Definisi duodenitis
Duodenitis adalah peradangan yang terjadi pada duodenum (usus dua belas jari) yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Peradangan pada lapisan duodenum bisa menyebabkan sakit perut, perdarahan, dan gejala gangguan pencernaan lainnya.
Penyebab utama dari duodenitis yaitu infeksi lambung oleh bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Infeksi biasanya menyebabkan radang lambung (gastritis) yang menyebar ke usus halus. Inilah mengapa gastritis erat kaitannya dengan duodenitis.
Bakteri H. pylori mengikis lapisan lendir usus yang biasanya melindungi duodenum dari asam lambung yang bersifat merusak jaringan. Hilangnya lapisan lendir membuat usus lebih mudah terkena peradangan kronis atau bahkan terluka.
Seberapa umumkah duodenitis?
Duodenitis, terutama yang disebabkan oleh infeksi H. pylori, merupakan penyakit yang cukup umum. Ini karena diperkirakan lebih dari setengah populasi dunia terinfeksi H. pylori. Hanya saja, tidak semua kasus infeksi menunjukkan gejala.
Walaupun jumlah kasusnya tinggi, Anda dapat mencegah radang duodenum dengan mengurangi faktor-faktor risikonya. Diskusikanlah dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Tanda dan gejala duodenitis
Duodenitis menyebabkan peradangan pada lapisan usus halus sehingga menimbulkan sejumlah gejala. Sebagian besar gejala radang duodenum mirip dengan gastritis. Tingkat keparahannya dapat berbeda-beda pada tiap penderita.
Gejala umum yang dialami penderita meliputi:
- sakit perut yang dapat menjalar,
- kehilangan nafsu makan karena cepat merasa kenyang,
- perut terasa panas,
- mual atau muntah, serta
- perut kembung.
Kapan harus periksa ke dokter?
Pada beberapa kasus, iritasi duodenum dapat berkembang menjadi komplikasi yang berbahaya. Segera periksakan diri ke dokter bila gejala bertambah parah atau Anda mengalami:
- BAB berdarah,
- sakit perut hebat,
- feses berwarna hitam atau merah,
- muntah darah.
Diagnosis dan pengobatan yang diberikan sedini mungkin bisa mencegah perburukan penyakit. Tubuh setiap orang juga dapat bereaksi dengan cara yang berbeda. Oleh sebab itu, jangan tunda untuk memeriksakan diri Anda ke dokter.
Penyebab dan faktor risiko
Apa penyebab radang duodenum?
Penyebab paling umum dari duodenitis yaitu infeksi bakteri H. pylori. Meski begitu, bakteri lainnya yang menyerang lambung atau usus halus juga dapat menyebabkan peradangan.
Faktor lainnya penyebab radang duodenum yaitu pemakaian jangka panjang obat NSAID, seperti aspirin atau ibuprofen. Obat ini dapat mengikis lapisan lambung dan usus sehingga lebih rentan mengalami kerusakan akibat asam lambung.
Sementara itu, penyebab yang kurang umum meliputi:
- penyakit Crohn,
- gangguan autoimun,
- aliran balik empedu menuju lambung atau usus halus,
- infeksi virus tertentu ketika sistem imun sedang lemah,
- benturan yang berdampak pada usus halus,
- cedera akibat operasi atau penyebab lainnya,
- menelan zat yang dapat merusak lapisan usus,
- merokok,
- terapi radiasi untuk kanker, dan
- kemoterapi untuk kanker.
Apa yang meningkatkan risiko terkena iritasi duodenum?
Berikut sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya radang duodenum.
- Berusia lanjut. Lansia lebih rentan terkena radang duodenum karena lapisan organ lambung dan usus menipis seiring bertambahnya usia.
- Konsumsi berlebihan obat pereda nyeri. Obat ini dapat mengikis lapisan pelindung lambung dan usus, terutama bila digunakan dalam jangka panjang.
- Gangguan autoimun. Pengidap gangguan autoimun seperti diabetes tipe 1 dan penyakit Hashimoto lebih rentan mengalami duodenitis dan gastritis.
- Gaya hidup. Kebiasaan merokok dan pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko iritasi duodenum.
- Konsumsi alkohol. Alkohol dapat mengiritasi serta mengikis lapisan lambung dan usus.
- Penyakit lainnya. Radang lambung dan usus berkaitan dengan kondisi medis lain, seperti penyakit Crohn, HIV/AIDS, dan infeksi parasit.
Diagnosis dan pengobatan
Bagaimana duodenitis didiagnosis?
Radang duodenum dapat didiagnosis dengan pemeriksaan riwayat kesehatan serta gejala yang pasien alami. Meski begitu, dokter biasanya mengajukan pemeriksaan berikut untuk memastikan hasil diagnosis dan menentukan penyebab penyakit.
1. Tes darah, tinja, atau napas
Tes darah, tinja, atau napas bertujuan untuk mendeteksi infeksi H. pylori dalam sistem pencernaan pasien. Tes darah dan tes tinja dilakukan dengan mengambil sampel dari tubuh pasien untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Sementara pada tes napas, Anda akan diminta meminum cairan jernih yang hambar, lalu bernapas ke dalam sebuah kantong. Jika Anda terinfeksi H. pylori, napas yang Anda embuskan akan mengandung lebih banyak karbon dioksida.
2. Endoskopi saluran pencernaan atas
Dokter juga dapat melakukan endoskopi bagian atas dengan biopsi. Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan tabung panjang yang dilengkapi kamera kecil ke dalam saluran pencernaan pasien.
Alat yang disebut endoskop tersebut akan menampilkan kondisi lambung dan usus halus secara langsung. Dengan begitu, dokter dapat mendeteksi lokasi peradangan ataupun luka pada lambung dan usus halus.
3. Biopsi
Pada prosedur endoskopi, dokter terkadang juga memasukkan alat tambahan untuk mengambil sampel jaringan lambung atau usus. Sampel jaringan tersebut kemudian diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Apa saja pengobatan yang tersedia?
Pengobatan radang duodenum perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Radang yang bersifat akut (muncul secara mendadak) akibat konsumsi obat atau alkohol misalnya, dapat diatasi dengan berhenti mengonsumsi kedua zat tersebut.
Pada kasus lainnya, pasien mungkin perlu mengonsumsi obat-obatan. Berikut pilihan pengobatan yang tersedia.
1. Antibiotik
Dokter memberikan antibiotik bila radang disebabkan oleh infeksi H. pylori. Antibiotik biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan obat lainnya. Contoh antibiotik untuk penyakit ini yaitu amoxicillin, clarithromycin, dan metronidazole.
2. Obat penurun asam lambung
Histamine blockers seperti nizatidine, famotidine, dan cimetidine dapat mengurangi jumlah asam lambung dalam saluran pencernaan. Dengan begitu, lambung dan usus memiliki kesempatan untuk memulihkan diri selama masa pengobatan.
Selain itu, ada pula obat penghambat pompa proton (PPI) yang bekerja pada sel-sel lambung penghasil asam. Konsumsi obat PPI bisa membantu mengurangi gejala nyeri yang disebabkan oleh peradangan.
3. Obat penetral asam lambung
Dokter sering kali juga menyertakan antasida dalam pengobatan duodenitis. Obat ini mengandung zat yang dapat menetralkan asam lambung. Kendati cepat meredakan nyeri, efek antasida tidak bertahan lama seperti jenis obat lainnya.
Pengobatan duodenitis di rumah
Perbaikan gaya hidup bisa membantu meredakan gejala dan mencegah kekambuhan. Berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan.
- Menghindari kebiasaan merokok.
- Mengurangi atau menghentikan sama sekali konsumsi alkohol.
- Membatasi konsumsi obat pereda nyeri NSAID.
- Menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi.
- Membatasi konsumsi makanan pemicu asam lambung.
Jika Anda memiliki penyakit yang menjadi penyebab duodenitis, ikutilah pengobatan yang disarankan oleh dokter.
Hal tersebut bertujuan agar penyakit tidak menimbulkan komplikasi pada usus halus maupun bagian lainnya dari saluran pencernaan Anda.
[embed-health-tool-bmr]