berat (menorrhagia) atau karena perdarahan saluran pencernaan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kekurangan zat besi.
3. Akibat kerusakan sel darah merah
- Anemia karena keturunan bisa terjadi akibat struktur hemoglobin atau sel darah merah berubah, sehingga membuatnya lebih rapuh atau berumur pendek, seperti anemia sel sabit, talasemia, defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), defisiensi piruvat kinase, elliptocytosis herediter, dan spherocytosis herediter.
- Anemia hemolitik alloimun adalah jenis kurang darah akibat golongan darah yang tidak kompatibel. Ini bisa terjadi melalui reaksi transfusi atau pada kehamilan ketika darah ibu Rh-negatif dan darah janin Rh-positif.
- Anemia hemolitik autoimun adalah penyakit yang disebabkan oleh kekeliruan sistem kekebalan tubuh sehingga menyerang dan menghancurkan sel darah merah.
- Anemia induksi obat, terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap efek obat antibiotik.
- Anemia hemolitik mekanis adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan fisik pada sel darah merah. Faktor pemicunya dapat berupa efek alat medis, tekanan darah tinggi, atau bahkan aktivitas berat.
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal adalah jenis kekurangan darah yang terjadi ketika tubuh Anda menghancurkan sel darah merah lebih cepat. Selain itu tubuh juga membuat setiap jenis sel darah terlalu sedikit.
Faktor Risiko
Siapa saja yang berisiko mengalami kurang darah?
Faktor-faktor ini akan meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit anemia:
- Pola makan kurang vitamin atau kadar nutrisi tertentu, seperti zat besi atau vitamin B12
- Gangguan usus, seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn
- Menstruasi
- Kehamilan
- Punya penyakit kronis, seperti kanker, ginjal atau gagal hati.
- Riwayat keluarga
- Faktor-faktor lain seperti pernah mengalami infeksi tertentu, penyakit darah, gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, juga dapat menurunkan produksi sel darah merah
Komplikasi
Apa komplikasi yang mungkin terjadi?
Jika tidak diobati, gangguan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat anemia yang tak ditangani adalah:
- Kelelahan berat. Anda mungkin akan mudah lelah sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari. Anda mungkin terlalu lelah untuk bekerja atau bahkan beraktivitas ringan
- Masalah jantung. Kondisi kekurangan darah ini dapat menyebabkan aritmia, yaitu denyut jantung yang cepat atau tidak teratur. Jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk memenuhi kekurangan oksigen dalam darah. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif.
- Kematian. Beberapa kondisi keturunan, seperti anemia sel sabit, bisa menjadi serius dan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat dan parah dapat berakibat fatal.
Diagnosis & Pengobatan
Bagaimana cara mendiagnosis anemia?
Cara dokter mendiagnosis penyakit anemia adalah dengan lebih dulu memeriksa kondisi fisik pasien tersebut, dengan mencari tahu gejala-gejala yang muncul.
Jika gejala yang Anda rasakan dicurigai sebagai kurang darah, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan darah lengkap (juga disebut CBC, complete blood count) yang dapat menunjukkan jika Anda memiliki anemia normositik.
Jika tes darah lengkap Anda menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah yang berukuran normal, dokter mungkin akan merekomendasikan lebih banyak tes lanjutan untuk memastikan diagnosis secara resmi.
Jika Anda lahir dengan kondisi ini, anggota keluarga yang lain juga mungkin perlu diuji.
Tes lain untuk mendiagnosis anemia adalah:
- Tes kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin dan mineral lainnya
- Tes jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
- Tes jumlah retikulosit
Tes-tes lain mungkin dilakukan untuk menemukan masalah medis yang dapat menyebabkan Anda mengalami kekurangan darah.
Bagaimana cara baca hasil diagnosis?
Pada orang dewasa, kondisi anemia dapat ditandai dengan jumlah darah yang dibawa batas normal. Berikut adalah jumlah normal darah orang dewasa:
- Hemoglobin (Hb) laki-laki 13,2 – 16,6 gram/dL dan perempuan 11,6 – 15,0 gram/dL
- Hematokrit laki-laki: 40 – 52%; wanita 35 – 47%
Setelah mendiagnosis dan hasilnya positif, dokter Anda mungkin merujuk Anda ke ahli hematologi, seorang dokter yang berspesialisasi dalam gangguan darah, untuk menentukan penyebab tubuh yang kekurangan darah.
Apa tes medis lainnya yang dapat membantu diagnosis?
Jika Anda dipastikan punya anemia, dokter Anda mungkin menganjurkan tes tambahan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.
Misalnya, defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh perdarahan kronis ulkus (luka), polip jinak di usus besar, kanker usus besar, tumor atau masalah ginjal.
Kadang mungkin perlu untuk mempelajari sampel sumsum tulang Anda untuk mendiagnosis kondisi kekurangan darah ini.
Apa saja pilihan pengobatan untuk anemia?
Pengobatan anemia umumnya dilakukan dengan tujuan mengatasi penyebab kekurangan darah Anda terlebih dahulu.
Beberapa pengobatan dasar anemia yang akan dianjurkan dokter, biasanya:
- Transfusi darah
- Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh
- Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel darah
- Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya
Penyakit ini bisa menjadi sangat parah, kronis, atau bahkan fatal ketika jenisnya adalah yang diwariskan. Namun, dengan pengobatan yang tepat, penyakit kekurangan darah yang paling parah sekalipun kemungkinan dapat diatasi.
Pencegahan
Bagaimana cara sederhana mengatasi dan mencegah anemia?
Sering kali, Anda dapat mengatasi anemia dan mencegah kondisi kekurangan sel darah merah tanpa perlu perawatan medis khusus.
Beberapa kondisi anemia memang tidak dapat dicegah. Namun, terdapat beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah anemia defisiensi zat besi dan vitamin dengan cara memilih diet yang mencakup berbagai vitamin dan nutrisi, seperti:
- Konsumsi zat besi
- Konsumsi folat
- Konsumsi vitamin B12
- Banyak konsumsi vitamin C