Apabila muncul gejala peradangan pada organ hati, salah satu pemeriksaan yang disarankan oleh dokter yaitu tes HBsAg. Kenali lebih jauh seputar pemeriksaan ini dalam artikel berikut.
Apa itu tes HBsAG?
HBsAg (hepatitis B surface antigen) adalah antigen permukaan virus hepatitis B. Untuk itu, pemeriksaan HBsAg perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis hepatitis B (HBV).
Jika hasilnya positif, artinya seseorang terinfeksi HVB dan berisiko menularkan penyakit ini kepada orang lain melalui darah atau cairan tubuh, seperti air liur.
Perlu diingat bahwa antigen permukaan hepatitis B adalah gejala awal dari hepatitis B dan bisa muncul selama infeksi kronis atau jangka panjang.
Pemeriksaan hepatitis B yang satu ini diperlukan ketika Anda mengalami gejala mirip dengan hepatitis akut, antara lain:
- demam,
- kelelahan,
- nafsu makan berkurang,
- mual dan muntah,
- sakit perut,
- warna urine gelap seperti teh,
- warna feses berubah pucat,
- nyeri otot dan sendi, serta
- kulit dan selaput mata menguning (penyakit kuning).
Anda mungkin juga dianjurkan melakukan pemeriksaan HBsAg jika termasuk golongan orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit hepatitis B. Berikut di antaranya.
- Berhubungan seks dengan penderita hepatitis B, terutama tanpa kontrasepsi.
- Hasil pemeriksaan fungsi hati memiliki kelainan yang tak dapat dijelaskan.
- Penderita HIV atau hepatitis C.
- Bepergian ke negara yang mengalami wabah HVB, seperti Asia dan Afrika.
- Memiliki gangguan fungsi hati, seperti gagal hati.
- Pengguna narkoba suntik.
- Sering melakukan hubungan seks sesama jenis, terutama bagi pria.
- Menjalani pengobatan dialisis ginjal (cuci darah).
- Menggunakan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh.
- Bekerja di rumah sakit atau klinik kesehatan.
- Ibu hamil.
- Orang yang akan mendonorkan darah.
Pemeriksaan HBsAg juga bertujuan untuk melihat seberapa efektif perawatan hepatitis B yang dijalani hingga saat ini.
Tujuan pemeriksaan HBsAG
Selain membantu diagnosis hepatitis B, pemeriksaan ini juga digunakan untuk memantau perkembangan infeksi.
Sebagai contoh, hasil tes yang menunjukkan infeksi kronis akan membantu dokter menentukan pilihan pengobatan dan mengurangi jumlah virus.
Oleh sebab itu, tes HBsAg perlu dilakukan secara berkala agar lebih efektif.
Jika tes menunjukkan hasil negatif dan anti-HBs berubah positif selama pengobatan berlangsung, artinya obat yang diberikan efektif dalam menghentikan infeksi dan mengurangi virus.
Orang yang terinfeksi bisa sepenuhnya pulih setelah menjalani pengobatan selama 6 – 12 bulan.
Proses pemeriksaan HBsAg
Pada dasarnya, prosedur tes HBsAg sama dengan tes darah lainnya. Petugas akan menggunakan jarum suntik untuk mengambil darah dari pembuluh darah di lengan atau tangan Anda.
Anda juga tidak perlu melakukan persiapan apa pun. Hanya saja, beritahu penyedia layanan kesehatan terkait obat-obatan, herbal, dan suplemen yang dipakai. Hal ini berlaku obat-obatan tanpa resep atau obat-obatan terlarang yang digunakan.
Prosedur pemeriksaan hepatitis B ini memiliki risiko yang sangat rendah. Namun, tidak menutup kemungkinan Anda akan mengalami perdarahan, infeksi, memar, hingga pusing setelah sampel darah diambil.
Selain itu, saat jarum disuntikkan pada lengan atau tangan, Anda mungkin akan merasakan rasa sakit atau perih sedikit, tetapi hanya berlangsung sebentar.
Perlu diingat bahwa virus hepatitis B tidak lantas aktif bereplikasi ketika masuk ke dalam tubuh. Virus ini akan menjalani masa inkubasi yang rata-rata berlangsung selama 90 hari.
Maka dari itu, antigen HBsAg dan DNA HVB sudah dapat dideteksi dalam darah saat infeksi virus hepatitis telah berlangsung selama 1 – 9 minggu.
Pada beberapa kasus, gejala yang sudah berlangsung selama 7 minggu terkadang tidak dapat menemukan keberadaan antigen.