backup og meta

Selulitis

Selulitis

Pernahkah Anda merasakan nyeri di kulit yang disertai dengan bengkak kemerahan? Ini mungkin bisa jadi pertanda Anda mengalami selulitis.

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Kenali gejala, penyebab, dan pengobatan selulitis dalam ulasan berikut ini.

Apa itu selulitis?

Selulitis adalah jenis penyakit kulit yang muncul karena infeksi bakteri. Selulitis dapat menimbulkan warna kemerahan dan bengkak pada kulit.

Gejalanya sering menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lainnya.

Kondisi ini biasanya memengaruhi permukaan kulit, tapi bisa juga sampai jaringan di bawahnya. Infeksi ini juga bisa menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah.

Meski disebabkan oleh infeksi bakteri, jenis penyakit kulit ini biasanya tidaklah menular. Jika tidak diobati, selulitis bisa berakibat fatal.

Anda harus segera mendapatkan bantuan medis begitu Anda mulai mengalami gejala selulitis.

Tanda dan gejala selulitis

gambar gejala selulitis

Biasanya, gejala dan ciri-ciri penyakit kulit ini hanya akan muncul pada satu sisi tubuh saja. Gejala yang umum dialami oleh penderita selulitis adalah sebagai berikut.

  • Sakit dan nyeri di daerah yang terkena infeksi.
  • Kulit berwarna kemerahan karena peradangan.
  • Luka dan ruam borok muncul serta menyebar dengan cepat.
  • Kulit mengilap dan bagian yang terinfeksi menjadi bengkak.
  • Adanya rasa atau sensasi hangat di kulit yang terkena infeksi.
  • Pada bagian tengah kulit yang terinfeksi, biasanya muncul borok dan mengeluarkan nanah.
  • Demam.

Seringnya gejala ini muncul pada kaki bagian bawah, tapi juga bisa mengenai bagian tubuh lainnya seperti tangan dan telapak kaki.

Jika selulitis telah menyebar, Anda juga mungkin akan mengalami gejala seperti merasa ngantuk terus-menerus dan muncul garis-garis merah di sekitar luka.

Ada juga beberapa gejala yang lebih serius berupa:

  • tubuh gemetar,
  • merasakan panas dingin,
  • merasakan nyeri berlebih,
  • kelelahan,
  • pusing,
  • kepala terasa ringan,
  • nyeri otot, dan
  • berkeringat.

Kapan harus periksa ke dokter?

Setiap orang bisa memiliki gejala yang berbeda-beda. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala seperti berikut ini.

  • Kemerahan di kulit semakin meluas.
  • Area yang terkena mengalami mati rasa atau kesemutan.
  • Kulit yang terkena perlahan menghitam.
  • Muncul benkak di sekitar mata atau belakang telinga.

Penyebab selulitis

Penyebab penyakit kulit ini yang utama adalah infeksi bakteri. Jenis bakteri yang umumnya menimbulkan kondisi ini adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus.

Bakteri ini awalnya masuk melalui luka terbuka yang diakibatkan dari goresan benda tajam, gesekan di permukaan yang kasar, gigitan serangga, eksim, dan sebagainya.

Namun, selulitis juga bisa terjadi meski tidak ada area kulit yang terluka, misalnya pada orang-orang dengan penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS.

Sistem imunitas yang tak bekerja maksimal membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi penyakit.

Faktor risiko selulitis

Selulitis dapat dialami oleh semua orang, baik dewasa maupun anak-anak.

Namun, ada beberapa faktor yang membuat seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap selulitis. Faktor tersebut meliputi:

  • memiliki luka atau kondisi yang membuat kulit rusak seperti eksim dan kutu air,
  • sistem kekebalan tubuh yang lemah,
  • sering menggunakan obat yang digunakan dengan cara disuntik,
  • memiliki pembengkakan kronis pada lengan atau kaki (limfedema),
  • obesitas, serta
  • riwayat selulitis.

Komplikasi selulitis

Kadang-kadang, penyakit kulit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh, memasuki kelenjar getah bening dan aliran darah.

Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi bakteri dapat masuk ke lapisan jaringan yang lebih dalam.

Potensi komplikasi selulitis yang dapat terjadi adalah:

  • infeksi darah,
  • infeksi tulang,
  • peradangan pembuluh limfa Anda, dan
  • kematian jaringan atau gangrene.

Bila Anda telah mengalami selulitis berulang kali, penyakit ini dapat merusak sistem pembuangan zat-zat dalam tubuh.

Hal ini dapat menyebabkan peradangan sehingga menimbulkan pembengkakan kronis pada bagian yang terkena.

Apakah selulitis butuh dioperasi?

Umumnya, gejala selulitis dapat membaik dengan pemberian antibiotik saja. Namun, apabila dokter menemukan abses atau penumpukan nanah pada kulit, dokter mungkin menyarankan prosedur operasi untuk membersihkan nanah tersebut.

Diagnosis selulitis

Dokter akan mulai mendiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menentukan sejauh mana keparahan penyakit yang Anda alami.

Beberapa hal yang menjadi fokus pemeriksaan adalah:

  • menguji seberapa bengkak kulit yang terinfeksi,
  • seberapa merah dan hangat kulit yang terinfeksi, serta
  • apakah ada kelenjar lain yang ikut bengkak atau tidak.

Dokter Anda mungkin ingin memantau area yang terinfeksi selama beberapa hari untuk melihat apakah kemerahan atau bengkak yang menyebar.

Namun, hal itu akan bergantung pada keparahan gejala. Dalam beberapa kasus, dokter akan melakukan pemeriksaan darah atau pengambilan sampel luka untuk menguji keberadaan bakteri.

Pengobatan selulitis

Pengobatan selulitis biasanya dilakukan tergantung dengan gejala dan tingkat keparahan selulitis yang dialami. Berikut ini beberapa pengobatan selulitis.

1. Obat-obatan

Untuk mengobati penyakit kulit ini, umumnya dokter akan meresepkan obat antibiotik oral selama 10 – 21 hari. Hal ini bertujuan untuk mengobati infeksi selulitis Anda.

Lama pengobatan menggunakan antibiotik oral akan bergantung pada tingkat keparahan kondisi infeksi Anda.

Bahkan jika gejala membaik dalam beberapa hari, penting untuk tetap minum obat sampai habis seperti yang diresepkan oleh dokter.

Dokter Anda mungkin juga akan meresepkan obat pereda nyeri dan penghilang rasa sakit. 

Selulitis umumnya dapat membaik dalam kurun waktu 7 – 10 hari sejak memulai minum obat antibiotik. Perawatan yang lebih lama mungkin diperlukan jika infeksi Anda terbilang parah.

Biasanya, hal ini dapat terjadi apabila Anda juga menderita penyakit kronis atau jika sistem kekebalan Anda tidak berfungsi dengan baik.

2. Perawatan rawat inap

Orang dengan kondisi medis dan faktor risiko tertentu yang sudah ada sebelumnya, mungkin perlu tinggal di rumah sakit untuk observasi selama perawatan.

Dokter juga mungkin akan menyarankan rawat inap jika Anda memiliki:

  • suhu tubuh tinggi,
  • tekanan darah tinggi,
  • infeksi yang tidak membaik dengan antibiotik,
  • sistem kekebalan yang terganggu karena penyakit lain, serta
  • Anda mungkin juga akan dirawat di rumah sakit jika memerlukan antibiotik infus ketika antibiotik oral tidak berfungsi.

Perawatan rumahan selulitis

kompres hangat dan dingin saat cedera

Selain menggunakan obat-obatan, Anda dapat melakukan beberapa langkah perawatan di rumah guna mengurangi pembengkakan dan rasa sakit dengan perawatan ini.

  • Mengompres area kulit yang terdampak menggunakan kain yang telah direndam dalam air dingin.
  • Menggunakan obat-obatan antinyeri seperti ibuprofen atau parasetamol untuk mengurangi sakit akibat pembengkakan.
  • Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
  • Lakukan pergerakan kecil pada area tubuh yang terkena selulitis seperti pergelangan tangan atau kaki agar otot-otot tidak menjadi kaku.

Selain itu, Anda harus beristirahat sampai gejala membaik. Saat beristirahat, posisikan anggota badan yang terkena infeksi lebih tinggi.

Misalnya, letakkan di atas bantal yang mana lebih tinggi dari sejajarnya badan Anda. Cara ini bertujuan untuk mengurangi pembengkakan.

Pencegahan selulitis

Anda juga bisa mencegah datangnya penyakit kulit ini dengan cara sebagai berikut.

  • Menghindari terjadinya luka dengan menggunakan pelindung saat melakukan aktivitas tertentu seperti bersepeda, atau menggunakan pakaian yang tertutup saat beraktivitas di lingkungan yang ditumbuhi banyak rerumputan.
  • Segera melakukan pertolongan pertama saat terluka, dari membersihkan sampai memberi antibiotik.
  • Menjaga kulit agar tidak kering dengan menggunakan pelembap.
  • Segera mengobati penyakit bila Anda terkena infeksi seperti kutu air atau kurap.
  • Memakai alas kaki bila beraktivitas di luar rumah.
  • Rajin memotong kuku.
  • Selalu waspada dengan perubahan atau gejala yang timbul setelah Anda terluka.

Itulah informasi seputar gejala, penyebab, hingga cara mengatasi penyakit selulitis.

Apabila gejala tidak kunjung hilang atau semakin memburuk setelah pengobatan, jangan ragu konsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda.

Kesimpulan

  • Selulitis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus.
  • Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri di kulit yang disertai kemerahan dan pembengkakan.
  • Penyakit kulit ini umumnya dapat disembuhkan dengan obat antibiotik. Jika tidak kunjung membaik, dokter mungkin akan menyarankan rawat inap.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Cellulitis. (2022). Mayo Clinic. Retrieved 08 July 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cellulitis/symptoms-causes/syc-20370762

Cellulitis. (2024).  National Health Service. Retrieved 08 July 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/cellulitis/

Cellulitis. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved 08 July 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15071-cellulitis

Cellulitis. (n.d). Retrieved 08 July 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/cellulitis 

Cellulitis. (n.d.). Retrieved 08 July 2024, from https://ufhealth.org/conditions-and-treatments/cellulitis#:~:text=Definition,largest%20organ%20of%20the%20body.

Versi Terbaru

12/07/2024

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

8 Penyakit Kulit Menular Beserta Penyebab dan Gejalanya

Apa Itu Luka Infeksi dan Tanda-tandanya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 12/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan