backup og meta

Dermatitis Numularis

Dermatitis Numularis

Dermatitis numularis merupakan jenis penyakit kulit berupa munculnya bercak melingkar seperti koin di kulit. Kondisi ini terjadi karena reaksi sensitivitas kulit. Ketahui informasi lengkap tentang gejala, penyebab, serta cara pengobatannya berikut ini. 

Apa itu dermatitis numularis?

Dermatitis numularis adalah jenis dermatitis yang ditandai dengan kemunculan bercak-bercak dengan bentuk melingkar seperti koin pada permukaan kulit. 

Penyakit kulit tidak menular ini juga dikenal dengan nama dermatitis diskoid atau eksim numularis. Bentuk gejalanya bisa menyerupai luka bakar, luka goresan, atau luka akibat gigitan serangga. 

Dermatitis ini dapat menyebabkan kulit menjadi sangat kering dan berkerak, atau sebaliknya kulit yang terdampak menjadi basah dan berwarna kemerahan.

Kulit yang meradang dapat menimbulkan rasa gatal yang tidak tertahankan meski pada sebagian kasus gatal bisa tidak muncul sama sekali. 

Dermatitis numularis dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan jika tidak diobati secara rutin. 

Seberapa umum eksim numularis?

Siapa pun bisa mengalami penyakit ini, termasuk anak-anak. Kendati demikian, dermatitis numularis lebih sering dialami oleh laki-laki yang berusia 55 – 65 tahun dibandingkan perempuan.

Pada perempuan, gejala cenderung muncul pada usia remaja dan dewasa produktif. Orang-orang yang kecanduan alkohol kronis (alkoholisme) juga lebih berisiko terjangkit penyakit ini.

Dermatitis numularis juga bisa hadir sebagai kondisi sekunder ketika dialami oleh orang dengan dermatitis atopik.

Tanda dan gejala dermatitis numularis

Awalnya gejala dermatitis numularis muncul dalam bentuk bintik-bintik kemerahan dan kulit melepuh yang mengeluarkan cairan.

Lama-kelamaan, luka akan melebar dan membentuk bercak lingkaran seperti koin yang memusat di bagian tengah kulit. Rata-rata setiap bercak memiliki ukuran diameter sekitar 1 – 3 cm.

Selanjutnya, bercak lingkaran akan muncul dalam gejala dermatitis numularis yang ditunjukkan dengan tanda berikut ini.

  • Bercak berwarna merah muda, merah, atau cokelat.
  • Bercak lebih sering muncul pada bagian kaki, tapi juga bisa muncul pada tubuh bagian tengah seperti tangan.
  • Muncul rasa gatal dan sensasi terbakar.
  • Rasa gatal pada kulit akan semakin bertambah parah di malam hari dan mengganggu saat tidur.
  • Setelah kulit yang terdampak melepuh dan mengeluarkan cairan, lama-kelamaan luka akan mengerak atau berubah menjadi borok.
  • Bagian kulit di antara bercak dermatitis numularis biasanya menjadi kering dan rentan mengalami iritasi.

Gejala dermatitis numularis bisa muncul pada beberapa bagian tubuh, dan berlangsung dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Menggosok dan menggaruk bagian kulit yang mengalami luka bisa menyebabkan gejala memburuk. Suhu udara yang tinggi dan kondisi lembab juga akan membuat peradangan semakin serius

Kapan harus periksa ke dokter?

Apabila tidak tuntas diobati, bercak luka yang hilang bisa kembali muncul tepat pada area kulit yang sebelumnya terdampak. Selain itu, kondisi ini dapat menimbulkan gejala infeksi kulit, seperti:

  • bagian kulit yang terkena terasa nyeri saat ditekan,
  • muncul garis-garis merah atau cokelat pada kulit,
  • bengkak, dan
  • keluar nanah pada area kulit yang terdampak. 

Ketika Anda menyadari telah mengalami gejala seperti yang disebutkan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. 

Penyebab dermatitis numularis

Penyebab dermatitis numularis masih belum diketahui pasti. Kendati demikian, studi menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus penyebabnya berkaitan dengan faktor sensitivitas kulit. 

Menurut American Academy of Dermatology, pemicu yang memengaruhi reaksi sensitivitas kulit adalah:

  • udara kering,
  • berada di lingkungan yang panas dan lembap,
  • stres kronis,
  • gigitan serangga atau goresan pada kulit,
  • infeksi kulit
  • minum alkohol berlebihan
  • mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan kulit kering, dan
  • penggunaan sabun yang mengiritasi dan membuat kulit kering. 

Penyebab dermatitis numularis masih belum diketahui pasti. Kendati demikian, studi menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus penyebabnya berkaitan dengan faktor sensitivitas kulit. 

Kulit orang dengan dermatitis numularis juga umumnya sangat kering sehingga rentan mengalami iritasi. Penyakit ini juga bisa dipicu oleh kontak langsung dengan iritan atau alergen yang dapat menyebabkan dermatitis kontak

Pada beberapa orang, gejala bisa muncul pada bekas luka akibat peradangan kulit atau dermatitis jenis lainnya. Peradangan bisa bertambah parah apabila kulit semakin kering atau terlalu lembap akibat keringat dan kenaikan suhu.

Faktor risiko dermatitis numularis

Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tapi berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini.

  • Berjenis kelamin pria berusia di atas 50 tahun.
  • Berjenis kelamin wanita berusia antara 15 hingga 25 tahun.
  • Tinggal di wilayah dingin dengan iklim kering.
  • Terjangkit eksim atau penyakit dermatitis statis.
  • Terhambatnya aliran darah di kaki, seringkali karena varises.
  • Permukaan kulit terluka akibat gigitan serangga, kontak dengan zat kimia tertentu, dan tergores.
  • Mengalami infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri.

Komplikasi dermatitis numularis

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini mungkin dapat menyebabkan luka dan peradangan pada kulit. Luka akibat peradangan rentan mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

Seperti halnya kondisi peradangan kulit lainnya, kondisi ini juga mungkin dapat menyebabkan hiperpigmentasi dan eritema.

Diagnosis dermatitis numularis

biopsi endometrium

Dokter bisa mendiagnosis dermatitis numularis dengan identifikasi gejala. Namun, cara ini terkadang bisa menghasilkan diagnosis yang salah. Dokter bisa mengira bahwa kondisi ini menunjukan infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur. 

Oleh karena itu, tes terkadang diperlukan untuk memastikan hasil diagnosis dari identifikasi gejala. Di bawah ini beberapa tes yang umumnya dilakukan untuk dermatitis numularis.

  • Biopsi kulit: pengambilan sampel kulit yang selanjutnya akan dianalisis di laboratorium untuk melihat apakah terjadi infeksi jamur, virus, bakteri, atau tidak sama sekali.
  • Patch test: tes tempel yang digunakan untuk mengidentifikasi zat atau jenis alergen yang menyebabkan reaksi peradangan pada kulit.
  • Tes kulit: sampel kulit akan diteliti untuk mengetahui kehadiran infeksi tertentu.
  • Swab: biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi infeksi bakteri pada kulit.

Pengobatan dermatitis numularis

Dermatitis adalah penyakit kulit yang tidak dapat disembuhkan, termasuk numularis. Namun dengan pengobatan yang tepat, intensitas keparahan gejala dapat dikendalikan dan risiko kekambuhan sewaktu-waktu juga dapat dikurangi. 

Rata-rata, durasi pengobatan dermatitis jenis ini berlangsung cukup lama, terutama jika pasien menunjukkan gejala dalam jangka panjang.

Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala dermatitis numularis.

  • Mengoleskan krim atau obat steroid topikal secara rutin pada setiap bagian kulit yang terdampak.
  • Mengoleskan krim atau salep yang terdiri dari kombinasi steroid, antibiotik, dan antiseptik.
  • Mengaplikasikan krim atau salep yang diresepkan dokter dengan kandungan tacrolimus atau pimecrolimus untuk meredakan peradangan kulit.
  • Mengoleskan pelembab kulit nonkosmetik atau emolien secara rutin pada area kulit yang terdampak guna menjaga kulit agar tetap lembab.
  • Melakukan fototerapi (terapi menggunakan sinar ultraviolet) apabila gejala sudah tidak bisa dikendalikan menggunakan obat. 
  • Mengonsumsi obat imunosupresan khusus untuk gejala yang bertambah parah.

Pantangan penyakit dermatitis numularis

Beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita dermatitis adalah kacang, susu sapi, telur, makanan laut, dan kerang. Pasalnya, makanan tersebut dapat menimbulkan reaksi alergi dan memperburuk penyakit ini. 

Perawatan rumahan dermatitis numularis

Mengutip American Academy of Dermatology Association, berikut beberapa perawatan rumahan yang bisa Anda terapkan untuk mengurangi gejala penyakit ini.

  • Mengaplikasikan pelembab setiap hari, gunakan moisturizer untuk kulit kering yang bebas pewangi dan hypoallergenic.
  • Gunakan sabun yang bebas pewangi dan khusus untuk kulit kering.
  • Jaga udara tetap lembab dengan menggunakan humidifier.
  • Kelola stres dengan baik.
  • Gunakan sarung tangan saat bersentuhan dengan produk yang dapat menimbulkan iritasi, seperti produk pembersih rumah tangga.
  • Gunakan pakaian yang longgar dan berbahan lembut
  • Batasi konsumsi alkohol. 

Dengan metode pengobatan yang tepat, proses penyembuhan biasanya dapat memakan waktu satu hingga beberapa minggu. Anda mungkin akan melihat bercak di kulit perlahan merata dan memudar. 

Jika gejala memburuk setelah pengobatan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk penanganan lebih lanjut. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nummular dermatitis: Overview. (2021). Retrieved 24 November 2023, from https://www.aad.org/public/diseases/eczema/types/nummular-dermatitis

Discoid eczema | DermNet NZ. (2020). Retrieved 24 November 2023 from https://dermnetnz.org/topics/discoid-eczema/

Numular Dermatitis (2022.).  StatPearls. Retrieved 24 November 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK565878/ 

Nummular Eczema | National Eczema Association. (2020). Retrieved 24 November 2023, from https://nationaleczema.org/eczema/types-of-eczema/nummular-eczema/

Nummular Eczema: vs Ringworm, Causes, Symptoms, Treatment. Retrieved 24 November 2023 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22757-nummular-eczema#symptoms-and-causes 

 

Versi Terbaru

27/11/2023

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Dermatitis Neglecta, Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Serba-serbi Cradle Cap (Dermatitis Seboroik) pada Bayi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan