Komplikasi dermatitis numularis
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini mungkin dapat menyebabkan luka dan peradangan pada kulit. Luka akibat peradangan rentan mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Seperti halnya kondisi peradangan kulit lainnya, kondisi ini juga mungkin dapat menyebabkan hiperpigmentasi dan eritema.
Diagnosis dermatitis numularis
Dokter bisa mendiagnosis dermatitis numularis dengan identifikasi gejala. Namun, cara ini terkadang bisa menghasilkan diagnosis yang salah. Dokter bisa mengira bahwa kondisi ini menunjukan infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur.
Oleh karena itu, tes terkadang diperlukan untuk memastikan hasil diagnosis dari identifikasi gejala. Di bawah ini beberapa tes yang umumnya dilakukan untuk dermatitis numularis.
- Biopsi kulit: pengambilan sampel kulit yang selanjutnya akan dianalisis di laboratorium untuk melihat apakah terjadi infeksi jamur, virus, bakteri, atau tidak sama sekali.
- Patch test: tes tempel yang digunakan untuk mengidentifikasi zat atau jenis alergen yang menyebabkan reaksi peradangan pada kulit.
- Tes kulit: sampel kulit akan diteliti untuk mengetahui kehadiran infeksi tertentu.
- Swab: biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi infeksi bakteri pada kulit.
Pengobatan dermatitis numularis
Dermatitis adalah penyakit kulit yang tidak dapat disembuhkan, termasuk numularis. Namun dengan pengobatan yang tepat, intensitas keparahan gejala dapat dikendalikan dan risiko kekambuhan sewaktu-waktu juga dapat dikurangi.
Rata-rata, durasi pengobatan dermatitis jenis ini berlangsung cukup lama, terutama jika pasien menunjukkan gejala dalam jangka panjang.
Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala dermatitis numularis.
- Mengoleskan krim atau obat steroid topikal secara rutin pada setiap bagian kulit yang terdampak.
- Mengoleskan krim atau salep yang terdiri dari kombinasi steroid, antibiotik, dan antiseptik.
- Mengaplikasikan krim atau salep yang diresepkan dokter dengan kandungan tacrolimus atau pimecrolimus untuk meredakan peradangan kulit.
- Mengoleskan pelembab kulit nonkosmetik atau emolien secara rutin pada area kulit yang terdampak guna menjaga kulit agar tetap lembab.
- Melakukan fototerapi (terapi menggunakan sinar ultraviolet) apabila gejala sudah tidak bisa dikendalikan menggunakan obat.
- Mengonsumsi obat imunosupresan khusus untuk gejala yang bertambah parah.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar