- emosi yang tidak terkendali,
- perilaku agresif dan tidak rasional,
- kebingungan, disorientasi hingga halusinasi,
- lemah atau lumpuh pada lengan dan tungkai,
- kejang,
- lesu yang berlebihan, dan
- kesadaran yang menurun.
Kondisi-kondisi di atas menandakan bahwa anak membutuhkan tindakan medis darurat.
Selain itu, Anda juga perlu membawa si kecil ke dokter apabila ia mengalami berbagai gejala tertentu setelah flu dan cacar, seperti:
- muntah terus menerus,
- mengantuk atau lelah yang tidak wajar, dan
- perubahan perilaku secara tiba-tiba.
Kebanyakan anak dan remaja dapat selamat dari sindrom Reye. Namun, di sisi lain, terdapat pula sejumlah kasus yang menyebabkan kerusakan permanen pada otak.
Bahkan, sindrom ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa hari jika penderita tidak mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat.
Oleh karena itu, amat penting untuk memeriksakan anak ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada penyakit ini.
Pencegahan sindrom Reye
Meskipun Reye syndrome dapat menyebabkan gangguan hati dan otak bahkan kematian, Anda tak perlu khawatir secara berlebihan.
Ini karena sindrom Reye bisa dicegah dengan beberapa cara berikut.
1. Tidak memberikan aspirin pada anak sembarangan
Aspirin sebenarnya boleh diberikan pada anak, syaratnya ia harus berusia 2 tahun ke atas.
Ini karena menurut sejumlah penelitian, aspirin diduga kuat sebagai salah satu faktor risiko Reye syndrome jika diberikan pada anak di bawah 2 tahun.
Meskipun aspirin sudah diperbolehkan pada anak usia 2 tahun ke atas, sebaiknya jangan diberikan jika anak mengalami flu dan cacar atau baru saja pulih dari penyakit-penyakit tersebut.
2. Lakukan pemeriksaan pemeriksaan fungsi hati pada bayi baru lahir
Sejumlah rumah sakit telah menyediakan fasilitas screening kepada bayi baru lahir untuk memeriksa adanya gangguan fungsi hati atau gangguan oksidasi asam lemak.
Sebaiknya orang tua melakukan pemeriksaan ini. Hal ini karena jika anak mengalami gangguan hati, dia tidak diperbolehkan mengonsumsi aspirin atau produk yang mengandung aspirin.
3. Selalu mengecek label kemasan obat-obatan
Aspirin banyak terkandung dalam obat-obatan yang dijual di pasaran. Selain menggunakan nama “aspirin”, zat ini juga seringkali menggunakan nama lain seperti:
- acetylsalicylic acid,
- acetylsalicylate,
- salicylic acid, dan
- salicylate.
Oleh karena itu, sebelum membeli obat-obatan untuk anak, Anda perlu mengecek terlebih dahulu label kemasan.
Jika terdapat kandungan aspirin baik dengan nama “aspirin” ataupun dengan nama yang disebutkan di atas sebaiknya Anda berhati-hati dalam menggunakannya.
Selain memeriksa kandungan obat, Anda juga perlu memeriksa keterangan-keterangan lain yang dicantumkan pada kemasan seperti kontra indikasi, dosis dan usia yang disarankan.
4. Berikan obat selain aspirin untuk meredakan demam dan nyeri
Untuk meredakan demam dan nyeri, Anda bisa memberikan obat yang mengandung bahan lain yang relatif lebih aman untuk anak Anda, seperti asetaminofen atau ibuprofen.
5. Lakukan vaksinasi pada anak
Aspirin akan berpengaruh pada anak yang mengalami cacar air ataupun flu. Oleh karena itu, jika anak Anda terpaksa harus mengonsumsi aspirin, pastikan dia telah menerima vaksinasi cacar ataupun flu.
Berkonsultasilah ke dokter untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang penyakit ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar