backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Selalu Merasa Ingin Muntah, Tapi Tidak Kunjung Keluar? Mungkin Ini Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Selalu Merasa Ingin Muntah, Tapi Tidak Kunjung Keluar? Mungkin Ini Penyebabnya

    Pernahkah Anda mengalami sensasi mau muntah yang sudah di ujung tenggorokan — istilahnya, sudah “hoek-hoek” — tapi tidak ada yang dimuntahkan? Dalam dunia medis, kondisi ingin muntah tapi tidak ada yang muntahan yang keluar disebut dengan dry heaving. Apa penyebabnya?

    Apa itu dry heaving (sensasi ingin muntah)?

    Dry heaving adalah sensasi ingin muntah namun tidak disertai dengan adanya sesuatu yang dimuntahkan. Atau dengan kata lain, Anda terdorong untuk memuntahkan sesuatu namun tidak ada muntahan yang keluar.

    Sensasi ini diawali dengan perasaan mual yang merangsang daerah otak tertentu untuk mengontrol muntah. Namun bahkan setelah sensasi mual berhenti, pusat muntah otak mungkin saja masih aktif. Hal ini menyebabkan kelanjutan kontraksi otot perut yang menekan diafragma sehingga menyebabkan saluran napas tertutup — seperti reflek muntah beneran.

    Bedanya jika muntah beneran mengeluarkan sebagian isi perut Anda, maka dry heaving tidak mengeluarkan zat apapun. Hanya sensasi mau muntah saja.

    Selain sensasi ingin muntah, kondisi ini juga sering disertai dengan rasa kering di mulut dan tenggorokan. Penderita juga seringkali berkeringat, denyut nadi meningkat, dan terkadang pusing. Gejala lainnya yakni merasa gelisah, rasa tidak enak di mulut, kehilangan nafsu makan, batuk, tersedak, dan sakit perut.

    Apa penyebab mau muntah terus, tapi tidak jadi?

    Beberapa kondisi bisa memicu sensasi ingin muntah, alias sudah “hoek-hoek”, tapi tidak ada yang dimuntahkan. Antara lain:

    1. Penyakit asam lambung

    Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux (GERD) menyebabkan gejala mulas. Hal ini dapat menyebabkan naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung tanpa disertai oleh rasa mual maupun kontraksi otot perut yang sangat kuat. Pada sebagian orang, kondisi ini bisa memicu sensasi ingin muntah, tapi tidak benar-benar muntah.

    2. Mengonsumsi obat

    Sebagian obat-obatan untuk mengatasi kecemasan dan depresi bisa menyebabkan mual dan sensasi ingin muntah alias dry heaving. Anda bisa mengonsultasikan pada dokter jika mengalami kondisi ini terus menerus setiap kali mengonsumsi obat.

    3. Sedang hamil

    Banyak wanita hamil di awal kehamilan mengalami kondisi ini karena dipicu oleh morning sickness. Kondisi ini biasanya terjadi hingga trimester kedua kehamilan. Selain itu, wanita hamil cenderung sensitif terhadap bau-bauan, sehingga ketika mencium aroma yang tidak mengenakkan ia cenderung merasa mau muntah karena mual.

    4. Olahraga

    Berolahraga dengan intensitas yang terlalu tinggi dan dalam kondisi kenyang atau perut kembung bisa menyebabkan diafragma Anda berkontraksi. Untuk itu, hindari makan besar sebelum berolahraga, atau tunggu hingga satu jam setelah makan besar untuk melakukan olahraga. Jika saat berolahraga Anda mulai merasa mual dan ingin muntah, istirahat sejenak dan minum air secara perlahan.

    5. Mengonsumsi alkohol berlebih

    Mengonsumsi alkohol secara berlebihan bisa menyebabkan Anda merasa ingin muntah. Untuk itu, batasi jumlah alkohol yang Anda konsumsi. Jika Anda merasakan tanda-tanda dry heaving, Anda bisa menetralisirnya dengan mengunyah makanan yang mudah dicerna seperti biskuit asin dan meminum air sedikit demi sedikit.

    Kondisi lain yang bisa menyebabkan hal ini terjadi ialah infeksi dan kecemasan.

    Pengobatan dan pencegahan yang bisa dilakukan di rumah

    Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi dan mencegah sensasi mau muntah terus, yaitu:

  • Menghindari konsumsi alkohol, kafein, coklat yang berlebihan.
  • Memakan makanan nasi, roti, atau biskuit yang mudah dicerna jika Anda merasa mual.
  • Beristirahat jika Anda mulai merasa mual saat berolahraga.
  • Tidak berbaring dengan perut penuh yang bisa mempermudah asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
  • Mengonsumsi pisang sebagai pengganti nasi untuk camilan sebelum olahraga.
  • Mengonsumsi sup ayam dan makanan berkaldu lainnya untuk mengurangi gejala.
  • Mengonsumsi cairan yang cukup sepanjang hari.
  • Kapan Anda harus pergi ke dokter?

    Anda perlu mengonsultasikan ke dokter saat gejala tidak juga membaik setelah mencoba pengobatan di rumah dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Dokter akan memeriksa Anda untuk membantu menentukan penyebabnya.

    Biasanya dokter akan meresepkan obat antimual dan antiemetik yang bekerja dengan cara memblokir zat tertentu dalam tubuh yang memicu mual.

    Anda juga disarankan pergi ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang lebih serius seperti:

    • Kesulitan bernapas
    • Nyeri otot
    • Sakit dada yang cukup parah
    • Sakit perut yang menyiksa
    • Peningkatan denyut jantung
    • Intensitas buang air kecil menurun
    • Terdapat darah di urin
    • Muntah atau tinja yang berdarah

    Dry heaving yang berkepanjangan memerlukan penanganan medis karena bisa menjadi pertanda tekanan intrakranial, radang pankreas, hingga penyakit hati dan ginjal yang parah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan