Perlemakan hati nonalkohol merupakan salah satu penyakit hati yang umum terjadi. Kondisi ini dapat berkembang menjadi serius jika tidak segera diatasi. Ketahui gejala, penyebab, dan cara mengobatinya dalam ulasan berikut ini.
Apa itu perlemakan hati nonalkohol?
Perlemakan hati nonalkohol adalah kondisi di mana ada terlalu banyak lemak yang tersimpan dalam sel-sel hati. Namun, ini terjadi pada orang yang bukan peminum alkohol atau hanya minum sedikit alkohol.
Tingkat keparahan perlemakan hati nonalkohol atau nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) bisa bervariasi.
Mulai dari kondisi yang ringan, yakni penumpukan lemak di hati (hepatic steatosis), hingga kondisi serius yang disebut non-alcoholic steatohepatitis (NASH).
Dalam kasus penyakit NASH, organ hati mengalami pembengkakan dan kerusakan akibat penumpukan lemak.
Kerusakan ini mirip dengan kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan alkohol berat. Pada tingkat terparahnya, kondisi ini dapat berkembang menjadi sirosis dan gagal hati.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Kondisi ini sangat umum terjadi. Mengutip Mayo Clinic, perlemakan hati nonalkohol merupakan salah satu bentuk penyakit hati yang paling sering ditemukan di seluruh dunia.
Penyakit ini dapat dialami oleh pasien pada usia berapa pun, terutama orang di usia 40-an dan 50-an yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung, karena faktor risiko seperti obesitas dan diabetes tipe II.
Tanda dan gejala perlemakan hati nonalkohol
Penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala tertentu pada tahap awal. Namun, terkadang beberapa orang dapat merasakan gejala umum, seperti:
Dalam kasus yang parah, Anda mungkin mengalami gejala non-alcoholic steatohepatitis (NASH) meliputi:
- pembengkakan perut (ascites),
- pembesaran pembuluh darah tepat di bawah permukaan kulit,
- pembesaran payudara pada pria,
- pembesaran limpa,
- telapak tangan merah, dan
- menguning pada kulit dan mata (sakit kuning).
Tubuh setiap orang bisa mengalami reaksi yang berbeda terhadap penyakit, mungkin saja ada gejala lain yang tidak disebutkan.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda mengalami satu tanda atau beberapa gejala yang disebutkan di atas, segera konsultasikan kondisi Anda kepada dokter.
Anda perlu segera waspada jika rasa nyeri di perut sebelah kanan disertai dengan pembengkakan dan sakit kuning.
Penyebab perlemakan hati nonalkohol
Mengutip NIH, belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab NAFLD. Namun, para ahli menduga bahwa kondisi ini bisa terjadi karena faktor genetik, pola makan, masalah pada sistem pencernaan, atau memiliki kondisi medis tertentu.
Anda lebih mungkin terkena penyakit ini jika mengalami sindrom metabolik yang ditandai dengan diabetes, obesitas, peningkatan lemak dalam darah, serta tekanan darah tinggi.
Namun, tidak semua pasien mengalami gejala sindrom metabolik. Selain itu, ada beberapa faktor yang mungkin berkaitan dengan perkembangan penyakit hati berlemak alkohol, yaitu sebagai berikut.
- Stres oksidatif (ketidakseimbangan antara bahan kimia pro-oksidan dengan antioksidan yang menyebabkan kerusakan sel hati).
- Produksi dan pelepasan protein inflamasi yang beracun (sitokin) oleh sel-sel inflamasi, sel-sel hati, atau sel-sel lemak pasien itu sendiri.
- Nekrosis atau kematian sel hati, disebut apoptosis.
- Peradangan jaringan adiposa (jaringan lemak) dan infiltrasi sel-sel darah putih.
- Gut microbiota (bakteri usus) yang dapat dianggap sebagai penyebab peradangan hati.
Faktor risiko perlemakan hati nonalkohol
Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko perlemakan hati nonalkohol, antara lain:
- kolesterol tinggi,
- kadar trigliserida dalam darah tinggi,
- obesitas, terutama jika lemak terkonsentrasi di perut,
- sindrom ovarium polikistik,
- sleep apnea,
- diabetes tipe II,
- tiroid kurang aktif (hipotiroidisme),
- kelenjar pituitari kurang aktif (hipopituitarisme), dan
- orang usia lanjut.
Diagnosis perlemakan hati nonalkohol
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan terlebih dulu bertanya mengenai masalah kesehatan lain yang pernah Anda miliki.
Selanjutnya, dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan diagnosis seperti berikut.
1. Tes darah
Dokter akan melakukan pemeriksaan darah dengan cara mengambil sampel darah pasien untuk memeriksa seberapa baik hati Anda bekerja.
Pemeriksaan darah yang dilakukan untuk mendiagnosis perlemakan hati nonalkohol antara lain:
- hitung darah lengkap,
- tes enzim hati dan fungsi hati,
- tes untuk hepatitis virus kronis (hepatitis A, hepatitis C dan lainnya),
- tes skrining penyakit celiac,
- puasa gula darah,
- hemoglobin A1C, yang menunjukkan seberapa stabil gula darah Anda, dan
- profil lipid, yang mengukur lemak darah, seperti kolesterol dan trigliserida.
2. Prosedur pencitraan
Selain melakukan pemeriksaan darah, dokter kemungkinan akan melakukan prosedur pencitraan untuk memastikan diagnosis. Prosedurnya adalah sebagai berikut.
- USG polos. Pemeriksaan USG seringkali merupakan tes awal ketika penyakit hati dicurigai.
- Computerized tomography (CT) scanning atau magnetic resonance imaging (MRI) perut. Teknik-teknik ini tidak dapat membedakan steatohepatitis dengan penyakit perlemakan hati nonalkohol, tetapi masih dapat digunakan untuk mendukung diagnosis.
- Transient elastography. Suatu bentuk USG yang disempurnakan yang mengukur kekakuan hati. Kekakuan hati mengindikasikan fibrosis atau luka.
- Magnetic resonance elastography. Kombinasi pencitraan resonansi dengan pola gelombang suara yang terpantul dari hati. Hasilnya berupa peta visual yang menunjukkan gradien kekakuan seluruh hati yang mencerminkan fibrosis atau luka.
3. Pemeriksaan jaringan hati
Jika tidak menemukan kesimpulan dari tes tersebut, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan biopsi hati dengan mengambil sampel jaringan dari organ hati.
Sampel jaringan diperiksa di laboratorium untuk mencari tanda-tanda peradangan dan luka. Biopsi hati bisa jadi menyakitkan bagi beberapa pasien, dan terdapat risiko kecil yang akan diulas oleh dokter secara detail.
Pengobatan perlemakan hati nonalkohol
Pengobatan untuk perlemakan hati nonalkohol biasanya dilakukan dengan perubahan gaya hidup untuk mengurangi risiko, di antaranya sebagai berikut.
- Menurunkan kadar kolesterol total.
- Mencapai berat badan yang sehat, menurunkan 3% – 10% dari berat tubuh total dapat membuat perbedaan.
- Mengendalikan diabetes.
- Menghentikan atau mengurangi minum alkohol.
- Olahraga teratur.
Perawatan rumahan perlemakan hati nonalkohol
Anda juga bisa mencoba perawatan berikut ini di rumah untuk mempercepat penyembuhan.
- Mempertahankan berat badan sehat.
- Makan diet sehat.
- Olahraga teratur.
- Membatasi asupan alkohol
- Hanya menggunakan obat-obatan yang dibutuhkan dan mengikuti anjuran dosis.
Perlemakan hati nonalkohol merupakan kondisi medis yang dapat berpotensi serius jika tidak segera diatasi.
Oleh sebab itu, jika Anda mengalami gejala kondisi ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Perlemakan hati nonalkohol merupakan kondisi penumpukan lemak dalam sel-sel hati yang umumnya terjadi pada orang yang bukan peminum alkohol atau hanya minum sedikit alkohol.
- Gejala utama kondisi ini ditandai dengan pembesaran hati, kelelahan, serta nyeri di perut kanan atas
- Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terjadi karena faktor genetik, pola makan, masalah pada sistem pencernaan, atau memiliki kondisi medis tertentu.
[embed-health-tool-bmr]