Tahukah Anda bahwa kuku juga bisa mengalami ganti kuku? Ya, tidak hanya kulit saja yang bisa ‘berganti’ dan mengelupas, tetapi kuku Anda yang pada dasarnya lebih keras dari kulit dapat mengalami hal yang sama. Walaupun terdengar seram, ganti kuku bisa dialami oleh siapapun dan diakibatkan oleh berbagai hal. Apa saja yang menyebabkan kuku menjadi mengelupas? Apakah hal ini berbahaya? Dan bagaimana mengatasinya?
Apa saja penyebab ganti kuku?
Kuku adalah bagian tubuh yang terbuat dari keratin, yaitu sejenis protein yang juga terkandung di dalam rambut Anda. Menurut American Academy of Family Physicians, kuku membutuhkan sekitar enam bulan agar bisa tumbuh memenuhi permukaan jari.
Apabila kuku yang mengelupas terjadi pada jari-jari tangan atau kaki saja, dapat disimpulkan bahwa kondisi ini disebabkan oleh penyebab dari luar atau eksternal. Sedangkan jika jari tangan dan kaki sama-sama mengalami ganti kuku, maka hal ini disebabkan oleh penyebab dari dalam tubuh.
Sebenarnya, kuku terdiri dari beberapa lapisan keras yang bisa saja mengelupas dan menjadi rapuh dan terlalu lembut akibat beberapa hal, yaitu:
1. Trauma
Trauma atau cedera yang terjadi pada kuku dapat membuat lapisan kuku terkelupas. Berbagai kegiatan yang mungkin dapat menimbulkan cedera yang kemudian mengakibatkan ganti kuku, adalah:
- Semua kegiatan yang dapat menekan kuku terlalu keras
- Kesalahan dalam memakai kuku palsu
- Kebiasaan merendam jari-jari tangan dengan air hangat
- Kebiasaan menggigit-gigit kuku
2. Bahan kimia
Kuku yang sering terkena bahan-bahan kimia, seperti yang ada di dalam cairan pembersih rumah tangga, atau pembersih kamar mandi berisiko lebih besar untuk mengalami pengikisan. Tidak hanya itu, bila Anda membersihkan kuteks dari kuku Anda dengan menggunakan cairan yang mengandung aseton, maka cairan tersebut dapat menyebabkan kerusakan kuku.
3. Hipotiroidisme
Salah satu komplikasi dari penyakit hipotiroidisme adalah kuku menjadi mengelupas atau ganti kuku. Hipotiroidisme sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh jumlah hormon tiroid yang dihasilkan kelenjar tiroid kurang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. gejala lain yang dialami oleh penderita hipotiroidisme adalah nyeri sendi, kenaikan berat badan secara tiba-tiba, kelelahan, dan mengalami perdarahan hebat saat haid – hal ini hanya terjadi pada wanita saja.
4. Kekurangan zat besi
Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa menyebabkan kuku rapuh. Sementara kuku yang rapuh sangat rentan untuk mengalami ganti kuku. Zat besi yang kurang sebenarnya mengakibatkan seseorang mengalami anemia. Gejala anemia ini yang kemudian mempengaruhi kekuatan lapisan kuku
5. Sedang menjalani pengobatan tertentu
Ganti kuku juga dapat diakibatkan karena sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu atau menjalani suatu pengobatan. Pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi berisiko untuk mengalami ganti kuku. Pengobatan kemoterapi atau obat-obatan lain yang dikonsumsi, membuat seseorang mengalami kekurangan vitamin dan mineral. Hal tersebutlah yang menyebabkan seseorang mengalami ganti kuku saat pengobatan berlangsung.
Apa yang harus dilakukan jika saya mengalami ganti kuku?
Jika ganti kuku yang dialami disebabkan oleh makanan atau kekurangan zat besi, maka Anda harus meningkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi yang tinggi seperti daging sapi, daging ayam, hati ayam, beberapa jenis kacang-kacangan, serta sayuran yang berdaun hijau tua. Untuk mengatasi kekurangan zat besi, Anda juga dapat mengonsumsi suplemen agar kebutuhan zat besi segera terpenuhi.
Tidak hanya pola makan saja yang harus diperhatikan, namun Anda harus memastikan bahwa kuku-kuku yang mengelupas tersebut tetap lembap. Anda dapat menjaga kelembapan kulit dengan memberikannya minyak jojoba yang mengandung vitamin E. Selain itu hindari juga kontak dengan air dalam waktu yang lama. Apabila Anda rutin melakukan pekerjaan rumah tangga yang menggunakan air, sebaiknya menggunakan sarung tangan untuk melindungi kuku yang terkelupas.
Kalkulator BMI
Benarkah berat badan Anda sudah ideal?
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.