Asam lambung naik merupakan masalah yang sudah tidak asing di telinga. Namun, ada pula kondisi asam lambung rendah atau hipokloridria. Gejala rendahnya asam lambung bisa sama mengganggunya dengan asam lambung naik.
Untuk itu, kenali lebih lanjut tanda-tanda, penyebab, dan cara mengatasinya dalam ulasan berikut.
Apa itu asam lambung rendah?
Hipokloridria atau hypochlorhydria adalah kondisi kadar asam lambung yang terlalu rendah di dalam saluran pencernaan.
Dalam hal ini, cairan lambung mengandung berbagai enzim yang berguna untuk membantu mengubah makanan menjadi asupan nutrisi.
Selain itu, dengan kadar keasaman yang tinggi, cairan lambung pun membantu membunuh mikroorganisme jahat penyebab infeksi.
Jika kadarnya terlalu rendah, hal ini membuat tubuh sulit mencerna dan menyerap zat gizi.
Bagaimana gejala asam lambung rendah?
Gejala hipokloridria membuat Anda sulit mencerna makanan, rentan terkena infeksi, dan bermasalah saat menyerap nutrisi.
Beberapa tanda-tanda asam lambung rendah yang bisa Anda rasakan, yakni:
- kembung,
- mual saat mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral,
- serdawa terus-menerus,
- kuku rapuh dan gampang patah,
- perut terasa panas (heartburn),
- diare,
- pembuluh darah tampak jelas di wajah,
- anemia akibat kekurangan zat besi, dan
- tampak sisa makanan yang tidak tercerna di feses.
Apa penyebab asam lambung rendah?
Berikut ini adalah beberapa kondisi penyebab dan faktor risiko hipokloridria.
1. Usia
Cairan rentan berkurang seiring bertambahnya usia.
Melansir Nutrition Review, kadar cairan lambung pada orang-orang berusia 60 tahun ke atas cenderung rendah, bahkan tubuh tidak menghasilkannya sama sekali.
Tak hanya itu, sebanyak 40% wanita yang sudah menopause tidak memiliki asam lambung basal atau cairan lambung yang diproduksi tanpa pengaruh dari makanan.
2. Infeksi bakteri Helicobacter pylori
Melansir penelitian terbitan jurnal Therapeutic Advances in Gastroenterology, infeksi bakteri Helicobacter pylori mampu menyebabkan hipokloridria.
Penyebabnya, infeksi ini meningkatkan produksi sitokin sehingga tubuh mengalami peradangan atau inflamasi. Ternyata, sitokin ini juga mampu menghambat pelepasan asam lambung.
Selain itu, infeksi akut H. pylori turut menghambat kerja senyawa H-K-ATPase. Padahal, tubuh memerlukan senyawa ini untuk menghasilkan cairan lambung.
3. Pernah menjalani prosedur gastric bypass
Prosedur gastric bypass sebenarnya berguna untuk penderita obesitas agar mengurangi tampungan makanan di lambung.
Sayangnya, tindakan ini menyebabkan peningkatan produksi hormon gastrin. Ternyata, hal ini membuat kadar asam lambung turun.
4. Kekurangan nutrisi
Bila tubuh Anda kekurangan kadar zinc, Anda lebih berisiko memiliki asam lambung rendah.
Tubuh menggunakan zinc untuk memproduksi senyawa asam hidroklorida. Senyawa ini merupakan komponen utama pada asam lambung.
Beberapa penyebab tubuh kekurangan zinc adalah jarang mengonsumsi makanan kaya zinc atau memiliki masalah malabsorpsi akibat merokok atau mengonsumsi alkohol.
5. Stres
Stres ternyata memicu turunnya kadar asam lambung. Mengutip studi dari Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, stres memicu produksi nitrogen monoksida di otak yang bisa memengaruhi asam lambung.
Ketika Anda stres, tubuh sedang mempertahankan diri agar tetap bekerja dengan normal. Kondisi ini pun meningkatkan produksi nitrogen monoksida di otak.
Meningkatnya kadar nitrogen monoksida bisa memengaruhi bagian otak yang mengatur kadar asam lambung. Akibatnya, pelepasan cairan pada lambung jadi terhambat.
6. Mengonsumsi obat maag dalam jangka panjang
Mengonsumsi antasida dalam waktu memang baik untuk mengobati keluhan maag atau asam lambung naik. Namun, Anda perlu mengetahui bila obat ini tidak bisa Anda gunakan selama lebih dari dua minggu.
Penggunaan antasida jangka panjang nantinya justru menurunkan jumlah cairan pada lambung secara drastis dan meningkatkan risiko hipokloridria.
Bagaimana diagnosis hipokloridria?
Untuk mendiagnosis hipokloridria, dokter akan menguji tingkat keasaman pada cairan lambung Anda.
Kadar keasaman yang normal berkisar pada pH sebesar 1–2 yang berarti sangat asam dan kadarnya mencukupi. Namun, bila angka pH mencapai 3–5, Anda masuk ke kategori hypochlorhydria.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mengecek kadar bakteri H. pylori di dalam darah atau kadar nutrisi di dalam tubuh Anda.
Dokter juga melakukan prosedur biopsi dengan cara mengambil sampel jaringan lambung Anda.
Biopsi akan menunjukkan keberadaan infeksi bakteri H. pylori, jumlah bakteri keseluruhan pada lambung, hingga kanker perut.
Bagaimana cara mengobati asam lambung rendah?
Pengobatan untuk hipokloridria rendah harus sesuai dengan kondisi penyebabnya. Secara umum, dokter akan memberikan pengobatan berikut untuk mengatasi asam lambung rendah.
- Suplemen hidroklorida, betain, atau pepsin untuk meningkatkan kadar cairan pada lambung.
- Suplemen probiotik untuk menyeimbangkan kadar bakteri baik pada saluran pencernaan.
- Pemberian multivitamin kalsium, zat besi, vitamin B12, dan vitamin D untuk mencukupi kebutuhan nutrisi.
Apa saja komplikasi dari hipokloridria?
Bila tidak kunjung mendapatkan perawatan, komplikasi penyakit lainnya bisa muncul, seperti:
- anemia defisiensi besi,
- osteoporosis,
- defisiensi vitamin B12,
- kanker lambung,
- asma,
- alergi,
- pertumbuhan bakteri abnormal pada usus halus atau small intestinal bacterial overgrowth syndrome (SIBO).
Asam lambung rendah ternyata tak kalah berbahaya. Untuk mengurangi risikonya, jaga pola hidup Anda agar tetap sehat.
Jika merasakan beberapa gejala di atas, segera temui dokter untuk penanganan lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmr]