backup og meta

Penyakit Kawasaki

Penyakit Kawasaki

Penyakit kawasaki menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai pada anak. Pasalnya, penyakit ini bisa menimbulkan dampak yang serius, bahkan bisa berakibat fatal. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali gejalanya pada anak agar bisa segera melakukan penanganan yang dibutuhkan. Ketahui selengkapnya terkait penyakit Kawasaki di bawah ini.

Apa itu penyakit Kawasaki?

Penyakit Kawasaki, atau yang juga dikenal dengan istilah mucocutaneous lymph node syndrome, adalah suatu penyakit langka yang menyerang pembuluh darah.

Ini merupakan penyakit yang lebih sering ditemukan pada bayi dan anak-anak.

Penyakit Kawasaki menyebabkan terjadinya peradangan pada pembuluh arteri, vena, dan kapiler. Kondisi ini juga memengaruhi kelenjar getah bening dan fungsi jantung.

Selain itu, penyakit Kawasaki merupakan salah satu penyebab utama tingginya kasus penyakit jantung pada anak-anak.

Apabila penyakit ini terdeteksi dan ditangani sejak awal, risiko menderita masalah jantung akan menurun dan gejala-gejala yang dialami pun akan semakin membaik.

Namun hingga saat ini, penyebab kemunculan penyakit ini masih belum diketahui.

Seberapa umumkah penyakit Kawasaki?

Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang tergolong langka, tapi sangat serius dan dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.

Penyakit ini lebih umum ditemukan di negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Taiwan, dengan frekuensi 10—20 kali lebih tinggi dibanding negara-negara lainnya.

Kasus kemunculan atau diagnosis penyakit Kawasaki terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Umumnya, pasien yang terdiagnosis dengan penyakit ini sekitar 77% berusia di bawah 5 tahun, dengan usia rata-rata 2 tahun.

Selain itu, dilansir dari American Heart Association, penyakit ini 1,5 kali lebih sering ditemukan pada anak berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Angka kematian dan komplikasi penyakit pun lebih sering ditemukan pada pasien laki-laki dibandingkan perempuan.

Tanda dan gejala penyakit Kawasaki

gangguan pencernaan pada anak

Tanda-tanda dan gejala penyakit Kawasaki umumnya muncul secara bertahap. Pada beberapa negara di Asia, gejala-gejala lebih sering muncul saat pertengahan musim panas.

Gejala yang paling umum ditemukan adalah demam tinggi berkepanjangan. Selain itu, akan ada beberapa gejala tambahan seiring dengan berkembangnya penyakit.

Umumnya, kemunculan gejala dibagi menjadi tiga fase. Tanda-tanda dan gejala dari fase pertama dapat meliputi berikut ini.

  • Demam yang umumnya lebih tinggi dari 39 derajat Celcius dan berlangsung lebih dari 5 hari.
  • Mata yang sangat merah (konjungtivitis), tapi tidak ada penumpukan cairan atau kotoran.
  • Ruam pada beberapa bagian tubuh dan area kelamin.
  • Bibir merah, kering, pecah-pecah, dan lidah yang sangat merah dan bengkak (strawberry tongue).
  • Pembengkakan dan kemerahan pada telapak tangan dan kaki.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian leher dan bagian tubuh lainnya.
  • Anak menjadi rewel dan mudah marah.

Fase kedua biasanya dimulai 2 minggu setelah anak pertama kali mengalami demam. Anak Anda mungkin akan mengalami gejala-gejala tambahan, seperti berikut ini.

  • Pengelupasan pada kulit tangan dan kaki, terutama pada ujung jari tangan dan kaki, kulit yang mengelupas biasanya berukuran besar.
  • Nyeri sendi.
  • Muntah.
  • Sakit perut.
  • Diare.

Pada fase ketiga, tanda-tanda dan gejala akan menghilang secara perlahan kecuali terjadi komplikasi. Mungkin diperlukan sekitar 8 minggu sebelum kondisi anak kembali normal.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Apabila anak Anda menderita tanda-tanda dan gejala yang telah disebutkan di atas, sebaiknya periksakan anak ke dokter terdekat. Anda dapat segera membawa anak ke dokter apabila hal-hal berikut terjadi.
  • Demam yang berlangsung lebih dari 5 hari.
  • Mengalami lima gejala utama, yaitu kemerahan di kedua mata, bibir dan mulut kering, tangan dan kaki membengkak atau mengelupas, muncul ruam, serta pembengkakan di kelenjar getah bening bagian leher.
Diagnosis dan penanganan yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah terjadinya komplikasi.

Komplikasi penyakit Kawasaki

Penyakit Kawasaki adalah salah satu penyebab utama terjadinya serangan jantung pada anak-anak. Sebanyak 25% penderita penyakit ini mengalami komplikasi pada jantung.

Namun, dengan penanganan yang tepat, risiko anak mengalami masalah pada jantungnya dapat dikurangi.

Komplikasi yang mungkin dapat timbul pada jantung adalah sebagai berikut.

  • Peradangan pembuluh darah (vaskulitis), umumnya terjadi di arteri koroner yang menyuplai darah ke jantung.
  • Peradangan lapisan membran jantung (perikarditis).
  • Peningkatan denyut jantung (takikardia).
  • Peradangan otot jantung (miokarditis).
  • Masalah pada katup mitral jantung.
  • Serangan jantung.

Selain komplikasi pada jantung, penyakit Kawasaki juga terkadang dapat memengaruhi fungsi organ tubuh lain, seperti berikut ini.

  • Peradangan pada sendi (arthritis).
  • Pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali).
  • Peradangan selaput otak (meningitis).
  • Peradangan telinga (otitis media).

Penyebab penyakit Kawasaki

mengobati diare pada anak

Hingga saat ini, para peneliti masih belum dapat mengungkap apa penyebab pasti munculnya penyakit ini. Namun, satu hal yang para peneliti yakini adalah penyakit ini tidak menular dari kontak fisik.

Selain itu, diyakini bahwa penyakit Kawasaki muncul akibat adanya infeksi. Faktor sistem imun tubuh dan genetik juga diduga kuat berperan dalam kemunculan penyakit ini.

1. Infeksi

Gejala dan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh penderita penyakit ini serupa dengan tanda-tanda infeksi.

Maka dari itu, ada kemungkinan bahwa kondisi ini termasuk ke dalam penyakit infeksi pada anak yang berasal dari bakteri atau virus tertentu yang memicu munculnya penyakit ini.

Namun, hingga sekarang, belum diketahui secara pasti apa patogen yang menimbulkan penyakit ini.

Beberapa patogen yang telah diteliti dan diduga berperan dalam munculnya gejala-gejala adalah parvovirus B19, rotavirus, virus Epstein-Barr, dan virus parainfluenza tipe 3.

2. Faktor genetik

Selain karena kemungkinan infeksi virus atau bakteri, para ahli menduga bahwa memang terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan kelainan genetik.

Hal inilah yang membuatnya lebih mudah terserang penyakit ini. Itu artinya, kondisi tersebut bisa jadi diturunkan dari orangtua sang anak.

Hal ini didukung pula dengan fakta bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak-anak keturunan Asia Timur, khususnya Jepang dan Korea.

Jadi, tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit Kawasaki disebabkan oleh masalah genetik.

Faktor risiko penyakit Kawasaki

Penyakit Kawasaki adalah kondisi yang dapat menyerang siapa saja. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini.

Meski begitu, memiliki salah satu atau bahkan semua faktor risiko bukan berarti Anda atau anak Anda pasti akan terserang penyakit ini.

Dalam beberapa kasus, kawasaki juga dapat terjadi pada penderita yang tidak memiliki faktor risiko apa pun.

Berikut adalah faktor-faktor risiko untuk penyakit Kawasaki.

  • Usia. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak-anak dan bayi, terutama yang berusia di bawah 5 tahun. Rata-rata usia penderita saat terdiagnosis adalah usia 2 tahun. Namun, terdapat beberapa kasus yang terjadi pada pasien berusia antara 18 hingga 30 tahun.
  • Jenis kelamin. Anak berjenis kelamin laki-laki diketahui lebih berisiko terkena penyakit ini dibandingkan dengan anak-anak perempuan.
  • Kelompok etnis. Kejadian penyakit ini paling sering ditemukan di negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Taiwan.

Diagnosis penyakit Kawasaki

dampak gizi buruk kwashiorkor pada anak

Penyakit Kawasaki adalah kondisi yang sangat sulit didiagnosis karena tidak ada tes khusus untuk mendeteksinya.

Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini juga dapat terdiagnosis meskipun penderitanya tidak menunjukkan gejala-gejala utama yang disebutkan di atas, atau bahkan demamnya berlangsung kurang dari 4 hari.

Dengan gejala-gejala yang ada, kemungkinan ada penyakit atau masalah kesehatan lain yang anak Anda derita, seperti berikut ini.

  • Toxic shock syndrome.
  • Demam scarlet, yang disebabkan oleh bakteri streptococcus.
  • Campak.
  • Demam kelenjar getah bening.
  • Rheumatoid arthritis.
  • Sindrom Stevens-Johnson, kelainan pada selaput lendir.
  • Meningitis.
  • Lupus.

Untuk memastikan apakah anak Anda mengidap penyakit Kawasaki atau bukan, dokter akan melakukan beberapa tes yang meliputi berikut ini.

1. Tes urine

Tes ini dilakukan dengan mengambil sedikit sampel urine anak Anda.

Urine akan diperiksa di laboratorium untuk melihat apakah terdapat sel darah putih dan protein (albumin) di dalamnya.

2. Tes darah

Dokter akan mengambil darah anak untuk diperiksa kadar sel darah putih dan tingkat sedimentasinya.

Hal tersebut dapat membantu menunjukkan apakah terjadi inflamasi atau peradangan di dalam tubuh.

Tes darah juga membantu dokter mengetahui adanya penggumpalan di dalam darah.

3. X-ray dada

Melalui prosedur ini, dokter akan mengambil gambar bagian dalam dada anak, seperti jantung dan paru-paru.

Tes ini bertujuan untuk melihat apakah penyakit Kawasaki telah menyerang jantung atau tidak.

4. Elektrokardiogram

Tes ini dilakukan dengan cara menempelkan elektroda ke kulit, kemudian menghitung impuls listrik pada detak jantung anak.

Hal ini disebabkan karena penyakit Kawasaki juga dapat memengaruhi kecepatan detak jantung.

5. Ekokardiogram

Pada tes ini, dokter menggunakan teknologi ultrasound untuk melihat seberapa baik fungsi jantung. Kelainan pada arteri koroner pun juga dapat terdeteksi dengan prosedur ini.

Pengobatan penyakit Kawasaki

obat mual anak cara mengatasi mual anak

Untuk mengurangi terjadinya komplikasi, dokter akan segera menyarankan pengobatan penyakit Kawasaki secepat mungkin, terutama saat anak Anda masih mengalami demam.

Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mengurangi dan mencegah risiko kerusakan jantung serta mengurangi gejala-gejala seperti peradangan dan demam.

Pengobatan utama yang biasanya diberikan dokter adalah infus immunoglobulin dan aspirin. Berikut penjelasannya.

1. Immunoglobulin (IVIG)

Dokter akan memberikan pengobatan immunoglobulin melalui vena (infus). Pengobatan ini dapat membantu menurunkan risiko masalah arteri koroner dan jantung sebanyak 20%.

2. Aspirin

Aspirin dengan dosis tertentu dapat membantu mengobati inflamasi atau peradangan. Obat ini juga dapat membantu mengurangi nyeri dan radang sendi, termasuk pula menurunkan demam.

Pemberian aspirin pada anak-anak hanya diperbolehkan pada kasus penyakit ini, dan tentunya dalam anjuran atau resep dokter.

Selain itu, ketika sedang terjadi wabah flu atau cacar air, anak yang menjalani pengobatan dengan aspirin memiliki risiko terkena sindrom Reye.

Untuk mencegah hal tersebut, dokter akan merekomendasikan vaksinasi influenza tahunan serta kemungkinan mengganti aspirin dengan dipyridamole.

Dalam beberapa kasus, apabila anak mengidap masalah jantung akibat penyakit ini, dokter akan memberikan penanganan lebih lanjut berupa berikut ini.

  • Obat antikoagulan. Obat ini membantu mengurangi risiko penggumpalan darah. Biasanya, dokter akan meresepkan clopidogrel (Plavix), warfarin (Coumadin, Jantoven), dan heparin.
  • Angioplasti arteri koroner. Anak yang menderita penyakit ini berisiko mengalami penyempitan arteri. Prosedur angioplasti ini dilakukan untuk memperlancar aliran darah menuju jantung.
  • Pemasangan stent. Dalam prosedur ini, sebuah alat diletakkan di arteri untuk memperlancar aliran darah dan mencegah terjadinya penyumbatan. Prosedur ini biasanya dikombinasikan dengan angioplasti.
  • Bypass arteri koroner. Operasi ini dilakukan dengan cara mengalihkan aliran darah dengan pencangkokan pembuluh darah. Biasanya, pembuluh darah yang diambil adalah yang berada di kaki, lengan, atau dada.

Pengobatan rumahan untuk penyakit Kawasaki

Terapi aspirin umumnya dilanjutkan di rumah. Namun, karena risiko terhadap sindrom Reye, jangan berikan aspirin pada anak Anda tanpa persetujuan dokter.

Jika anak Anda terekspos atau mengalami cacar air atau flu (influenza) selagi mengonsumsi aspirin, segera hubungi dokter.

Anak Anda mungkin akan merasa lelah dan rewel. Kulitnya pun akan kering selama sekitar sebulan.

Cobalah untuk menjaga anak Anda dari kelelahan. Berikan lotion kulit untuk melembapkan jari-jari tangan dan kaki.

Berapa lama penyakit kawasaki sembuh?

Akan diperlukan beberapa minggu sebelum anak Anda pulih atau sembuh dengan total. Namun biasanya, anak-anak yang memiliki penyakit Kawasaki membaik dan tidak mengalami masalah jangka panjang. Perawatan dini penting dilakukan, karena dapat memperpendek penyakit dan menurunkan kemungkinan gangguan jantung.

Tes lanjutan dapat membantu Anda dan dokter untuk memastikan penyakit ini tidak menyebabkan gangguan pada jantung.

Beberapa anak dapat mengalami kerusakan pada arteri koroner. Arteri dapat menjadi terlalu besar dan terjadi aneurisma.

Arteri mungkin juga menyempit dan berisiko mengalami pembekuan darah. Anak yang mengalami kerusakan arteri koroner lebih mungkin mengalami serangan jantung di usia dewasa.

Apabila anak Anda mengalami penyakit ini, ketahui apa yang perlu diperhatikan dan kapan mencari bantuan.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What Is Vasculitis? (n.d.). Retrieved 22 December 2023, from https://www.nhlbi.nih.gov/health/vasculitis

Kawasaki disease. (2023). Retrieved 22 December 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kawasaki-disease/symptoms-causes/syc-20354598

Kawasaki Disease. (2023). Retrieved 22 December 2023, from https://www.heart.org/en/health-topics/kawasaki-disease

Kawasaki Disease – Symptoms, Causes, Treatment: NORD. (2023). Retrieved 22 December 2023, from https://rarediseases.org/rare-diseases/kawasaki-disease/

Kawasaki disease. (N.d.). Retrieved 22 December 2023, from https://www.nhs.uk/conditions/kawasaki-disease/

Kawasaki disease: MedlinePlus Genetics. (n.d.). Retrieved 22 December 2023, from https://medlineplus.gov/genetics/condition/kawasaki-disease/#frequency

McCrindle, B. W., Rowley, A. H., Newburger, J. W., Burns, J. C., Bolger, A. F., Gewitz, M., … Pahl, E. (2017). Circulation135(17). https://doi.org/10.1161/cir.0000000000000484

Jindal, A. K., Pilania, R. K., Guleria, S., Vignesh, P., Suri, D., Gupta, A., … Singh, S. (2020). Kawasaki Disease in Children Older Than 10 Years: A Clinical Experience From Northwest India. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7034337/

Versi Terbaru

02/01/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Mengulik Gejala dan Penyebab Terjadinya Penyakit Jantung

Berbagai Penyebab Serangan Jantung yang Penting Diketahui


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 02/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan