backup og meta

Ganti Kuku

Ganti Kuku

Ganti kuku atau kuku mengelupas merupakan sebuah gangguan pada kuku yang bisa terjadi karena beberapa hal. Penyebab umumnya yaitu cedera, tetapi bisa juga disebabkan oleh paparan zat kimia atau kondisi kesehatan lain.

Apa itu ganti kuku? 

Kuku adalah bagian tubuh yang terbuat dari keratin, yakni sejenis protein yang bisa dijumpai pada rambut. 

Umumnya, kuku membutuhkan sekitar enam bulan agar bisa tumbuh memenuhi permukaan jari. Bila kuku terdiri dari banyak lapisan keras dan mengelupas, kekuatannya akan melemah dan terbelah dua. 

Kondisi ini dikenal dalam dunia kesehatan sebagai onychoschizia alias ganti kuku atau kuku yang mengelupas. 

Seberapa umum kondisi ini? 

Ganti kuku dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari usia dan jenis kelamin. Namun, kondisi ini bisa dicegah dengan menghindari sejumlah faktor risiko. 

Diskusikan dengan dokter terkait faktor risiko yang dapat menyebabkan kuku mengelupas. 

Tanda dan gejala ganti kuku

gambar infeksi jamur kuku atau tinea unguium

Umumnya, ganti kuku tidak memicu sejumlah gejala yang berbahaya. Namun, beberapa orang mengaku bahwa kuku yang mengelupas terkadang disertai dengan gejala lainnya. 

Berikut ini beberapa gejala tambahan ganti kuku berdasarkan penyebabnya. 

1. Anemia

Anemia adalah kondisi di mana tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang rendah atau kadar hemoglobin yang rendah dalam darah.

Gejala tambahan anemia yang dapat terjadi bersamaan dengan ganti kuku meliputi  nyeri dada, kelelahan, dan sesak napas.

Gejala lainnya yaitu sakit kepala, tangan atau kaki terasa dingin, lidah terasa sakit, kulit pucat, dan perubahan nafsu makan. 

2. Dehidrasi

Dehidrasi dapat menjadi faktor yang menyebabkan ganti kuku.

Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi, yang dapat mengakibatkan berbagai gejala, termasuk gangguan pada kuku.

Gejala tambahan dehidrasi yang dapat terjadi bersamaan dengan kuku yang mengelupas meliputi mulut, mata, dan kulit terasa kering, kehausan, dan jarang buang air kecil.

Warna urine kuning tua, pusing, dan kelelahan juga kerap dialami saat sedang dehidrasi.

3. Tiroid yang kurang aktif

Hipotiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan jumlah hormon tiroid yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan kuku dan menyebabkan perubahan pada tekstur atau struktur kuku.

Gejala tambahan yang dapat terjadi bersamaan dengan kuku yang mengelupas akibat hipotiroidisme meliputi jarang berkeringat, kulit kering, sembelit,  dan susah fokus.

4. Penyakit paru-paru

Ganti kuku juga mungkin dapat berkaitan dengan kondisi kesehatan tertentu, termasuk penyakit paru-paru.

Meskipun tidak selalu menjadi gejala utama, perubahan pada kuku bisa memberikan petunjuk tambahan tentang kondisi kesehatan seseorang.

Gejala tambahan yang bisa terjadi bersamaan dengan kuku yang mengelupas akibat penyakit paru-paru yaitu batuk kronis selama berbulan-bulan, sesak napas, mengi, batuk darah, dan sakit dada tanpa sebab. 

5. Masalah ginjal

Meskipun tidak selalu menjadi gejala utama, perubahan pada kuku bisa jadi tanda dari masalah kesehatan tertentu, termasuk masalah ginjal.

Gejala tambahan yang bisa terjadi bersamaan dengan kuku yang mengelupas akibat masalah ginjal berupa penurunan berat badan, kulit gatal, dan lebih sering buang air kecil.

Gejala lainnya berupa susah tidur, darah dalam urine, dan kram otot. 

Kapan saya harus ke dokter?

Kuku yang mengelupas biasanya jarang membutuhkan penanganan medis segera. Namun, ganti kuku yang disertai dengan rasa nyeri atau perdarahan selain ketika mengelupas mungkin memerlukan pengobatan dari dokter. 

Jika Anda mengalaminya, segera datangi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penangan yang tepat.

Penyebab ganti kuku

Umumnya, perubahan abnormal pada kuku merupakan salah satu pertanda bahwa tubuh tengah mengalami gangguan tertentu. 

Berikut ini sejumlah kondisi yang mungkin menjadi penyebab ganti kuku. 

1. Trauma

Trauma atau cedera pada kuku bisa membuat lapisan kuku terlepas. Berbagai aktivitas yang mungkin memicu cedera dan menyebabkan pergantian kuku antara lain: 

  • menekan kuku terlalu keras, 
  • kesalahan pemakaian kuku palsu, 
  • kebiasaan merendam jari tangan dengan air hangat, dan 
  • sering menggigit kuku

2. Paparan bahan kimia

Kuku yang sering terpapar bahan kimia, seperti cairan pembersih kamar mandi, berisiko lebih besar mengalami pengikisan. 

Bahkan, ganti kuku juga kerap terjadi pada Anda yang sering membersihkan cat kuku dengan aseton karena bisa menyebabkan kerusakan kuku. 

3. Hipotiroidisme

Salah satu komplikasi penyakit hipotiroidisme adalah kuku yang terkelupas. Hipotiroidisme merupakan penyakit yang disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid

Akibatnya, fungsi tubuh pun tidak berjalan dengan baik. Selain ganti kuku, penyakit tiroid ini bisa disertai dengan gejala lainnya, seperti nyeri sendi dan kelelahan. 

4. Kekurangan zat besi

Salah satu penyebab kuku terkelupas yang paling sering terjadi yaitu kekurangan zat besi. Tubuh yang tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup menghasilkan kuku yang rapuh. 

Sementara itu, kuku yang rapuh lebih rentan terkelupas. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan Anda anemia dan gejala anemia kemudian memengaruhi kekuatan lapisan kuku. 

5. Efek samping perawatan tertentu

Bila Anda tengah menjalani pengobatan tertentu, ganti kuku bisa menjadi salah satu efek samping dari perawatan tersebut. 

Sebagai contoh, kemoterapi pada pasien kanker menyebabkan mereka kekurangan vitamin dan mineral. Alhasil, kuku pasien lebih berisiko mengelupas ketika menjalani perawatan. 

Diagnosis ganti kuku

Untuk mendiagnosis masalah kuku, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin meminta riwayat medis lengkap pasien.

Beberapa langkah yang mungkin dilakukan dalam proses diagnosis ganti kuku yaitu sebagai berikut.

  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa kuku secara langsung untuk melihat tanda-tanda perubahan, seperti warna, tekstur, bentuk, dan kekakuan kuku.
  • Menanyakan riwayat medis. Dokter mungkin akan bertanya mengenai riwayat medis pasien, termasuk riwayat penyakit keluarga, penggunaan obat atau suplemen, dan riwayat perubahan pada kuku.
  • Tes tambahan. Jika diperlukan, dokter dapat menyarankan tes tambahan, seperti tes darah atau tes kultur kuku, untuk membantu dalam mendiagnosis kondisi yang mendasari.
  • Tes laboratorium. Dokter dapat melakukan tes laboratorium untuk mengevaluasi kadar nutrisi tertentu dalam darah, fungsi tiroid, atau fungsi organ lain yang dapat berkontribusi pada masalah kuku.

Pengobatan ganti kuku

Pada dasarnya, pengobatan ganti kuku yang parah akan dilakukan berdasarkan apa penyebabnya. 

Bila kerusakan kuku disebabkan oleh dehidrasi, Anda dianjurkan minum lebih banyak atau mendapatkan cairan tambahan dari infus di rumah sakit. 

Sementara itu, masalah paru-paru yang menyebabkan kuku mengelupas bisa diatasi dengan berhenti merokok, terapi oksigen, hingga operasi. 

Selalu diskusikan dengan dokter terkait pilihan pengobatan yang akan dilakukan untuk mengetahui apa saja manfaat dan efek samping perawatan. 

Perawatan rumahan ganti kuku

penyakit kuku dan masalah pada kuku

Ganti kuku biasanya disebabkan oleh kekurangan zat besi yang bisa diatasi di rumah tanpa perlu mendapat obat-obatan dari dokter. 

Anda mungkin akan dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti: 

  • kentang panggang dengan kulit, 
  • daging tanpa lemak, 
  • kacang-kacangan, 
  • bayam, dan 
  • sereal yang diperkaya zat besi. 

Selain makanan, dokter mungkin merekomendasikan suplemen zat besi untuk memenuhi kebutuhan harian Anda. Dengan begitu, masalah kuku mungkin akan cepat teratasi. 

Jangan lupa untuk merawat kesehatan kuku, seperti berhenti menggigit kuku atau menjaga kelembapan kulit di sekitar kuku. 

Apakah kuku yang lepas bisa tumbuh lagi?

Kuku yang lepas biasanya bisa tumbuh kembali, tetapi jangka waktu kesembuhan tergantung tingkat kerusakan dan kondisi yang mendasarinya.

Pencegahan ganti kuku

Untungnya, kuku yang terkelupas bisa dicegah dengan beberapa cara, seperti: 

  • menghindari penggunaan kuku akrilik atau gel, 
  • menghindari memakai penghapus cat kuku, 
  • menggunakan sarung tangan karet saat menggunakan pembersih zat kimia, 
  • memotong kuku dengan benar, dan
  • menjaga kuku tetap lembap. 

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter guna memahami solusi apa yang tepat untuk Anda. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fingernail do’s and don’ts. (2022). Retrieved 16 April 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/nails/art-20044954 

12 nail changes a dermatologist should examine. (2017). Retrieved 16 April 2024, from https://www.aad.org/public/everyday-care/nail-care-secrets/basics/nail-changes-dermatologist-should-examine 

Tully, A. S., Trayes, K. P., & Studdiford, J. S. (N.d.). Evaluation of nail abnormalities. American family physician, 85(8), 779-787.

Singal, A., & Arora, R. (2015). Nail as a window of systemic diseases. Indian dermatology online journal, 6(2), 67–74. https://doi.org/10.4103/2229-5178.153002

Brittle Splitting Nails. (N.d.). Retrieved 16 April 2024, from https://www.aocd.org/page/BrittleSplittingNail 

Office of Dietary Supplements – Iron. (2023). Retrieved 16 April 2024, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/ 

Versi Terbaru

17/04/2024

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

4 Cara Ampuh Mengobati Darah Beku di Kuku Tangan dan Jempol Kaki

Cara Membersihkan Gunting Kuku yang Tepat dan Mudah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 17/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan