backup og meta

Sindrom Dumping

Sindrom Dumping

Definisi sindrom dumping

Sindrom dumping adalah kondisi ketika pengosongan lambung ke bagian usus kecil (duodenum) lebih cepat daripada biasanya. Kondisi ini punya nama lain dumping syndrome

Orang dengan kondisi medis ini biasanya mengalami gejala seperti mual dan kram perut. Gejala ini muncul akibat usus kecil tidak menyerap nutrisi dari makanan yang belum dicerna dengan baik di perut. 

Umumnya, sindrom ini terjadi jika Anda menjalani sejumlah beberapa jenis operasi lambung, seperti gastric bypass. 

Gangguan pencernaan yang satu ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu sindrom dumping awal dan akhir. Jenis ini dibedakan berdasarkan waktu setelah makan yang memicu gejala yang berbeda pula.

Seberapa umum kondisi ini? 

Sekitar 1 dari 10 orang yang menjalani operasi perut mengalami sindrom dumping. Terlebih lagi, kondisi ini lebih sering terjadi setelah beberapa jenis operasi perut ketimbang yang lain. 

Sebagai contoh, gangguan pencernaan ini lebih sering dialami pada orang yang baru saja menjalani operasi gastric bypass daripada jenis operasi bariartrik lainnya. 

Sindrom ini juga lebih umum terjadi usai sleeve gastrectomy yang mengangkat seluruh isi perut dibandingkan gastrektomi yang mengangkat sebagian perut. 

Selain itu, ada beragam faktor lainnya yang meningkatkan risiko seseorang terhadap kondisi ini. Silakan konsultasikan dengan dokter untuk informasi yang lebih lengkap. 

Tanda dan gejala

Gejala sindrom dumping dibagi menjadi dua macam, yaitu gejala awal dan gejala akhir. Di bawah ini penjelasan masing-masing jenis. 

Gejala awal dumping syndrome

Tanda dan gejala sindrom dumping umumnya terjadi segera setelah makan, terutama usai mengonsumsi makanan manis. Gejala awal dari penyakit ini meliputi: 

  • perut kembung setelah makan, 
  • mual atau muntah, 
  • kram perut, 
  • diare
  • wajah memerah, 
  • pusing atau sakit kepala ringan, serta
  • jantung berdetak cepat. 

Gejala akhir dumping syndrome

Sementara itu, gejala akhir dumping syndrome terjadi 1 – 3 jam setelah Anda makan. Gejala ini dapat dipicu oleh kadar glukosa darah yang rendah (hipoglikemia). 

Ada pun beberapa ciri-ciri sindrom dumping yang terlambat antara lain: 

  • berkeringat, 
  • wajah memerah, 
  • pusing, 
  • merasa lemah, 
  • jantung berdebar-debar, 
  • kelelahan, 
  • gemetar atau gelisah, serta 
  • sulit berkonsentrasi. 

Beberapa orang mungkin mengalami gejala dari kedua jenis sindrom ini. Bahkan, gejala terkadang baru muncul bertahun-tahun usai menjalani operasi. 

Kapan harus periksa ke dokter?

Bila Anda mengalami beberapa kondisi di bawah ini, segera periksakan diri ke dokter. 

  • Mengembangkan gejala akibat sindrom dumping, bahkan sebelum operasi. 
  • Gejala tidak dapat dikontrol dengan perubahan pola makan. 
  • Kehilangan banyak berat badan akibat kondisi ini. 

Kemungkinan ada gejala atau kondisi yang tak disebutkan terkait masalah ini. Bila Anda merasa khawatir, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Penyebab

Apa penyebab sindrom dumping?

Sama seperti gejalanya, kedua jenis sindrom dumping memiliki penyebab yang berbeda pula. 

Penyebab sindrom dumping awal

Penyebab utama dumping syndrome awal yaitu pengosongan lambung yang bergerak lebih cepat menuju usus kecil.

Setelah itu, cairan dari perut mengalir ke usus kecil. Cairan ini merupakan campuran asam lambung dan makanan yang sudah dicerna sebagian. 

Beragam gejala awal yang disebutkan tadi pun mulai terasa pada orang setelah menjalani operasi bariatrik.

Penyebab sindrom dumping akhir

Gejala dumping syndrome akhir terjadi ketika sejumlah besar glukosa dari makanan dan minuman bergerak lebih cepat ke usus kecil. 

Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat lebih cepat dari biasanya. Akibatnya, organ pankreas melepaskan hormon insulin yang memicu penurunan kadar gula dara terlalu cepat. 

Hasilnya bisa berupa hipoglikemia atau kadar gula darah terlalu rendah serta gejala lain seperti kelemahan. 

Faktor risiko

Pada dasarnya, orang yang baru saja menjalani operasi penurunan berat badan atau lambung lebih berisiko terhadap sindrom dumping. 

Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien obesitas, tetapi juga bagian dari pengobatan untuk kanker perut, kerongkongan, dan kondisi lainnya. 

Di bawah ini beragam jenis operasi yang bisa menjadi faktor risiko dumping syndrome

  • Gastrektomi, yaitu prosedur ketika sebagian atau seluruh isi perut diangkat. 
  • Operasi gastric bypass yang bertujuan mengatasi obesitas
  • Esofagektomi, yaitu operasi ketika semua atau sebagian tabung antara mulut dan perut diangkat. 

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Sindrom dumping umumnya didiagnosis berdasarkan gejala yang dialami dan riwayat operasi lambung. 

Dokter mungkin juga merekomendasikan beberapa tes diagnostik lainnya untuk memastikan hasil diagnosis. Jenis tes yang dimaksud meliputi: 

Apa saja cara mengobati sindrom dumping?

Normalnya, sindrom dumping awal kemungkinan besar akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu tiga bulan. Selain itu, perubahan pola makan menjadi kunci penting dalam meringankan gejala dumping syndrome

Bila tidak kunjung membaik, dokter biasanya akan merekomendasikan obat-obatan atau operasi untuk mengatasi masalah pencernaan ini. 

Obat-obatan

Salah satu obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala dumping syndrome yaitu octreotide (Sandostatin). 

Obat ini hadir dalam dua bentuk, yaitu short-acting dan long-acting. Obat berbentuk short-acting akan disuntikkan di bawah kulit Anda 2 – 4 kali sehari sebelum makan. 

Sementara itu, octreotide long-acting disuntikkan ke otot bokong setiap 4 minggu sekali. Obat yang satu ini mungkin menimbulkan efek samping, seperti rasa sakit di sekitar daerah suntik, diare, berat badan naik, hingga batu empedu

Operasi

Bila obat-obatan tidak kunjung meredakan gejala sindrom dumping, dokter mungkin akan menyarankan Anda menjalani operasi.

Jenis operasi yang akan direkomendasikan tergantung dengan operasi yang menjadi pemicu dumping syndrome.

Perlu diingat bahwa pembedahan yang dilakukan untuk mengobati kondisi ini tidak selalu berhasil meski menjadi jalan terakhir.

Pola makan (diet) sindrom dumping

Sebenarnya, langkah pertama dalam mengatasi gejala sindrom dumping yaitu mengubah pola makan menjadi lebih sehat. 

Banyak orang dengan sindrom ini memiliki gejala ringan yang membaik dari waktu ke waktu dengan perubahan diet yang sederhana di bawah ini.

  • Makan enam kali dalam porsi kecil.
  • Memberikan jeda waktu untuk minum minimal 30 menit setelah makan.
  • Berbaring selama 30 menit setelah makan.
  • Memilih makanan kaya akan protein, serat dan lemak yang sehat.
  • Membatasi asupan gula, seperti permen, kue, dan minuman manis.
  • Memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat kompleks.
  • Menghindari susu dan produk olahan susu.
  • Menambahkan pektin (jenis serat) ke dalam makanan Anda. 

Bila mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dumping Syndrome – symptoms and causes. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 17 June 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dumping-syndrome/symptoms-causes/syc-20371915 

Dumping Syndrome. (2018). Cleveland Clinic. Retrieved 17 June 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17835-dumping-syndrome 

Eating, Diet, & Nutrition for Dumping Syndrome. (2019). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Retrieved 17 June 2021, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/dumping-syndrome/eating-diet-nutrition 

Dumping Syndrome After Gastric Bypass Surgery. (n.d). University of Rochester Medical Center. Retrieved 17 June 2021, from https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=134&ContentID=107

Versi Terbaru

05/08/2021

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Perforasi

Distensi Abdomen


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 05/08/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan