backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Waspadai Berbagai Penyakit Mata yang Bisa Dialami Si Kecil

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Waspadai Berbagai Penyakit Mata yang Bisa Dialami Si Kecil

    Penyakit mata pada anak merupakan kondisi yang cukup umum. Bila mengalami sakit mata, si kecil tentunya akan merasa tidak nyaman, bahkan bisa saja mengganggu penglihatannya. Bila dibiarkan, sakit mata pada anak dapat menghambat proses belajar dan aktivitas mereka sehari-hari. Yuk, waspadai beberapa penyakit mata pada anak berikut ini!

    Beberapa penyakit mata yang bisa terjadi pada anak

    menjaga kesehatan mata anak

    Mata adalah indra yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak.

    Pasalnya, mata tidak hanya digunakan untuk melihat, tapi juga membantu untuk mengeksplorasi dan mempelajari segala hal di sekeliling si kecil.

    Menurut American Academy of Pediatric, pemeriksaan kesehatan mata anak harus dilakukan secara rutin dimulai saat ia baru dilahirkan.

    Ini dilakukan agar orangtua tahu bagaimana perkembangan indra penglihatan sekaligus mendeteksi adanya masalah mata pada anak lebih dini.

    Berikut beberapa penyakit mata yang pada anak yang umum terjadi dan perlu diketahui orangtua.

    1. Mata merah

    Sakit mata pada anak identik dengan mata merah. Nah, dalam istilah medis, ini disebut juga dengan konjungtivitis.

    Seperti halnya orang dewasa, mata merah bisa terjadi karena mata anak terkena debu, kotoran, atau kemasukan serangga kecil. Bahkan, kondisi ini bisa pula terjadi karena iritasi atau alergi terhadap sesuatu.

    Bila ini terjadi, hindari si kecil mengucek matanya. Bukannya sembuh, tindakan ini justru dapat menyebarkan kotoran atau alergen tersebut ke semua bagian mata.

    Lebih baik Anda mengompresnya dengan air hangat atau air dingin menggunakan kain yang bersih dan lembut agar sakit mata pada anak segera sembuh.

    2. Bintitan

    Banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang penyebab sakit mata pada anak yang satu ini. Namun, menurut ilmu medis, penyakit yang bernama hordeolum ini disebabkan oleh adanya infeksi bakteri.

    Dikutip dari American Optometric Association, bintitan berawal dari infeksi pada kelenjar minyak di kelopak mata.

    Selanjutnya, muncullah gejala mata bengkak, kemerahan, air mata berlebihan, dan rasa nyeri.

    Anak menjadi rentan terkena kondisi ini karena belum pandai menjaga kebersihan tangan sehingga bakteri lebih mudah masuk saat si kecil menyentuh matanya.

    Untuk mengobatinya, Anda bisa memberikan kompres air hangat dan tetes mata antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter.

    3. Kalazion

    Kalazion merupakan penyakit mata pada anak yang menyebabkan benjolan di kelopak mata karena pembengkakan kelenjar minyak. 

    Meskipun gejalanya mirip dengan bintitan, bedanya kalazion tidak menimbulkan rasa sakit. Selain itu, kecepatan membengkaknya pun cenderung lebih lambat daripada bintitan.

    Kondisi ini sangat umum terjadi pada anak dengan masalah kulit, seperti eksim atau rosacea.

    Untuk mengobatinya, lakukan kompres hangat dan pijatan yang lembut agar benjolan dapat mengempis secara perlahan.

    4. Miopia

    Rabun dekat atau miopia merupakan penyakit mata pada anak yang kini semakin banyak terjadi. Pasalnya, hal ini erat kaitannya dengan penggunaan gadget pada anak.

    Sebuah studi yang diterbitkan oleh Clinical and Experimental Optometry dilakukan pada 418 siswa pengguna smartphone

    Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan smartphone selama 5 jam lebih setiap harinya lebih berisiko mengalami rabun dekat.

    Fenomena ini semakin memperbanyak anak yang sudah memakai kacamata lensa minus di usia yang masih muda.

    5. Mata Silinder

    Astigmatisme atau dikenal juga dengan mata silinder ini membuat pandangan anak menjadi berbayang ketika melihat objek yang terlalu jauh maupun dekat.

    Pada kasus yang cukup parah, astigmatisme juga dapat menimbulkan gejala lain seperti sakit kepala dan mata cepat lelah ketika mencoba fokus untuk melihat suatu objek.

    Berbeda dengan rabun dekat, kondisi ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor keturunan, cedera pada mata, atau efek samping operasi.

    Untuk mengatasinya, si kecil membutuhkan bantuan kacamata. Bila usianya sudah cukup besar, ia mungkin bisa menjalani operasi pembedahan refraktif.

    6. Penyumbatan saluran air mata

    Melansir situs Kids Health, beberapa anak mungkin terlahir dengan saluran air mata yang berkembang sempurna.

    Penyakit mata pada anak ini dapat menyebabkan saluran air mata anak tersumbat sehingga ujung mata anak mudah bernanah dan berkerak.

    Untungnya, kondisi ni bisa diobati di rumah, seperti memberikan pijatan, kompres air hangat, dan pemberian antibiotik jika terjadi infeksi.

    Anak mungkin tidak memerlukan perawatan khusus. Seiring waktu, kondisi ini dapat membaik di usia 1 tahun ke atas.

    Namun, bila mengalami infeksi serius, anak mungkin perlu menjalani operasi pembedahan untuk meregangkan saluran matanya.

    penyebab mata panda pada anak

    7. Mata juling

    Strabismus atau mata juling merupakan penyakit mata pada anak yang sudah menunjukkan tanda-tandanya sejak bayi.

    Ada beberapa kondisi yang menyebabkan sakit mata yang satu ini, seperti amblyopia (mata malas), tumor otak, atau masalah saraf lainnya.

    Untuk mengatasinya, anak mungkin memerlukan eye patch, terapi latihan mata, kacamata, atau operasi pembedahan otot mata.

    8. Ptosis

    Ptosis adalah kondisi ketika kelopak mata atas lebih rendah dari yang seharusnya. Ini dapat terjadi pada satu atau kedua mata. 

    Penyakit mata ini dapat terjadi sejak anak lahir atau bisa pula baru terjadi dalam satu tahun pertama.

    Sakit mata pada anak yang disebut juga ptosis kongenital ini dapat disebabkan oleh cedera saat proses melahirkan, gangguan pergerakan mata, tumor, atau masalah pada saraf.

    Diperlukan operasi pembedahan untuk mengatasinya. Namun, operasi baru bisa dilakukan setelah anak berusia 3 atau 4 tahun.

    9. Katarak

    Katarak memang lebih sering menyerang orang dewasa yang lebih tua, tetapi ada beberapa bayi yang sudah mengalami katarak sejak lahir. Kondisi ini disebut juga dengan katarak kongenital.

    Selain itu, terdapat pula katarak yang baru terdeteksi beberapa tahun setelah anak lahir yang disebut dengan katarak juvenil.

    Gejala katarak pada anak dapat berupa penglihatan yang buruk, bola mata bergerak-gerak (nistagmus), serta kedua mata melihat ke arah yang berbeda.

    Pupil yang berwarna abu-abu atau putih merupakan gejala khas katarak. Bila anak mengalaminya, artinya Anda perlu mengobati katarak pada anak dengan lebih serius.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan