Katarak kongenital adalah kelainan atau cacat bawaan ketika lensa mata bayi keruh atau buram sejak lahir. Keruh atau buramnya lensa mata bayi ini dapat menyebabkan si kecil sulit melihat sesuatu dengan jelas.
Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata menuju retina sehingga mata bisa menangkap gambar dengan jelas.
Namun, jika seorang bayi mengalami katarak akibat bawaan lahir, sinar cahaya yang masuk ke mata menjadi tersebar ketika melewati lensa yang keruh. Alhasil, gambar dan cahaya yang masuk ke dalam mata menjadi kabur dan tidak sempurna.
Penglihatan bayi dikatakan tidak peka saat ia tidak menoleh ketika ada orang di sampingnya.
Beberapa jenis katarak kongenital adalah sebagai berikut:
Katarak kongenital pada bayi adalah kelainan atau cacat lahir yang terbilang jarang terjadi. Menurut American Academy of Ophthalmology, katarak pada bayi sejak lahir diperkirakan dapat menyebabkan kebutaan pada 5-20% bayi dan anak.
Berdasarkan laman Kids Health, katarak kongenital pada bayi umumnya ditandai dengan gejala berupa adanya warna abu-abu atau putih pada bagian pupil (tengah) mata.
Seluruh bagian hitam mata seolah tertutup oleh lapisan berwarna putih keabu-abuan atau bagian pupil hanya terlihat sedikit.
Katarak pada bayi bisa terjadi di salah satu atau bahkan kedua mata sekaligus. Lapisan buram berwarna putih keabu-abuan pada mata bayi terkadang bisa membesar sehingga semakin memengaruhi penglihatannya.
Selain menyulitkan bayi untuk melihat, katarak kongenital sejak lahir juga dapat mengakibatkan mata seperti bergetar dan juling.
Gejala katarak kongenital ini biasanya tidak terlalu tampak atau sulit ditemukan pada bayi dan anak-anak yang usianya masih sangat kecil.
Akan tetapi, seiring bertambah dewasanya usia anak, ia mungkin akan mengeluhkan tanda dan gejala penglihatan tertentu mengarah pada katarak. Berbagai gejala katarak kongenital pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:
Jadi, meski bayi dan anak-anak yang masih kecil belum mengeluh mengenai gejala katarak, Anda bisa memperhatikan ciri-cirinya. Jika Anda melihat ada bintik putih keabu-abuan di bagian pupil bayi dan anak, ini bisa menjadi tanda katarak.
Agar lebih jelas, coba arahkan senter yang menyala ke mata bayi atau anak Anda untuk memastikannya. Selain itu, Anda juga dapat mengamati kemungkinan adanya gejala katarak pada bayi dan anak dengan melihat tindakannya.
Ambil contohnya, bayi dan anak yang mengalami katarak biasanya tidak melihat ke wajah lawan bicaranya atau benda secara langsung.
Buah hati Anda juga mungkin menyipitkan mata dan berusaha menjaga matanya saat melihat cahaya atau sinar yang terlalu terang.
Katarak kongenital adalah kondisi yang bisa terjadi pada bayi baru lahir. Jika Anda melihat bayi memiliki gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, segera konsultasikan dengan dokter.
Katarak yang umumnya terjadi pada lansia biasanya disebabkan oleh proses penuaan. Sementara itu, katarak kongenital yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh:
Hal yang bisa meningkatkan risiko katarak kongenital pada bayi adalah saat orangtua memiliki genetik katarak kongenitak yang kemudian menurun pada bayinya.
Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mengurangi faktor risiko yang mungkin Anda dan bayi miliki terkait katarak kongenital.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Kebanyakan kasus katarak kongenital pada bayi biasanya dapat didiagnosis segera setelah kelahiran.
Pemeriksaan bayi saat baru lahir dapat membantu mendeteksi kemungkinan adanya masalah atau gangguan di tubuh si kecil.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus, katarak kongenital pada bayi juga dapat tidak terdeteksi hingga bertahun-tahun. Ini karena umumnya anak kecil belum bisa mengeluhkan kondisinya dengan baik jika ada masalah dengan penglihatannya.
Tugas Anda sebagai orangtua yakni membantu mengenali bila si kecil terlihat sensitif saat melihat cahaya terang dan sulit fokus.
Setelah menemukan adanya masalah, dokter akan melakukan pemeriksaan mata menyeluruh kepada anak.
Pemeriksaan mata ini dapat meliputi tes cahaya di kedua mata, memeriksa tekanan intraokular (tekanan bola mata terhadap dinding bola mata), dan prosedur tes lainnya. Dokter bisa mendiagnosis katarak di satu atau kedua bola mata tergantung hasil tes.
Jika dibiarkan, katarak kongenital dapat menghambat penglihatan atau bahkan menyebabkan kebutaan pada anak. Maka itu, diperlukan operasi katarak sesegera mungkin.
Meskipun begitu, tidak semua katarak kongenital harus dioperasi. Katarak yang hanya menutupi bagian tepi lensa mata mungkin tidak perlu dilakukan operasi.
Lensa mata tidak perlu dihilangkan karena penglihatan masih dapat berfungsi tanpa hambatan. Katarak yang sangat kecil juga mungkin tidak perlu dilakukan operasi.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait operasi katarak kongenital adalah:
Operasi katarak pada bayi ini harus dilakukan sedini mungkin untuk menjamin penglihatan bayi cukup bisa untuk berkembang dengan normal.
Beberapa ahli berpendapat bahwa waktu untuk melakukan operasi katarak kongenital adalah antara usia 6 minggu sampai usia 12 minggu (3 bulan).
Tindakan operasi ini bukan berarti tanpa risiko. Risiko terburuk dari operasi katarak ini dapat menyebabkan glaukoma yang terjadi ketika tekanan pada mata terlalu tinggi.
Setelah dilakukan tindakan operasi, mungkin sulit untuk memprediksi apakah penglihatan anak lebih baik. Meski begitu, umumnya, akan selalu ada kemungkinan mata anak yang mengalami katarak kongenital mengalami penurunan penglihatan.
Setelah operasi pengangkatan lensa mata anak yang terkena katarak kongenital, lensa mata anak kemudian bisa digantikan dengan lensa buatan. Pilihan lainnya, anak juga bisa memakai lensa kontak khusus atau menggunakan kacamata setelah operasi.
Tanpa beberapa tindakan koreksi tersebut setelah operasi, penglihatan anak Anda mungkin akan berkurang dan perkembangan penglihatan normal bayi akan terhambat. Namun, di sisi lain, terkadang lensa buatan yang dipasang setelah operasi dikhawatirkan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mata anak.
Dalam beberapa kasus, lensa kontak khusus dipasang pada permukaan mata (kornea) yang digunakan untuk membantu memulihkan penglihatan anak setelah lensa mata anak dihilangkan.
Katarak pada bayi karena bawaan lahir ini baru bisa dilihat dan didiagnosis setelah proses persalinan. Sebelum lahir, belum ada cara untuk mendeteksi masalah ini pada mata janin.
Akan tetapi, Anda bisa melakukan pencegahan untuk tidak terserang penyakit infeksi maupun gangguan kesehatan lainnya selama kehamilan.
Pasalnya, katarak pada bayi ini juga diketahui terjadi akibat komplikasi yang terjadi saat kehamilan. Komplikasi kehamilan yang bisa menyebabkan hal ini adalah penyakit infeksi.
Semua penyakit infeksi tersebut disebabkan oleh virus yang bisa menyebabkan gangguan perkembangan janin. Infeksi virus tersebut bisa dicegah dengan melakukan imunisasi sebelum hamil dan imunisasi saat hamil.
Ada beberapa jenis imunisasi yang memang lebih baik dilakukan sebelum memasuki masa kehamilan utuk mencegah serangan virus.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter kandungan untuk mengetahui informasi seputar imunisasi ibu hamil guna mencegah katarak kongenital pada bayi.
Sementara itu, bila dalam keluarga Anda ada yang memiliki riwayat katarak kongenital, sebaiknya konsultasikan hal ini pada dokter saat sedang merencanakan kehamilan.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar