Hepatitis B adalah penyakit liver menular yang cukup umum terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bila Anda khawatir tapi tidak begitu yakin terinfeksi hepatitis B, pastikan konsultasikan diagnosisnya kepada dokter melalui tes anti HBs.
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Hepatitis B adalah penyakit liver menular yang cukup umum terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bila Anda khawatir tapi tidak begitu yakin terinfeksi hepatitis B, pastikan konsultasikan diagnosisnya kepada dokter melalui tes anti HBs.
Penularan virus hepatitis B (HBV) mudah terjadi lewat pertukaran darah, liur, air mani, dan cairan vagina saat berhubungan seks tanpa kondom. Namun, Anda bisa melakukan pemeriksaan untuk tahu apakah Anda terjangkit HBV atau tidak.
Pada dasarnya tes hepatitis B terdiri dari berbagai macam. Bila Anda berkonsultasi dengan dokter terkait penyakit hepatitis menular ini, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani pemeriksaan darah bernama tes HBsAG.
Bila hasil tes HBsAg positif, artinya tubuh Anda menjadi inang bagi virus hepatitis B (HBV). Ada kemungkinan virus dapat menyebar ke orang lain.
Jika dibandingkan dengan HBsAg, tes anti HBs adalah bagian dari rangkaian tes darah diagnosis hepatitis B. Anti HBs memiliki kepanjangan hepatitis B surface antibody (HBsAb).
Tes HBsAb merupakan pemeriksaan lanjutan setelah tes HBsAG dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengamati bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja melawan virus HBV.
Sama seperti pemeriksan darah pada umumnya, petugas medis akan mengambil sampel darah yang nantinya dianalisis di laboratorium. Anda bisa menjalani tes ini di klinik, puskemas, laboratorium kesehatan, atau rumah sakit.
Tujuan utama dari tes anti HBs adalah memastikan diagnosis awal dari penyakit hepatitis B. Pemeriksaan ini juga membantu dokter melihat apakah sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan virus hepatitis.
Antibodi tersebut dihasilkan secara alami oleh tubuh setelah dirangsang dengan mendapatkan vaksin. Vaksin hepatitis B terbuat dari virus HBV yang sudah dinonaktifkan. Bila masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan mengenalinya sebagai zat asing dan membentuk antibodi untuk melawannya.
Itu sebabnya, ketika virus HBV aktif masuk ke dalam tubuh di kemudian hari, sistem imun akan langsung membunuhnya karena sudah tahu cara melawannya. Antibodi ini juga berfungsi menjaga tubuh agar terhindar dari infeksi virus hepatitis B berulang.
Artinya, hasil tes anti HBs positif menandakan bahwa Anda sebelumnya mungkin sudah pernah mendapatkan vaksin hepatitis B. Efek vaksin tersebut biasanya masih cukup kuat untuk melindungi tubuh dari paparan infeksi virus.
Selain itu, hasil anti HBs yang reaktif juga kemungkinan besar Anda tengah dalam masa pemulihan dari hepatitis B akut.
Bila tes anti HBs menunjukkan hasil yang negatif, Anda perlu waspada. Pasalnya, hal ini menandakan Anda belum pernah mendapatkan vaksinasi hepatitis B. Walaupun demikian, belum tentu gejala penyakit liver yang dialami merupakan tanda dari infeksi hepatitis B.
Dokter biasanya akan meminta Anda untuk menjalani serangkaian tes lainnya guna memastikan apakah Anda benar-benar mengalami hepatitis B.
Bila tes hepatitis B lainnya menunjukkan hasil negatif, kemungkinan besar Anda tidak terinfeksi HBV atau dalam tahap infeksi awal. Anda mungkin akan dianjurkan untuk mendapatkan vaksin hepatitis B agar terhindar dari infeksi HBV.
Sementara itu, ketika tes hepatitis B lainnya reaktif, bisa jadi Anda baru memiliki infeksi aktif atau telah menderita hepatitis B kronis.
Jika hal ini terjadi, dokter akan merekomendasikan sejumlah pengobatan hepatitis B. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi, seperti sirosis hati hingga kanker hati.
Tes anti HBs sebenarnya aman, tidak menimbulkan efek samping yang serius, dan membaik setelah beberapa hari. Umumnya, setelah sampel darah diambil, Anda mungkin akan mengalami beberapa efek samping seperti:
Alangkah baiknya untuk memberitahu tenaga medis terkait semua obat yang tengah dikonsumsi dan riwayat kesehatan Anda. Hal ini termasuk vitamin, herbal, dan suplemen.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar