backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Operasi Lambung

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 26/12/2023

Operasi Lambung

Jika seseorang mengalami tukak lambung yang parah dan tidak merespons terhadap pengobatan medis, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk memperbaiki kerusakan pada dinding lambung. Kenali apa saja prosedur dan manfaat operasi lambung.

Definisi operasi lambung

Operasi lambung adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah pada lambung. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk operasi gastrointestinal, yaitu pembedahan yang dilakukan pada saluran pencernaan.

Area yang dibedah dalam operasi gastrointestinal mencakup kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan rektum. Pembedahan yang dilakukan pada hati, kantong empedu, serta pankreas pun termasuk ke dalam kategori ini.

Pembedahan pada organ lambung umumnya bertujuan untuk mengangkat jaringan abnormal pada lambung atau usus. Namun, tak menutup kemungkinan tindakan ini juga digunakan untuk mengatasi kondisi medis lainnya.

Kondisi yang membuat operasi lambung perlu dilakukan

Berikut sejumlah gangguan kesehatan yang bisa ditangani dengan pembedahan pada lambung.

1. Hernia hiatal

Hernia hiatal merupakan kondisi ketika bagian atas lambung mencuat ke rongga dada melalui bukaan atau bagian otot yang melemah pada diafragma. Diafragma merupakan otot yang membatasi rongga dada dan rongga perut.

Hernia pada diafragma tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, lama-kelamaan asam lambung bisa mengalir naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan nyeri atau panas pada ulu hati (heartburn). Ini adalah salah satu bentuk gejala maag.

Jika sudah begini, dokter perlu melakukan operasi hernia pada lambung. Pembedahan bertujuan untuk mengembalikan posisi lambung serta memperkuat sfingter esofagus. Dengan begitu, sfingter esofagus dapat mencegah kenaikan asam lambung.

2. Penyakit refluks asam lambung

Gastroesophageal reflux disease (GERD) alias refluks asam lambung yaitu kondisi ketika asam lambung mengalir naik ke kerongkongan secara berkala. Hal ini dapat menyebabkan gejala maag, heartburn, dan peradangan pada kerongkongan.

GERD sebenarnya dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan konsumsi obat asam lambung. Namun, GERD parah yang tidak membaik dengan pengobatan perlu diatasi dengan operasi lambung yang disebut fundoplikasi.

Fundoplikasi merupakan teknik pembedahan dengan mengikat bagian atas lambung (fundus) secara melingkar. Prosedur ini akan memperkuat sfingter dan menghasilkan efek seperti katup untuk mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.

3. Operasi bariatrik

Operasi bariatrik dilakukan untuk mengubah bentuk saluran pencernaan dengan tujuan menurunkan berat badan. Tindakan ini dipilih apabila pola makan dan olahraga tidak berhasil, atau Anda mengalami masalah medis serius akibat kelebihan berat badan.

Walaupun bertujuan untuk menurunkan berat badan, operasi ini bukanlah cara instan untuk mengubah bentuk badan secara instan.

Operasi ini dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi berbahaya yang berkaitan dengan obesitas, seperti:

Apakah operasi pemotongan lambung berbahaya?

Operasi pemotongan lambung seperti bariatrik umumnya aman dilakukan, tetapi seperti semua prosedur bedah, ada risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Risikonya berupa infeksi, perdarahan, kebocoran di tempat persambungan usus, dan masalah pencernaan.

Risiko komplikasi operasi lambung

Operasi lambung memiliki risiko komplikasi yang sama dengan prosedur pembedahan lainnya.

  • Infeksi. Area perut yang dibedah berisiko mengalami infeksi, baik saat maupun setelah operasi.
  • Rasa nyeri. Sangat wajar bagi pasien untuk merasakan nyeri setelah operasi. Kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan pereda nyeri.
  • Reaksi terhadap obat bius. Beberapa orang mungkin merasa mual, muntah, atau mengalami reaksi negatif lainnya akibat obat bius.
  • Perdarahan dan penggumpalan darah. Kadang bisa terjadi perdarahan atau penggumpalan darah di sekitar area yang dioperasi.
  • Kerusakan pada organ lain. Organ lain bisa saja mengalami kerusakan saat operasi.

Persiapan sebelum menjalani operasi lambung

Sebelum operasi lambung dilakukan, dokter atau perawat akan memberikan sejumlah arahan kepada Anda. Pertama-tama, Anda akan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan untuk memastikan tubuh Anda sudah siap menjalani operasi.

Pemeriksaan tersebut biasanya berupa:

  • pemeriksaan fisik,
  • tes darah,
  • rontgen dada,
  • tes fungsi paru, atau
  • elektrokardiogram (EKG).

Selama persiapan, Anda juga akan berkonsultasi dengan dokter ahli anestesi. Anda akan mendiskusikan jenis obat bius yang digunakan dan teknik pemberiannya. Jika Anda memiliki pertanyaan pada tahap ini, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter.

Satu hari atau beberapa jam sebelum operasi, Anda kemungkinan akan diminta untuk berpuasa dan tidak meminum obat atau vitamin apa pun. Pastikan Anda ditemani oleh kerabat yang akan mengantar Anda pulang setelah operasi selesai.

Prosedur operasi lambung

bedah minimal invasif

Prosedur operasi dapat dilakukan dalam dua cara, yakni dengan bedah terbuka (laparatomi) atau bedah minimal invasif dalam teknik yang disebut laparoskopi. Teknik yang dokter gunakan ditentukan dari jenis operasi yang Anda jalani.

Pada operasi terbuka, dokter bedah akan membuat sayatan besar pada perut Anda. Sayatan ini mempermudah dokter untuk mengakses lambung dan organ lainnya di dalam rongga perut. Dahulu, operasi bariatrik dilakukan dengan metode ini.

Kini, operasi bariatrik dan pembedahan lainnya lebih sering dilakukan dengan teknik laparoskopi (laparoscopic gastric bypass). Dokter membuat beberapa sayatan kecil, lalu memasukkan laparoskop ke dalam perut pasien.

Laparoskop adalah alat berbentuk tabung panjang dengan kamera pada ujungnya. Alat ini dapat menampilkan kondisi saluran pencernaan Anda secara langsung. Sementara itu, sayatan lainnya akan menjadi tempat untuk memasukkan alat bedah.

Setelah operasi selesai, dokter akan memastikan tak ada perdarahan di sekitar area sayatan. Rongga perut lalu dibilas dan dibersihkan dengan cairan steril. Luka sayatan besar maupun kecil kemudian ditutup dan dijahit dengan rapat.

Perawatan pascaoperasi lambung

Operasi lambung umumnya memakan waktu beberapa jam. Setelah operasi selesai, Anda akan dipindahkan ke ruang pemulihan. Tergantung jenis operasi, Anda mungkin diperbolehkan pulang atau perlu menginap selama beberapa hari di rumah sakit.

Selama 8 – 12 minggu pascaoperasi, hindari aktivitas berat yang memberikan tekanan pada perut, seperti olahraga sit-up. Jangan pula mengangkat atau mendorong benda yang bobotnya lebih dari 2,5 kg.

Anda juga perlu menerapkan pola makan untuk mengontrol asam lambung selama 7 – 10 hari ke depan. Hindari minuman atau makanan pemicu asam lambung, termasuk makanan tinggi lemak, buah-buahan asam, soda, dan minuman berkafein.

Bekas jahitan pada perut Anda mungkin akan tampak agak membengkak. Ini adalah hal yang wajar dan Anda tidak perlu khawatir. Namun, segeralah kunjungi dokter bila bekas jahitan membengkak secara berlebihan, memerah, terasa sangat nyeri, atau berdarah.

Ikutilah arahan yang diberikan dokter saat masa pemulihan, termasuk kunjungan rutin untuk melepaskan jahitan. Apabila Anda memiliki kekhawatiran tertentu, jangan ragu untuk menanyakannya kepada dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 26/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan