Piloromiotomi (pyloromyotomy) adalah salah satu jenis pengobatan yang umum dilakukan pada bayi. Jenis pengobatan ini berkaitan dengan gangguan pencernaan pada bayi, terutama bayi yang baru lahir. Apa tujuan dari pengobatan ini dan bagaimana prosedurnya?
Apa itu piloromiotomi?
Piloromiotomi (pyloromyotomy) adalah prosedur bedah untuk mengobati stenosis pilorus.
Prosedur ini dilakukan dengan memperbaiki pilorus yang menjadi penyebab penyumbatan antara lambung dan usus kecil.
Stenosis pilorus itu sendiri adalah kondisi ketika terjadi penyumbatan pada pilorus, yaitu katup yang berada di antara lambung dan usus kecil.
Kondisi ini terjadi jika otot-otot pilorus menebal secara tidak normal sehingga menghalangi makanan dari lambung menuju usus kecil.
Akibatnya, makanan yang masuk ke perut tidak dapat mengalir ke usus kecil dengan mudah. Hal ini bisa membuat penderitanya muntah, dehidrasi, dan penurunan berat badan yang drastis.
Adapun stenosis pilorus merupakan kondisi yang terjadi pada bayi, terutama bayi baru lahir.
Gejala stenosis pilorus sering kali muncul 3—5 hari setelah lahir dan jarang terjadi pada bayi berusia di atas 3 bulan.
Apa tujuan dan manfaat dari operasi ini?
Pada prosedur piloromiotomi, dokter bedah akan mengendurkan atau memotong lapisan luar otot pilorus yang menegang dan tebal.
Hal ini bertujuan untuk membuka saluran atau katup sehingga ASI atau susu formula bayi bisa masuk dengan mudah dari lambung ke usus kecil.
Dengan prosedur tersebut, bayi Anda dapat menyusu dengan normal pada beberapa hari setelah operasi dilakukan.
Persiapan sebelum menjalani prosedur piloromiotomi
Prosedur pyloromyotomy sering kali dijadwalkan pada hari yang sama saat diagnosis diberikan.
Namun biasanya, bayi Anda perlu menjalani perawatan inap di rumah sakit terlebih dahulu selama beberapa hari.
Pada waktu ini, dokter akan memeriksa kondisi bayi untuk mencari tahu kemungkinan dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit.
Hal ini memang mungkin terjadi pada pengidap stenosis pilorus karena asupan makanan bayi tidak dapat mengalir ke usus kecil dengan mudah.
Jika terjadi dehidrasi pada bayi, dokter akan terlebih dahulu memberikan cairan dan elektrolit pengganti melalui intravena atau infus.
Biasanya, ini memakan waktu sekitar 1 atau 2 hari sebelum operasi.
Selain mendapat cairan pengganti, bayi Anda pun mungkin akan menggunakan alat monitor apnea untuk memeriksa kondisi pernapasannya.
Bagaimana prosedur operasi piloromiotomi?
Piloromiotomi adalah prosedur operasi menggunakan anestesi atau obat bius total. Artinya, bayi akan tertidur dan tidak merasakan sakit selama operasi berlangsung.
Setelah obat bius bekerja, dokter bedah akan memulai prosedur operasi dengan membuat sayatan di perut.
Adapun operasi piloromiotomi biasanya dilakukan dengan prosedur laparoskopi, yaitu menggunakan tabung logam tipis dengan kamera kecil melalui operasi invasif minimal.
Artinya, pada prosedur ini, dokter hanya akan membuat sayatan kecil di beberapa area perut sekitar pusar bayi Anda.
Melalui sayatan tersebut, dokter akan memasukkan alat laparoskop untuk memeriksa area pilorus, kemudian memotong lapisan luar ototnya yang menebal.
Meski demikian, tidak ada bagian otot yang diangkat pada operasi ini.
Dokter bedah hanya membelah otot yang menebal dan menyebarkannya sehingga membuka jalan dari lambung menuju usus kecil.
Setelah selesai, dokter akan menutup sayatan dengan jahitan, sedangkan bagian otot yang dokter perbaiki akan sembuh dengan sendirinya.
Prosedur ini umumnya berlangsung selama 30—60menit.
Apa saja komplikasi yang bisa terjadi setelah operasi?
- Nyeri.
- Berdarah.
- Infeksi pada tempat pembedahan (luka).
- Adanya bekas luka.
- Muntah setelah operasi.
Apa yang terjadi setelah prosedur ini selesai?
Setelah piloromiotomi selesai, tim medis akan memindahkan bayi Anda ke ruang post anesthesia care unit (PACU) hingga ia terbangun.
Saat di ruang ini, bayi Anda akan mendapat cairan infus selama beberapa jam.
Tim medis kemudian akan memindahkan bayi ke ruang rawat inap biasa dan Anda sudah boleh menyusui bayi Anda kembali.
Melansir dari Mayo Clinic, umumnya, Anda boleh kembali menyusui bayi Anda dalam waktu 12—24 jam setelah operasi.
Pada saat ini, bayi mungkin ingin menyusu lebih sering dari biasanya. Bahkan, terkadang, muntah pada bayi pun masih terjadi selama beberapa hari setelah operasi.
Oleh karena itu, bayi Anda masih akan tetap berada di rumah sakit selama 3—4 hari atau hingga kondisinya membaik.
Selama ini pula, dokter mungkin akan memberi obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit pada bekas sayatan.
Jika bayi Anda sudah dapat menyusu dengan baik dan kondisi vitalnya normal (detak jantung, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh), Anda sudah boleh membawa pulang bayi Anda ke rumah.
Selama masa pemulihan di rumah, pastikan bayi Anda sudah dapat menyusu dengan normal dan berat badan bayi bertambah.
Tanyakan pula pada dokter kapan perlu cek bayi Anda kembali ke rumah sakit.