Setelah itu, cairan dari perut mengalir ke usus kecil. Cairan ini merupakan campuran asam lambung dan makanan yang sudah dicerna sebagian.
Beragam gejala awal yang disebutkan tadi pun mulai terasa pada orang setelah menjalani operasi bariatrik.
Penyebab sindrom dumping akhir
Gejala dumping syndrome akhir terjadi ketika sejumlah besar glukosa dari makanan dan minuman bergerak lebih cepat ke usus kecil.
Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat lebih cepat dari biasanya. Akibatnya, organ pankreas melepaskan hormon insulin yang memicu penurunan kadar gula dara terlalu cepat.
Hasilnya bisa berupa hipoglikemia atau kadar gula darah terlalu rendah serta gejala lain seperti kelemahan.
Faktor risiko
Pada dasarnya, orang yang baru saja menjalani operasi penurunan berat badan atau lambung lebih berisiko terhadap sindrom dumping.
Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien obesitas, tetapi juga bagian dari pengobatan untuk kanker perut, kerongkongan, dan kondisi lainnya.
Di bawah ini beragam jenis operasi yang bisa menjadi faktor risiko dumping syndrome.
- Gastrektomi, yaitu prosedur ketika sebagian atau seluruh isi perut diangkat.
- Operasi gastric bypass yang bertujuan mengatasi obesitas.
- Esofagektomi, yaitu operasi ketika semua atau sebagian tabung antara mulut dan perut diangkat.
Diagnosis dan pengobatan
Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?
Sindrom dumping umumnya didiagnosis berdasarkan gejala yang dialami dan riwayat operasi lambung.
Dokter mungkin juga merekomendasikan beberapa tes diagnostik lainnya untuk memastikan hasil diagnosis. Jenis tes yang dimaksud meliputi:
Apa saja cara mengobati sindrom dumping?
Normalnya, sindrom dumping awal kemungkinan besar akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu tiga bulan. Selain itu, perubahan pola makan menjadi kunci penting dalam meringankan gejala dumping syndrome.
Bila tidak kunjung membaik, dokter biasanya akan merekomendasikan obat-obatan atau operasi untuk mengatasi masalah pencernaan ini.
Obat-obatan
Salah satu obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala dumping syndrome yaitu octreotide (Sandostatin).
Obat ini hadir dalam dua bentuk, yaitu short-acting dan long-acting. Obat berbentuk short-acting akan disuntikkan di bawah kulit Anda 2 – 4 kali sehari sebelum makan.
Sementara itu, octreotide long-acting disuntikkan ke otot bokong setiap 4 minggu sekali. Obat yang satu ini mungkin menimbulkan efek samping, seperti rasa sakit di sekitar daerah suntik, diare, berat badan naik, hingga batu empedu.
Operasi
Bila obat-obatan tidak kunjung meredakan gejala sindrom dumping, dokter mungkin akan menyarankan Anda menjalani operasi.
Jenis operasi yang akan direkomendasikan tergantung dengan operasi yang menjadi pemicu dumping syndrome.
Perlu diingat bahwa pembedahan yang dilakukan untuk mengobati kondisi ini tidak selalu berhasil meski menjadi jalan terakhir.
Pola makan (diet) sindrom dumping
Sebenarnya, langkah pertama dalam mengatasi gejala sindrom dumping yaitu mengubah pola makan menjadi lebih sehat.
Banyak orang dengan sindrom ini memiliki gejala ringan yang membaik dari waktu ke waktu dengan perubahan diet yang sederhana di bawah ini.
- Makan enam kali dalam porsi kecil.
- Memberikan jeda waktu untuk minum minimal 30 menit setelah makan.
- Berbaring selama 30 menit setelah makan.
- Memilih makanan kaya akan protein, serat dan lemak yang sehat.
- Membatasi asupan gula, seperti permen, kue, dan minuman manis.
- Memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat kompleks.
- Menghindari susu dan produk olahan susu.
- Menambahkan pektin (jenis serat) ke dalam makanan Anda.
Bila mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar