Tidak hanya mengganggu penampilan, jerawat kadang juga menimbulkan rasa sakit. Mengoleskan salep khusus bisa jadi solusi terbaik buat Anda agar wajah bebas jerawat. Dari sekian banyak salep jerawat yang ada di pasaran, mana yang paling ampuh?
Rekomendasi salep jerawat di apotek
Salep merupakan obat luar yang cara pakainya langsung dioleskan ke kulit. Salep jerawat ada yang dijual bebas dan ada pula yang diresepkan dokter. Obat tertentu harus disertai resep dokter karena biasanya zat obatnya lebih kuat atau berdosis lebih tinggi.
Memilih salep jerawat menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, salah memilih salep bisa tidak cocok untuk mengobati jenis jerawat. Sementara jika pilihan Anda tepat, jerawat dapat teratasi dengan cepat dan minim efek samping.
Nah, jenis seperti apa yang terbaik?
1. Salep benzoil peroksida
Salep jerawat yang mengandung benzoil peroksida dapat Anda temukan di apotek, dengan atau tanpa resep dokter. Salep benzoil peroksida dari resep dokter biasanya mengandung dosis yang lebih kuat.
Benzoil peroksida bekerja membunuh bakteri penyebab jerawat dan mencegah sel kulit mati untuk menyumbat pori-pori. Benzoyl peroxide juga dapat mengurangi produksi minyak di kulit dan menjaga pori-pori tetap terbuka.
Benzoil peroksida terkenal ampuh dan efektif menghilangkan jerawat taraf ringan hingga sedang. Salep ini bisa dipakai sendiri, tapi juga dapat diresepkan bersama dengan obat penghilang jerawat lain, seperti clindamycin, eritromisin, dan adapalene.
Jika Anda menggunakan salep dari dokter, jangan menambah dosisnya lebih dari yang diarahkan. Hal ini malah dapat membuat jerawat susah sembuh, bahkan meningkatkan risiko efek samping seperti kulit kering dan mengelupas.
Pengobatan jerawat dengan benzoil peroksida butuh waktu sekitar 8 – 10 minggu. Jangan lupa untuk gunakan tabir surya setelahnya, terutama saat akan ke luar rumah. Penggunaan benzoil peroksida meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar UV.
Pada minggu awal pemakaian, mungkin akan banyak jerawat baru yang muncul. Namun, jangan khawatir karena ini reaksi normal yang disebut purging. Seiring waktu, bintil-bintil jerawat akan berkurang dan hilang total.
Meski begitu, jika setelah lebih dari 12 minggu jerawat tidak kunjung sembuh, segeralah temui dokter.
Ragam Perawatan Kulit yang Justru Bikin Muka Berjerawat
2. Salep retinoid
Salep jerawat dengan kandungan retinoid mengandung vitamin A yang biasanya digunakan untuk mengobati kondisi komedo (baik blackhead maupun whitehead) dan jerawat taraf ringan hingga sedang.
Retinoid bekerja mengangkat sel kulit mati sekaligus merangsang pertumbuhan sel kulit baru, mengurangi produksi minyak (sebum) di wajah, dan membuka pori-pori yang tersumbat.
Retinoid termasuk obat jerawat yang wajib ditebus dengan resep dokter. Takaran dosis dan penggunaanya juga harus mengikuti arahan dokter.
Retinoid memiliki beberapa turunan yakni tretinoin, adapalene, dan tazarotene dengan dosis yang berbeda-beda. Salep yang mengandung adapalene diklaim lebih efektif menghilangkan jerawat dibanding tretinoin.
Namun, beri tahu dokter dulu jika Anda saat ini sedang menggunakan produk skincare atau obat jerawat lain yang mengandung benzoyl peroxide. Tretinoin dan tazarotene tidak boleh dipakai bersamaan dengan benzoil peroksida, tapi adapalene bisa.
Salep retinoid dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap paparan sinar matahari. Namun dibanding turunan retinoid lainnya, efek samping adapalene tergolong lebih ringan sementara tazarotene bisa lebih parah.
Untuk meminimalisasi risiko terbakar matahari (sunburn) selama pemakaian retinoid, selalu oleskan tabir surya setiap kali akan ke luar rumah. Kenakan pakaian yang melindungi kulit serta topi berpinggiran lebar dan kacamata hitam.
Jauhi sinar matahari langsung dengan sering-sering berteduh ketika situasi mengharuskan Anda beraktivitas di luar ruangan.
3. Salep antibiotik
Salep antibiotik bekerja menghambat pertumbuhan dan mematikan bakteri P. acnes yang menyebabkan jerawat. Jenisnya beragam, tapi yang paling sering diresepkan dokter untuk mengobati jerawat yaitu clindamycin dan erythromycin.
Walaupun memiliki efek samping membuat kulit menjadi kuning, salep antibiotik tetracycline juga bisa diresepkan.
Pengobatan jerawat menggunakan salep antibiotik akan bekerja lebih baik jika dikombinasikan dengan obat jerawat lain. Pasalnya, antibiotik topikal bekerja lebih lambat untuk mengobati jerawat dibanding salep jerawat lainnya.
Salep antibiotik paling sering dikombinasikan dengan benzoil perosida atau retinoid untuk menghilangkan jerawat. Namun untuk kasus tertentu, terutama jerawat yang disebabkan gangguan hormon, spironolactone atau pil KB pun dapat diresepkan.
Pengobatan jerawat dengan antibiotik topikal biasanya hanya berlangsung 6 – 8 minggu. Hentikan pemakaian bila sudah waktunya untuk mencegah risiko bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik.
Perhatikan juga risiko efek samping dari pemakaian salep antibiotik yang berupa iritasi kulit, seperti kulit kemerahan dan mengelupas, serta rasa panas seperti terbakar. Minimalkan risiko ini dengan mengoleskan tabir surya setiap akan ke luar rumah.
4. Asam salisilat
Asam salisilat membantu meluruhkan sel kulit mati sehingga menjaga pori-pori tetap bersih dan mengurangi reaksi peradangan. Asam salisilat juga efektif untuk menghilangkan komedo, mengurangi minyak pada wajah, dan pembengkakan akibat jerawat.
Anda bisa membeli salep jerawat yang mengandung asam salisilat dengan kisaran dosis mulai dari 0,5 – 2% di apotek tanpa resep dokter. Namun, untuk kasus jerawat yang lebih parah, Anda membutuhkan resep dokter dengan dosis lebih tinggi.
Salep asam salisilat jarang menimbulkan efek samping yang mengkhawatirkan. Namun, jika Anda mengalami efek samping di bawah ini setelah menggunakan asam salisilat, sebaiknya kunjungi dokter.
- Kulit kering
- Kulit terkelupas
- Kulit terasa panas seperti terbakar
- Iritasi kemerahan dan gatal
Oleskan salep hanya pada pada daerah yang berjerawat sesuai dengan anjuran dokter.
5. Salep asam hidroksi alfa (AHA)
Kandungan salep jerawat ampuh lain yakni asam hidroksi alfa atau Alpha-hydroxy acids (AHA). AHA bekerja mengobati jerawat dengan membuka pori-pori yang tersumbat oleh kombinasi sel kulit mati, minyak (sebum), dan bakteri.
AHA juga selanjutnya dapat membantu mengecilkan pori-pori agar kulit tidak lagi mudah berjerawat ke depannya. Senyawa AHA itu sendiri sebetulnya terbagi lagi menjadi tujuh turunan, yaitu:
- citric acid,
- glycolic acid,
- hydroxycaproic acid,
- hydroxycaprylic acid,
- lactic acid,
- malic acid, dan
- tartaric acid.
Dari ketujuh jenis AHA di atas, glycolic acid dan lactic acid merupakan kandungan yang paling menjanjikan untuk mengobati jerawat dan lebih sedikit menyebabkan iritasi dibanding AHA lainnya.
Efek obat biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 bulan sampai terlihat hasil paling optimalnya. Pemakaian salep jerawat yang mengandung AHA harus konsisten. Sebab jika tidak, proses pengobatan bisa menjadi lebih lama.
6. Asam azelat
Sifat antimikroba dan antiradang dari salep asam azelat dilaporkan efektif untuk mengobati jerawat sekaligus mencegahnya datang kembali.
Salep asam azelat juga bermanfaat untuk membersihkan pori-pori, meminimalkan risiko terbentuknya luka bekas jerawat, dan menyamarkan noda bekas jerawat.
Namun, salep ini sebetulnya jarang menjadi rekomendasi pertama dokter kulit karena cara kerja asam azaleat cenderung agak lama untuk menghilangkan jerawat.
Untuk mempercepat efek salep ini, biasanya dokter akan meresepkannya bersama dengan obat jerawat yang lain. Ikuti dosis dan petunjuk yang diberikan dokter Anda saat menggunakan obat ini.
Salep asam azelat dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti kulit terbakar, kering, dan terkelupas. Efek samping lain yang jarang terjadi yakni iritasi, pembekakan, kesemutan, demam, dan sulit bernapas.
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tak biasa selama dan setelah menggunakan salep ini.
Amankah salep jerawat digunakan ibu hamil dan menyusui?
Pengobatan jerawat pada ibu hamil berbeda karena banyak obat-obatan yang berisiko terhadap kandungan, atau belum diuji benar apakah aman atau tidak untuk wanita hamil.
Di antara semua yang sudah disebut di atas, salep jerawat AHA dipastikan dapat digunakan pada ibu hamil.
Namun sebelum membeli salep jerawat di apotek, sebaiknya tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kulit.