backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Dermatitis Seboroik

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 29/12/2020

Dermatitis Seboroik

Definisi

Apa itu dermatitis seboroik?

Seborrheic dermatitis alias dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang dianggap sebagai bentuk dermatitis kronis (jangka panjang) pada kulit kepala. Masalah kulit ini disebut juga dengan istilah eksim seboroik atau cradle cap pada bayi.

Dermatitis seboroik menyebabkan kulit kepala memerah dan mengalami ruam dengan bercak bersisik yang terasa gatal. Penyakit kulit ini juga dapat membuat kulit kepala mengering, mengelupas, dan memunculkan ketombe yang membandel.

Area kulit yang paling sering terdampak adalah kulit kepala. Akan tetapi, dermatitis seboroik bisa juga menyerang area berminyak di bagian tubuh yang lain seperti wajah, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dan dada.

Pada orang dewasa, dermatitis seboroik terkadang dapat sembuh tanpa pengobatan. Sementara pada bayi, gejala seboroik biasanya akan hilang sepenuhnya di usia 6 – 12 bulan. Namun, eksim seboroik bisa muncul kembali saat anak menginjak usia puber.

Dermatitis jenis ini tidak menular dan tidak membahayakan kesehatan, tapi gejalanya sangat tidak nyaman dan cukup mengganggu penampilan. Maka dari itu, penderita dermatitis seboroik biasanya perlu berkonsultasi ke dokter untuk mendapat pengobatan.

Gejala

Apa saja gejala dermatitis seboroik?

Hampir semua bagian tubuh bisa terkena eksim seboroik. Namun, area yang paling sering terkena adalah yang berminyak seperti kulit kepala, punggung, bulu mata, alis, zona T wajah, dan sisi hidung Anda.

Eksim seboroik juga dapat mengenai area kulit yang kering, seperti belakang telinga, lipatan paha, dan ketiak. Gejalanya mungkin bervariasi, tergantung tingkat keparahan dan usia penderita.

Di bawah ini adalah gejala dermatitis seboroik yang paling umum pada orang dewasa.

  • Bercak bersisik pada kulit.
  • Kulit kepala merah, bersisik mengelupas, dan sangat gatal.
  • Kulit kepala berminyak, sangat lembap, berlilin, atau melepuh.
  • Kulit di bawah bercak berwarna kemerahan.
  • Rasa gatal terbakar, terutama pada kulit kepala dan saluran telinga.
  • Kerak di kulit kepala bisa mengalami infeksi dan mengeluarkan cairan bening.
  • Jika eksim menyebar ke telinga, akan keluar cairan bening dari telinga.
  • Adanya perubahan warna kulit meski telah sembuh.

Eksim di kulit kepala kerap dikira sebagai ketombe biasa. Tidak heran, mengingat salah satu ciri eksim adalah munculnya serpihan kulit mati yang terkelupas atau yang sering disebut ketombe.

Bedanya, dermatitis seboroik memicu peradangan pada kulit kepala dengan berbagai gejala di atas. Masalah ketombe biasa umumnya tidak dibarengi dengan ciri-ciri yang disebutkan.

Pada bayi, dermatitis seboroik lebih dikenal dengan istilah cradle cap dan cenderung muncul di kulit kepala. Tanda-tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut.

  • Bercak kuning bersisik dan berminyak pada kulit kepala.
  • Lapisan sisik yang tebal dan menutupi seluruh kepala.
  • Kerak kering berwarna kuning hingga kecokelatan.

Eksim seboroik juga bisa menyerang wajah, terutama di kelopak mata, sekitar hidung, atau telinga bayi. Selain itu, eksim seboroik juga dapat berujung menjadi ruam popok. Pada sebagian bayi, kondisi ini bisa menutupi sebagian besar area tubuhnya.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala eksim seboroik yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah ke dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Dermatitis seboroik sebenarnya tidak berbahaya. Meski begitu, segera periksa ke dokter spesialis kulit bila Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala berikut ini.

  • Sulit tidur dan berkonsentrasi akibat gatal yang mengganggu.
  • Merasa bingung dan cemas berlebihan dengan penyakit yang sedang dialami.
  • Kulit mengalami infeksi.
  • Sudah mencoba berbagai perawatan rumahan, tapi tak membuahkan hasil.

Tubuh setiap orang berbeda sehingga gejala yang muncul pun tak selalu sama. Cara terbaik untuk memastikan penyebab munculnya gejala adalah dengan berkonsultasi kepada dokter dan pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab

Apa penyebab dermatitis seboroik?

Penyebab dermatitis jenis ini belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, National Eczema Association menyebut ada sejumlah kemungkinan yang mungkin membuat beberapa orang lebih rentan mengalami eksim seboroik sedangkan lainnya tidak.

Kulit yang berminyak sering kali menjadi dalangnya karena kelembapan mengundang pertumbuhan jamur Malassezia. Pertumbuhan jamur yang tak terkontrol menyebabkan peradangan dan berbagai gejala lain pada kulit kepala.

Faktor genetik seperti mutasi gen yang diturunkan juga turut memengaruhi kondisi kulit seseorang. Jika ada keluarga dekat Anda yang memiliki dermatitis atau spesifik eksim seboroik, peluang Anda mengalami penyakit yang sama pun dapat meningkat.

Tidak hanya itu, penyakit terdahulu juga dapat menjadi faktor penyebab dermatitis seboroik pada sejumlah orang. Penyakit kulit ini lebih rentan dialami oleh orang yang memiliki sistem imun lemah akibat:

  • AIDS,
  • penyakit Parkinson,
  • epilepsi,
  • riwayat stroke atau serangan jantung,
  • alkoholisme (ketergantungan alkohol berat),
  • depresi,
  • gangguan makan, dan
  • gangguan neurologis.

Faktor-faktor risiko

Siapa yang berisiko terkena dermatitis seboroik?

Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang sangat umum. Bayi, anak-anak, hingga orang dewasa pun bisa mengalami kondisi ini. Akan tetapi, faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risikonya.

1. Usia

Bayi berusia tiga bulan atau lebih biasanya rentan terkena dermatitis seboroik. Selain itu, orang dewasa dalam rentang usia 30 – 60 tahun juga berisiko lebih tinggi.

2. Mengidap kondisi tertentu

Risiko penyakit dermatitis seboroik akan meningkat jika Anda memiliki salah satu dari kondisi medis berikut ini.

  • HIV, sekitar 85 persen orang yang terinfeksi HIV cenderung mudah terkena dermatitis seboroik.
  • Jerawat parah, rosacea, atau psoriasis.
  • Penyakit Parkinson.
  • Penyakit epilepsi.
  • Baru pulih dari stroke atau serangan jantung.
  • Peminum alkohol berat.
  • Sedang mengalami depresi.
  • Gangguan makan.

3. Obat-obatan

Orang-orang yang menggunakan obat mengandung interferon, lithium, dan psoralen berisiko lebih tinggi mengalami dermatitis seboroik.

Diagnosis & pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis dermatitis seboroik?

Dokter biasanya mendiagnosis eksim seboroik dengan melihat riwayat medis pasien terlebih dulu. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan terhadap kulit Anda dan mengamati gejala yang muncul.

Penyakit ini terkadang muncul sebagai dampak dari kondisi lain yang sudah ada. Jika dokter mencurigai ada penyakit lain yang menyebabkan eksim seboroik, akan ada tes medis atau biopsi kulit yang perlu dilakukan sesuai kondisi.

Apa saja pilihan pengobatan yang tersedia?

Pada awalnya dokter akan merekomendasikan pengobatan eksim tradisional terlebih dahulu. Jika perawatan mandiri tidak membantu, dokter baru akan memberikan obat-obatan berdasarkan gejala yang muncul.

Pengobatan dermatitis seboroik biasanya disesuaikan dengan usia, lokasi munculnya peradangan, dan tingkat keparahan. Obat-obatan tidak dapat menyembuhkan dermatitis seboroik, tapi akan membantu meredakan gejala dan mencegah kekambuhan.

Secara umum, berikut beberapa jenis obat eksim seboroik yang biasanya diresepkan dokter:

1. Kortikosteroid

Sampo, krim, dan salep kortikosteroid merupakan perawatan utama untuk mengatasi dermatitis seboroik. Beberapa contoh hidrokortison yang sering digunakan antara lain fluocinolone, clobetasol, dan desonide.

Namun, krim atau salep hidrokortison bisa menimbulkan efek samping jika digunakan dalam jangka panjang tanpa jeda. Efek samping yang biasanya sangat terlihat yaitu penipisan kulit pada area yang sering diolesi obat.

2. Calcineurin inhibitor

Calcineurin inhibitor seperti tacrolimus dan pimecrolimus juga termasuk obat-obatan yang efektif mengendalikan peradangan. Efek sampingnya pun lebih sedikit daripada kortikosteroid sehingga kerap dijadikan alternatif pengobatan jangka panjang.

Sayangnya, tacrolimus dan pimecrolimus lebih mahal bila dibandingkan dengan obat kortikosteroid ringan. Ada pula dugaan bahwa keduanya meningkatkan risiko kanker, tapi hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut.

3. Obat antijamur

Gel, krim, atau sampo antijamur juga sering diresepkan untuk membantu mengatasi eksim seboroik. Jenis yang diberikan mungkin berbeda pada tiap orang, tergantung area yang terkena dan keparahan gejala.

Jika antijamur oles dan sampo tidak memberikan perubahan apa pun, dokter biasanya memberikan obat dalam bentuk pil. Mengingat adanya risiko efek samping yang lebih berat, obat pil hanya diberikan bila kondisi pasien terbilang parah.

Pengobatan di rumah

Apa saja pengobatan rumahan untuk mengatasi dermatitis seboroik?

Berbagai perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut dapat membantu Anda mencegah dan mengatasi dermatitis seboroik.

1. Keramas secara teratur

Apabila sampo biasa tidak membantu meringankan kondisi dermatitis seboroik Anda, cobalah sampo antiketombe yang dijual bebas di pasaran dengan bahan aktif sebagai berikut.

  • Pyrithione zinc
  • Selenium sulfide
  • Ketoconazole
  • Tar
  • Asam salisilat

Gunakan sampo tersebut sesuai anjuran pemakaian hingga tanda dan gejala mereda. Jika di tengah penggunaan sampo berkurang efektivitasnya, cobalah produk lainnya yang serupa.

Anda bisa menggunakan beberapa sampo untuk seboroik secara bergantian untuk melihat hasilnya secara maksimal. Jangan lupa menggosok bagian lain yang berketombe atau berkerak seperti belakang telinga atau wajah.

Pada anak-anak, gunakan sikat kecil berbulu lembut untuk membantu melepaskan sisik di kulit kepalanya. Untuk memudahkannya, oleskan baby oil ke kulit kepala selama beberapa jam sebelum mandi agar kulitnya melunak.

2. Melembapkan kulit kepala dengan minyak

Sebaiknya, rutinlah melembapkan kulit kepala yang bersisik dengan minyak mineral atau minyak zaitun. Lakukan hal ini satu jam sebelum Anda keramas. Anda juga bisa mendiamkannya semalaman untuk dibilas keesokan paginya.

3. Menghindari produk penata rambut

Selama pengobatan, usahakan untuk menghindari berbagai produk penataan rambut. Semprotan rambut, gel, pomade, maupun produk penata rambut lainnya sebaiknya disimpan terlebih dahulu hingga kondisi kulit membaik.

4. Menghindari produk yang mengandung alkohol

Produk perawatan rambut dan kulit kepala mengandung alkohol akan membuat kulit mengering sehingga gejala semakin parah. Sebisa mungkin, pilihlah produk berbahan lembut yang tidak mengandung alkohol.

5. Menggunakan pakaian bertekstur halus

Hindari pakaian yang ketat dan bertekstur kasar seperti brukat karena bisa mengiritasi kulit yang bermasalah. Sebaliknya, gunakan pakaian berbahan katun yang lembut dan menyerap keringat.

6. Menjaga kebersihan rambut wajah

Apabila Anda memiliki jenggot atau kumis, usahakan untuk membersihkan dan mencukurnya secara rutin. Pasalnya, gejala dermatitis seboroik bisa memburuk jika Anda memiliki kumis dan jenggot yang dibiarkan lebat tanpa diurus.

7. Menggunakan tea tree oil

Tea tree oil mengandung zat antibakteri, antijamur, dan antiradang sehingga sering digunakan untuk meredakan gejala eksim. Cukup encerkan 3 tetes tea tree oil dengan 12 minyak zaitun atau minyak kelapa, lalu oleskan pada kulit Anda.

8. Menggunakan lidah buaya

Gel lidah buaya yang dioleskan ke kulit membantu mengatasi kemerahan dan gatal akibat eksim seboroik. Namun, pastikan bahwa Anda tidak memiliki alergi terhadap bahan yang satu ini.

Untuk memastikannya, sebaiknya oleskan terlebih dahulu gel lidah buaya di bawah lengan. Kemudian, diamkan selama 12 hingga 24 jam. Jika tidak ada reaksi apa pun, Anda boleh mengoleskannya ke area kulit yang meradang.

9. Minyak ikan

Minyak ikan kaya akan asam lemak omega 3 yang efektif sebagai zat antiradang. Minum suplemen minyak ikan dapat membantu mengurangi gejala peradangan pada kulit. Suplemen ini aman diminum asalkan dikonsumsi sesuai anjuran penggunaan.

10. Mengonsumsi probiotik

Probiotik merupakan bakteri baik yang biasanya terdapat di dalam usus. Mikroba ini membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mengurangi peradangan di dalam tubuh.

Meskipun penelitian tentang probiotik untuk eksim seboroik masih terbatas, probiotik tetap terbukti membantu menjaga kesehatan secara umum. Jadi, tak ada salahnya mengonsumsi sumber seperti yoghurt, kefir, atau tempe.

Dermatitis seboroik merupakan salah satu bentuk dari peradangan kulit kronis. Seperti jenis dermatitis lainnya, kondisi ini menyebabkan kulit gatal, bersisik, bahkan luka bila sering digaruk.

Meskipun tidak berbahaya, gejala yang muncul biasanya sangat mengganggu. Anda dapat mengurangi keparahannya dengan obat-obatan, perubahan gaya hidup di rumah, dan konsultasi rutin dengan dokter untuk memantau perkembangan kondisi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 29/12/2020

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan