backup og meta

Infeksi Staphylococcus aureus

Infeksi Staphylococcus aureus

Pengertian infeksi Staphylococcus aureus

Sesuai namanya, infeksi Staphylococcus aureus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

Bakteri ini adalah salah satu jenis dari genus Staphylococcus, tetapi yang paling sering menyebabkan infeksi. 

Bakteri jenis ini biasanya terdapat pada kulit manusia atau bagian hidung. Umumnya, bakteri ini tidak menyebabkan bahaya apapun.

Namun terkadang, Staphylococcus aureus dapat mengakibatkan infeksi jika masuk ke aliran darah atau jaringan di dalam tubuh. 

S. aureus bisa menjadi penyebab dari berbagai kondisi kesehatan, bahkan penyakit serius. Bakteri ini biasanya menyebar dari kontak langsung satu orang ke orang lainnya. 

Gejala Staphylococcus aureus

Infeksi Staphylococcus aureus dapat bervariasi dari menimbulkan masalah kulit ringan hingga endokarditis.

Endokarditis adalah infeksi mematikan pada lapisan dalam jantung (endokardium). Oleh karena itu, tanda-tanda dan gejala infeksi S. aureus sangat bervariasi, tergantung pada lokasi dan keparahan infeksi.

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut gejala-gejala infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus.

1. Infeksi kulit

Infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri S. aureus ada berbagai macam dan memunculkan berbagai gejala berikut.

Bisul

Jenis paling umum dari infeksi Staphylococcus aureus adalah bisul. Gejala bisul meliputi tanda berikut.

  • Kulit pada area terkena biasanya menjadi merah dan bengkak.
  • Apabila bisul pecah, akan keluar nanah.
  • Bisul biasanya terjadi paling sering di bawah ketiak atau di sekitar kunci paha atau bokong.

Impetigo

Kondisi ini ditandai dengan ruam yang menular dan seringkali terasa sakit.

Impetigo biasanya memiliki lepuhan besar yang dapat mengeluarkan cairan dan menghasilkan kerak yang berwarna seperti madu.

Selulitis

Selulitis merupakan infeksi pada lapisan dalam kulit. Selulitis muncul paling sering pada kaki bawah dan telapak kaki.

Gejala selulitis dapat berupa tanda berikut.

  • Kemerahan dan pembengkakan pada permukaan kulit.
  • Terdapat luka (ulkus) atau area yang bernanah.

Staphylococcal scalded skin syndrome

Racun yang dihasilkan sebagai akibat dari infeksi S. aureus dapat menyebabkan staphylococcal scalded skin syndrome.

Kondisi ini paling sering menyerang bayi yang baru lahir dan anak-anak.

Gejalanya kondisi ini dapat berupa:

  • demam,
  • ruam,
  • muncul lepuhan, dan
  • saat lepuhan pecah, lapisan atas kulit melepas, meninggalkan permukaan merah yang terlihat seperti luka bakar.

2. Keracunan makanan

Bakteri Staphylococcus aureus adalah salah satu penyebab utama dari keracunan makanan.

Gejalanya bisa muncul dengan cepat biasanya dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Tanda-tanda dan gejala dari jenis infeksi Staphylococcus aureus ini meliputi:

  • mual dan muntah,
  • diare,
  • dehidrasi,
  • tekanan darah rendah, dan
  • bakteremia.

3. Bakteremia

Bakteremia atau keracunan darah muncul saat bakteri S. aureus memasuki aliran darah seseorang. Demam dan tekanan darah rendah adalah tanda utama dari bakteremia.

Bakteri dapat berpindah ke lokasi dalam pada tubuh, menyebabkan infeksi yang menyerang:

  • organ internal, seperti otak, jantung atau paru-paru,
  • tulang dan otot,
  • alat yang diimplantasi, seperti sendi buatan atau alat pemacu jantung.

3. Toxic shock syndrome

Kondisi yang mengancam nyawa ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus atau beberapa turunan bakteri Staphylococcus lainnya.

Kondisi ini biasanya muncul tiba-tiba dan disertai dengan gejala berupa:

  • demam tinggi,
  • mual dan muntah,
  • ruam pada telapak tangan dan kaki yang menyerupai sunburn,
  • linglung,
  • nyeri otot,
  • sakit perut, dan
  • septic arthritis.

4. Septic arthritis

Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi S. aureus.

Bakteri sering kali menyerang lutut, tapi sendi lain dapat terserang, seperti pergelangan kaki, pinggang, pergelangan tangan, siku, bahu atau tulang belakang.

Tanda-tanda dan gejala dapat meliputi:

  • pembengkakan otot,
  • nyeri serius pada otot yang terserang, dan
  • demam.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • area kulit yang merah, iritasi atau terasa sakit,
  • lepuhan yang berisi nanah, dan
  • demam.

Anda juga mungkin perlu berkonsultasi ke dokter jika muncul tanda berikut.

  • Infeksi kulit diturunkan dari salah satu anggota keluarga ke anggota lain.
  • Dua atau lebih anggota keluarga mengalami infeksi kulit pada waktu bersamaan.

Penyebab infeksi Staphylococcus aureus

Banyak orang yang tubuhnya memiliki bakteri Staphylococcus aureus, tetapi tidak mengalami infeksi.

Namun, jika Anda mengalami infeksi S. aureus, ada kemungkinan infeksi disebabkan oleh bakteri yang telah Anda bawa selama beberapa waktu.

Penularan bakteri ini dapat terjadi dari manusia ke manusia. Ketika tinggal di benda mati, seperti sarung bantal atau handuk untuk waktu yang cukup lama, bakteri S. aureus bisa dikatakan sebagai kuman yang kuat.

Oleh karena itu, bakteri ini juga dapat berpindah ke orang yang menyentuh barang tersebut. 

Bakteri S. aureus dapat bertahan pada:

  • kekeringan,
  • suhu yang ekstrim, dan
  • kadar garam yang tinggi.

Faktor risiko infeksi Staphylococcus aureus

Dikutip dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, CDC, infeksi S. aureus dapat terjadi pada siapa saja.

Namun, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan terkena kondisi ini seperti berikut.

  • Orang dengan kondisi kronis, seperti diabetes, kanker, penyakit pembuluh darah, eksim, dan penyakit paru-paru.
  • Pemakai obat-obatan terlarang.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Pernah melalui prosedur operasi.
  • Orang dengan perangkat buatan yang dimasukkan atau diimplan di dalam tubuhnya.

Diagnosis infeksi Staphylococcus aureus

Dokter dapat mendiagnosis infeksi Staphylococcus aureus dengan cara berikut.

  • Melakukan pemeriksaan fisik. Selama pemeriksaan, dokter akan memeriksa luka pada kulit Anda. 
  • Mengambil sampel untuk pengujian. Seringkali, dokter mendiagnosis infeksi S. aureus dengan memeriksa sampel jaringan untuk melihat tanda-tanda adanya bakteri.

Selain dua pemeriksaan di atas, dokter mungkin juga akan meminta Anda melakukan tes pencitraan. Pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan kondisi Anda. 

Pengobatan infeksi Staphylococcus aureus

Pengobatan untuk infeksi Staphylococcus aureus sangat bergantung pada jenis infeksi serta ada atau tidaknya kekebalan terhadap antibiotik tertentu.

Pengobatan untuk infeksi S. aureus mungkin meliputi hal berikut.

Antibiotik

Dokter dapat melakukan tes untuk mengidentifikasi jenis infeksi yang disebabkan oleh S. aureus, serta memilih antibiotik yang tepat.

Antibiotik biasanya direkomendasikan adalah:

  • cefazolin,
  • nafcillin atau oxacillin,
  • vancomycin,
  • daptomycin,
  • telavancin, dan
  • linezolid.

Infeksi Staphylococcus aureus yang disebut dengan MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) resisten atau kebal dengan banyak jenis antibiotik.

Oleh karena itu, dokter akan menyesuaikan pemberian antibiotik dengan kondisi Anda.

Drainase luka

Jika Anda mengalami infeksi kulit, dokter mungkin akan melakukan sayatan pada luka untuk mengeringkan cairan yang berkumpul.

Pengangkatan perangkat

Jika infeksi Anda muncul akibat adanya perangkat atau prostetik yang diletakkan di dalam tubuh, pengangkatan diperlukan.

Namun, untuk beberapa perangkat, proses ini memerlukan pembedahan.

Pencegahan infeksi Staphylococcus aureus

Berikut adalah gaya hidup dan kebiasaan yang dapat membantu Anda mengurangi risiko terkena infeksi Staphylococcus aureus.

1. Cuci tangan Anda

Mencuci tangan dengan bersih adalah perlawanan terhadap kuman. Cuci tangan setidaknya selama 15-30 detik, kemudian keringkan dengan handuk sekali pakai dan gunakan handuk lain untuk mematikan kran. 

Jika tangan Anda tidak terlihat kotor, Anda dapat menggunakan hand sanitizer yang berbahan dasar alkohol. 

2. Jaga luka tetap bersih

Jaga luka sayatan tetap bersih dan tertutup dengan perban yang steril dan kering hingga luka sembuh.

Nanah dari luka yang terinfeksi seringkali mengandung bakteri Staphylococcus aureus. Oleh karena itu, menjaga luka tertutup dapat mencegah penyebaran bakteri.

3. Rajin mengganti pembalut wanita

Toxic shock syndrome merupakan salah satu bentuk infeksi Staphylococcus aureus yang berkembang akibat tidak ganti pembalut dalam waktu yang lama.

Anda dapat mengurangi kemungkinan toxic shock syndrome dengan sering mengganti tampon, setidaknya setiap 4-8 jam.

4. Jangan berbagi barang pribadi dengan orang lain

Hindari berbagi benda pribadi seperti handuk, seprai, pisau cukur, pakaian dan peralatan olahraga.

Seperti yang telah disebutkan, infeksi Staphylococcus aureus dapat menyebar melalui benda serta dari satu orang ke orang lainnya.

Jadi, pastikan Anda menjaga kebersihan diri, termasuk penggunaan barang pribadi.

5. Cuci pakaian dan seprai dengan cara yang tepat

Bakteri Staphylococcus aureus dapat bertahan pada pakaian dan seprai yang tidak dicuci dengan benar.

Agar bakteri dari pakaian dan seprai hilang, sebaiknya cuci dengan air panas jika memungkinkan. 

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Staphylococcal skin infection | DermNet NZ. (2020). Retrieved 21 December 2020, from https://dermnetnz.org/topics/staphylococcal-skin-infection/

Topics, H. (2020). Staphylococcal Infections: MedlinePlus. Retrieved 21 December 2020, from https://medlineplus.gov/staphylococcalinfections.html

Staph infections – Symptoms and causes. (2020). Retrieved 21 December 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/staph-infections/symptoms-causes/syc-20356221

Staph infections can kill. (2019). Retrieved 21 December 2020, from https://www.cdc.gov/vitalsigns/staph/index.html

Staphylococcus aureus in Healthcare Settings | HAI | CDC. (2020). Retrieved 21 December 2020, from https://www.cdc.gov/hai/organisms/staph.html

Versi Terbaru

11/09/2024

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Infeksi Bakteri Pemakan Daging

Infeksi Jamur Vagina


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan