backup og meta

8 Penyebab Sesak Napas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

8 Penyebab Sesak Napas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Jika si Kecil akhir-akhir ini sering mengeluh sesak napas atau merasa sulit bernapas lega, sebaiknya jangan sepelekan keluhannya. Ada banyak sekali penyebab sesak napas pada anak.

Anak sesak napas bisa jadi karena hidungnya tersumbat akibat pilek, tanda-tanda sedang tersedak, atau mungkin juga sebuah penyakit yang serius.

Sekilas tentang sesak napas

Sesak napas atau dispnea merupakan suatu kondisi gangguan pernapasan yang terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup banyak udara ke paru-paru.

Kondisi ini sering kali muncul dengan sensasi yang membuat tubuh seakan membutuhkan udara lebih banyak, dada menyempit, serta merasa tidak berdaya.

Selain itu, melakukan aktivitas yang sangat berat, suhu yang ekstrem, dan berada pada titik ketinggian tertentu bisa menyebabkan sesak napas bagi orang yang sehat.

Namun, sesak napas juga bisa menjadi pertanda berbagai masalah kesehatan yang serius. Sesak napas pada anak bisa ditandai dengan napas anak yang terlihat cepat.

Apabila anak Anda mengalami tanda-tanda atau gejala sesak napas, terlebih lagi jika kondisi tersebut datang secara tiba-tiba dan parah, segera periksakan diri ke dokter.

Berbagai penyebab sesak napas pada anak

Penting bagi orangtua untuk mengetahui beragam penyebab sesak napas pada anak. Dengan begitu, si Kecil dapat segera mendapatkan pengobatan terbaik yang sesuai dengan kondisinya.

1. Pilek

Pilek pada anak merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling umum. Meski begitu, pilek tidak boleh dianggap remeh karena dapat menjadi penyebab sesaknya napas anak.

Pilek menyebabkan saluran pernapasan menghasilkan lendir (ingus) yang lebih banyak dari biasanya.

Hidung yang tersumbat ingus ini pada akhirnya menghalangi jalan keluar masuknya udara, sehingga menjadi penyebab sesak napas pada anak.

2. Tersedak makanan

Anak dapat tiba-tiba sesak napas akibat tersedak makanan atau minumannya. Tersedak membuat makanan yang seharusnya berjalan menuju tenggorokan malah masuk ke pita suara atau dalam saluran napas.

Kondisi ini juga bisa terjadi saat balita iseng memasukkan benda asing berukuran kecil ke dalam mulutnya. Bila benda asing yang masuk ke dalam saluran napas tidak bisa dikeluarkan, anak dapat kekurangan oksigen.

Hal ini dapat semakin memperburuk kondisinya. Itu sebabnya, anak yang tersedak harus segera diatasi supaya tidak semakin parah.

3. Alergi

Alergi, entah itu yang dipicu oleh makanan atau zat terhirup, seperti debu, bulu binatang, atau serbuk sari, dapat membuat sesak napas pada anak.

Ketika anak terpapar alergen (zat penyebab alergi), maka sistem imun tubuhnya akan otomatis menghasilkan antibodi bernama histamin.

Sayangnya, pada anak dengan alergi, histamin dalam tubuhnya justru bekerja secara berlebihan saat melawan zat-zat yang sebenarnya tidak dianggap berbahaya.

Akibatnya, sejumlah reaksi alergi akan muncul pada tubuh anak, seperti batuk, demam, flu, hingga infeksi saluran pernapasan. Anda juga harus mewaspadai risiko reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. 

4. Cemas berlebihan

anak takut gelap

Rasa cemas anak yang berlebih, entah karena sedang ketakutan atau gugup, dapat menjadi pemicu sesak napas.

Rasa cemas membuat tubuh berada pada kondisi fight-or-flight alias respons stres yang pada akhirnya memicu serangan panik.

Nah, serangan panik inilah yang bisa membuat anak Anda tidak bisa bernapas lebih lega atau terasa sesak.

5. Obesitas

Obesitas kenyataannya masuk sebagai salah satu daftar penyebab sesak napas pada anak.

Anak yang obesitas bahkan cenderung kesulitan bernapas lega saat beraktivitas ringan, misal berjalan 100 meter ke depan rumah atau naik tangga yang tidak curam.

Kesulitan napas ini disebabkan oleh penumpukan lemak di sekitar perut dan dada yang menghambat kerja otot-otot saluran napas.

Hal ini kemudian justru membuat paru-paru anak dipaksa bekerja ekstra supaya bisa mengembang maksimal.

6. Asma

Asma merupakan penyakit kronis yang sering muncul pertama kali pada masa kanak-kanak dan akan terus berlanjut hingga dewasa. Bila anak sering mengeluh sesak napas, bisa jadi kondisi ini penyebabnya.

Asma terjadi ketika saluran udara (bronkus) meradang. Peradangan menyebabkan bronkus membengkak, menyempit, dan menghasilkan lendir yang lebih banyak dari biasanya.

Ketika paru-paru tidak mendapatkan pasokan udara yang cukup, anak akan sulit bernapas lebih lega. Napas anak pun cenderung jadi lebih cepat, dangkal, dan disertai dengan bunyi ngik-ngik atau mengi.

7. Pneumonia

penyebab asma pada anak

Salah satu penyakit paru yang gejalanya bisa jadi penyebab sesak napas pada anak adalah pneumonia (infeksi di paru).

Kondisi ini membuat pasokan oksigen yang masuk ke dalam darah berkurang drastis, sehingga sejumlah sel-sel tubuh tidak berfungsi normal karena kekurangan oksigen.

Ada beberapa masalah paru lainnya yang bisa jadi pemicu sesak napas pada anak, seperti berikut ini.

8. Masalah jantung

Penyempitan atau penyumbatan yang terjadi di pembuluh besar jantung dapat menghambat pasokan oksigen ke dalam tubuh.

Penyakit jantung pada anak, termasuk kelainan jantung bawaan, yang ditandai dengan detak jantung tidak normal juga bisa jadi penyebab sesak napas pada anak.

Tak hanya itu, masalah pada otot jantung maupun selaput kantung di sekitar jantung juga bisa menyebabkan hal serupa.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyebab sesak napas pada anak ada banyak, mulai dari yang ringan, seperti pilek dan tersedak, hingga tanda adanya masalah pada jantung dan paru-parunya.

Maka dari itu, guna mengetahui penyebab pastinya, jangan ragu untuk segera mengajak anak berobat ke dokter.

Semakin cepat penyebabnya diketahui, maka pengobatan sesak napas pada anak akan semakin mudah dilakukan. Hal ini juga akan mempercepat proses penyembuhannya.

Kesimpulan

Sesak napas bisa terjadi secara akut (mendadak) atau kronis (jangka panjang). Jika anak Anda mengalami sesak napas yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, terutama jika tiba-tiba dan parah, segera periksa ke dokter.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Publishing, H. (2019). Shortness of Breath in Infants, Children, and Teens – Harvard Health. Harvard Health. Retrieved 3 October 2019, from https://www.health.harvard.edu/decision_guide/shortness-of-breath-in-infants-children-and-teens

Shortness of Breath in Infants and Children Symptoms – Drugs.com. (2019). Drugs.com. Retrieved 3 October 2019, from https://www.drugs.com/symptom/shortness-of-breath-in-infants-and-children-1.html

Fitzgerald, D. (2016). Shortness of Breath in Infants and Children – familydoctor.org. familydoctor.org. Retrieved 3 October 2019, from https://familydoctor.org/symptom/shortness-breath-infants-children/

Tidy, D. (2017). Children with Breathing Difficulties – Causes, Symptoms and Help. Patient.info. Retrieved 3 October 2019, from https://patient.info/childrens-health/children-with-breathing-difficulties

Breathing difficulty | Nicklaus Children’s Hospital . (2019). Nicklauschildrens.org. Retrieved 3 October 2019, from https://www.nicklauschildrens.org/breathing/breathing-difficulty

Shortness of breath (Dyspnea). (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 8 July 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/16942-shortness-of-breath-dyspnea

Versi Terbaru

09/08/2022

Ditulis oleh Adhenda Madarina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Tak Perlu Panik, Begini Cara Mengatasi Demam pada Anak di Malam Hari

10 Rekomendasi Vitamin Anak yang Bagus agar Tidak Mudah Sakit


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 09/08/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan