Demam dapat dialami oleh siapa saja di semua golongan usia, termasuk bayi. Tak jarang, demam pada bayi membuat orangtua merasa panik. Padahal, sangat penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan mengetahui kapan harus memeriksakan bayi ke dokter.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Demam dapat dialami oleh siapa saja di semua golongan usia, termasuk bayi. Tak jarang, demam pada bayi membuat orangtua merasa panik. Padahal, sangat penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan mengetahui kapan harus memeriksakan bayi ke dokter.
Dengan begitu, si kecil bisa mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisinya. Agar lebih jelas mengenai penyebab, gejala, hingga penanganan, simak penjelasan terkait demam pada bayi di bawah ini.
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas suhu tubuh normal.
Untuk bayi dan anak-anak, suhu tubuh normal sekitar 36,4 derajat Celsius.
Namun, suhu tersebut dapat berbeda-beda pada setiap bayi maupun anak.
Demam pada bayi umumnya terjadi saat suhu tubuh mencapai 38 derajat Celsius atau lebih.
Perkiraan suhu tersebut bisa berbeda tergantung dari bagian tubuh yang diukur.
Berdasarkan masing-masing bagian tubuh, bayi dapat dikatakan mengalami demam bila memiliki suhu tubuh sebagai berikut.
Meski menjadi metode paling umum digunakan, perlu diketahui bahwa mengukur suhu tubuh dari ketiak tidak selalu akurat.
Anda disarankan untuk mengukur dari bagian tubuh lain jika merasa tidak yakin dengan hasil pemeriksaan dari ketiak.
Bayi demam dapat ditandai dengan gejala berupa:
Demam pada bayi dapat terjadi secara perlahan dalam beberapa hari atau meningkat dengan cepat. Demam juga dapat terjadi secara naik turun.
Meski memang menimbulkan rasa khawatir pada orangtua, bayi demam tinggi tidak selalu menandakan kondisi yang serius.
Melansir dari Seattle Childrens, orangtua disarankan untuk segera melakukan pemerisaan ke dokter apabila bayi mengalami gejala berikut ini.
Segera cari pertolongan medis ke UGD jika bayi mengalami gejala sebagai berikut.
Pada umumnya, demam adalah respons tubuh dalam melawan penyebab infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
Oleh karena itu, demam sendiri bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit atau kondisi.
Demam pada si kecil dapat dipicu oleh beragam penyakit atau kondisi.
Beberapa penyebab bayi demam di antaranya yaitu sebagai berikut.
Infeksi virus merupakan penyakit yang paling sering menimbulkan demam.
Demam biasanya menjadi gejala yang pertama muncul sebelum gejala lainnya. Infeksi virus yang dapat menyebabkan demam yakni flu, pilek, dan roseola.
Infeksi bakteri juga dapat memicu demam pada bayi.
Beberapa infeksi bakteri penyebab demam yaitu radang tenggorokan, infeksi kandung kemih, infeksi telinga, pneumonia, dan meningitis.
Bayi demam setelah vaksinansi merupakan hal yang normal. Demam menandakan bahwa vaksinasi bekerja dengan baik di dalam tubuh.
Demam biasanya muncul dalam 12 jam setelah vaksinasi dan dapat berlangsung selama 2-3 hari.
Kondisi ini dapat menimbulkan demam ringan pada bayi. Kepanasan bisa terjadi akibat cuaca yang sangat panas (heat wave) atau pakaian yang terlalu tebal.
Demam akibat kondisi ini biasanya akan mereda dengan cepat setelah si kecil berpindah ke tempat yang sejuk, beristirahat, dan banyak minum.
Demam yang terjadi pada bayi berusia kurang dari 3 bulan dapat menandakan kondisi yang serius, seperti sepsis.
Infeksi bakteri pada bayi baru lahir dapat memburuk dengan cepat. Oleh karena itu, perlu ditangani dengan segera.
Perlu diingat bahwa tidak semua demam membutuhkan pengobatan.
Umumnya, demam hanya perlu ditangani bila menimbulkan rasa tidak nyaman pada bayi.
Ada beberapa penanganan bayi demam yang dapat dilakukan orangtua secara mandiri di rumah, di antaranya yaitu sebagai berikut.
Bayi yang mengalami demam harus minum banyak cairan.
Anda bisa memberi bayi ASI atau susu formula yang dapat diberikan dalam porsi lebih sedikit tapi lebih sering.
Bayi berusia di atas 6 bulan juga dapat diberikan lebih banyak air putih. Namun, jangan memberikan jus buah kepada bayi.
Jika bayi juga mengalami muntah, coba berikan cairan elektrolit, seperti pedialyte.
Bayi yang sudah bisa mengonsumsi makanan diperbolehkan untuk diberi makan. Akan tetapi, jangan memaksakan bayi untuk makan jika ia tidak mau.
Meski demam disertai menggigil, tidak disarankan untuk menyelimuti bayi dengan pakaian atau selimut yang terlalu tebal.
Hal tersebut bisa membuat suhu tubuh yang tinggi pada bayi sulit turun atau bahkan membuatnya semakin tinggi.
Sebaiknya pakaikan bayi pakaian yang tipis dan beri satu selimut saat tidur.
Pastikan juga suhu ruangan tidak terlalu panas atau dingin untuk bayi.
Kompres air hangat dapat digunakan untuk membantu menurunkan demam pada bayi, terutama jika suhu tubuh mencapai 40 derajat Celsius dan demam menimbulkan rasa tidak nyaman pada bayi.
Saat mengompres, gunakan air yang hangat sekitar 32,2—35 derajat Celsius.
Hindari menggunakan air dingin, es batu, atau air yang mengandung alkohol karena dapat membuat suhu tubuh turun terlalu cepat.
Hentikan penggunaan kompres saat bayi mulai merasa kedinginan.
Penggunaan kompres juga tidak perlu dilanjutkan bila bayi tidak nyaman saat dikompres atau suhu tubuh tidak kunjung turun setelahnya.
Jika diperlukan, obat penurun panas juga dapat diberikan kepada bayi.
Obat penurun panas yang dapat diberikan pada bayi meliputi paracetamol dan ibuprofen.
Namun, perlu diingat untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau baca aturan pakai sebelum memberikan obat-obatan kepada bayi.
Dosis yang tidak tepat dapat memicu timbulnya efek samping obat pada bayi.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar