Kanker Pankreas

Sebagai organ yang menghasilkan hormon dan enzim, pankreas memiliki peranan penting dalam metabolisme tubuh. Pankreas pun tidak luput dari berbagai penyakit, termasuk kanker. Temukan informasi mengenai kanker pankreas dan pengobatannya dalam uraian berikut.

Apa itu kanker pankreas?

Kanker pankreas adalah jenis kanker yang berawal dari organ pankreas. Organ ini terletak di bagian belakang rongga perut dan dikelilingi oleh berbagai organ pencernaan.

Tugas pankreas adalah membantu mencerna makanan dan memproduksi berbagai macam hormon, termasuk insulin untuk mengontrol kadar gula darah.

Berdasarkan lokasi pertumbuhannya, jenis kanker pankreas terbagi menjadi dua seperti berikut.

• Pankreas adenokarsinoma: sel abnormal tumbuh di sel eksokrin yang bertugas memproduksi berbagai enzim. Ini adalah jenis pancreatic cancer yang paling sering dilaporkan.
• Pankreas neuroendokrin: sel abnormal tumbuh di sel endokrin yang berfungsi memproduksi hormon dan mengatur kadar gula darah.

Berdasarkan data Global Cancer Observatory, kasus baru kanker pankreas di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5.734 jiwa.

Tanda dan gejala kanker pankreas

Gejala kanker pankreas pada stadium awal umumnya tidak terlihat. Gejala biasanya mulai muncul ketika kanker sudah berkembang dan mencapai stadium lanjut.

Berikut adalah berbagai gejala yang biasanya dialami pengidap kanker pankreas.

• Kulit dan mata yang menguning (jaundice) karena penumpukan bilirubin pada saluran empedu.
• Sakit perut atau nyeri punggung karena pertumbuhan sel abnormal mulai menekan organ dan saraf di sekitar pankreas.
• Mual atau muntah karena terdapat tekanan di sekitar lambung dan usus.
• Benjolan di sisi kanan tulang rusuk karena pembengkakan kantong empedu.
• Penurunan berat badan karena nafsu makan menurun.
• Penggumpalan darah pada beberapa bagian tubuh.

Kanker pankreas juga dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan lain, seperti diabetes akibat produksi insulin yang terganggu.

Penyebab kanker pankreas

Sama seperti jenis kanker lainnya, penyebab kanker pankreas belum diketahui secara pasti. Sejauh ini, diketahui bahwa kanker terjadi karena perubahan atau mutasi DNA.

Ketika mutasi gen terjadi, serangkaian perintah di dalamnya bisa rusak. Akibatnya, sel bertindak abnormal dengan terus membelah diri tanpa terkendali sampai akhirnya membentuk tumor.

Mutasi gen bisa diwariskan oleh keluarga, bisa juga dimiliki seseorang setelah dilahirkan. Beberapa jenis gen yang rentan bermutasi dan menyebabkan kanker pankreas adalah p16, TP53, KRAS, BRAF, dan DPC4 (SMAD4).

Faktor risiko

Setiap orang memiliki risiko untuk mengalami kanker pankreas. Risiko tersebut bisa meningkat jika Anda memiliki berbagai kondisi berikut.

• Kebiasaan merokok atau terus terpapar asap rokok.
• Berat badan berlebih (obesitas), risikonya meningkat sebesar 20 persen.
• Punya permasalahan pada pankreas, seperti diabetes, pankreatitis kronis (radang pankreas), atau pankreatitis akut.
• Terpapar bahan kimia tertentu di tempat kerja.
• Berusia di atas 45 tahun. Risikonya semakin meningkat pada usia 65 tahun ke atas.
• Riwayat keluarga dengan pancreatic cancer.
• Kelainan genetik, seperti Lynch syndrome atau Peutz-Jeghers syndrome.

Meski begitu, perlu diingat bahwa memiliki salah satu atau berbagai kondisi di atas tidak serta-merta membuat Anda terkena kanker.

Diagnosis kanker

Sebagai tahap awal diagnosis, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala kanker, riwayat kesehatan, dan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.

Setelah itu, dokter mungkin menyarankan berbagai pemeriksaan medis berikut untuk memastikan kondisi Anda.

• Tes pencitraan, seperti CT scan, MRI, PET scan, atau cholangiopancreatography untuk mengetahui lokasi dan ukuran tumor.
• Tes darah untuk mengukur kadar CA 19-9 dan antigen karsinoembrionik (CEA) dalam darah.
• Biopsi untuk memastikan keberadaan kanker dengan cara mengambil sedikit jaringan dari pankreas sebagai sampel.

Setelah tes dilakukan, dokter bisa menentukan stadium kanker sebagai berikut.

• Stadium 1: sel abnormal berada di bagian dalam pankreas dengan ukuran kurang-lebih 2 cm.
• Stadium 2: kanker mulai menyebar ke usus kecil, saluran empedu, atau kelenjar getah bening di dekat lokasi pertumbuhan awal. Ukuran tumor lebih dari 4 cm.
• Stadium 3: kanker telah menyebar ke area perut, limpa, usus besar, atau pembuluh darah dekat pankreas.
• Stadium 4: sel abnormal telah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti paru-paru, hati, atau selaput di dalam dinding perut (peritoneum).

Pengobatan kanker pankreas

Mengutip dari laman Hopkins Medicine, deteksi dini kanker pankreas akan meningkatkan peluang Anda untuk sembuh dari penyakit ini.

Diperkirakan ada 10% pasien kanker pankreas yang menerima diagnosis dini dinyatakan bebas penyakit setelah perawatan.

Sementara itu, pengobatan kanker pankreas stadium 4 atau lanjutan biasanya berfokus untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Berikut adalah berbagai cara mengobati kanker pankreas yang akan disesuaikan dengan kondisi pasien.

1. Operasi

Pengangkatan kanker melalui operasi adalah metode pengobatan yang paling sering dilakukan. Jika tumor berada di kepala pankreas, jenis operasi yang dijalani adalah operasi Whipple.

Sementara itu, operasi tumor pada tubuh dan ekor pankreas disebut dengan pankreatektomi distal.

Pada beberapa kondisi, pankreas perlu diangkat seluruhnya, termasuk dengan pembuluh darah di sekitarnya.

Efek samping yang mungkin terjadi setelah operasi kanker pankreas adalah perdarahan dan infeksi.

2. Kemoterapi

Cara mengobati kanker pankreas yang selanjutnya adalah melalui kemoterapi dengan pemberian obat-obatan pembunuh sel kanker.

Ketika sel kanker belum menyebar, dokter biasanya memberikan obat berikut.

• Gemcitabine (Gemzar).
• 5-fluorouracil (5-FU).
• Oxaliplatin (Eloxatin).
• Albumin-bound paclitaxel (Abraxane).
• Capecitabine (Xeloda).
• Cisplatin.
• Irinotecan (Camptosar).

Jika sudah menyebar, obat yang direkomendasikan dalam kemoterapi adalah seperti berikut.

• Gemcitabine (Gemzar).
• 5-fluorouracil (5-FU) atau capecitabine (Xeloda).
• Irinotecan (Camptosar) atau liposomal irinotecan (Onivyde).
• Platinum agents: cisplatin dan oxaliplatin (Eloxatin).
• Taxane: paclitaxel (Taxol), docetaxel (Taxotere), dan albumin-bound paclitaxel (Abraxane).

Efek samping kemoterapi yang mungkin terjadi adalah mual, muntah, diare, rambut rontok, dan luka pada mulut.

3. Radioterapi

Sel kanker juga bisa dihancurkan dengan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton. Metode pengobatan ini disebut radioterapi.

Radioterapi bisa dikombinasikan dengan kemoterapi atau disebut kemoradiasi. Perawatan kombinasi ini biasanya dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan ukuran kanker sehingga lebih mudah diangkat.

Sementara itu, radioterapi yang dilakukan setelah operasi bertujuan untuk mengurangi risiko kambuh.

Efek samping yang mungkin terjadi dari radioterapi adalah masalah kulit, mual dan muntah, serta tubuh kelelahan.

Demi mendukung keberhasilan pengobatan, dokter biasanya menyarankan penerapan pola hidup sehat bagi pasien kanker. Cara ini juga bisa membantu mencegah kanker pankreas.

[embed-health-tool-bmi]